OW - 1

3.1K 112 1
                                    

Masih terasa segar diingatan Bina awal perkenalannya dengan Sangga sang suami, Bina begitu terpana akan ketampanan Sangga hingga tidak ragu untuk memberikan hatinya saat itu juga. Bak gayung bersambut, Sangga mengiyakan ajakan Bina untuk melanjutkan hubungan mereka secara resmi, yaitu menikah. Tiada terkira rasa senang yang dirasakan Bina saat itu. Bagaimana tidak? Pria yang begitu diinginkannya mengiyakan ajakannya untuk menikah.

Tapi ingatan indah itu harus ternoda dengan terbongkarnya fakta mengejutkan. Sangga mencintai Zenia, perempuan yang dikenal Bina sebagai sahabat baik Sangga. 

Perasaan Bina hancur, selama ini Ia telan semua kecurigaan akan sikap Sangga yang begitu hangat dan perhatian pada Zenia, padahal pada dirinya yang notabene merupakan istri sahnya saja tidak begitu.

Bina menangis tergugu mengingat itu semua.

Flashback

Pertemuan Pertama

Bina sedang tidak bersemangat, hari ini lagi-lagi Ia mendapat teguran dari atasan karena lalai dalam mengerjakan laporan. "Huh.." Desah Bina, memijit kepala dengan sebelah tangan.

"Maaf, boleh saya duduk disini?" Suara seorang pria menginterupsi Bina.

Bina menoleh ke arah pria tersebut dan langsung terpana, pria itu amat tampan.

"Ehm, maaf, boleh saya duduk disini?" Pria itu mengedarkan pandangannya pada sekitar, "Di tempat lain penuh." Jelasnya.

Bina mengangguk dengan antusias, "Silahkan.. silahkan..." Bina seketika melupakan teguran atasannya, kini Ia bersemangat.

Sang pria tersenyum, menambah ketampanannya.

Bina iseng bertanya, "Kamu.. bekerja di gedung ini juga?"

"Oh iya, saya di lantai 4, kamu?" Tanya sang Pria.

"Saya di lantai 3." Jawab Bina, "Saya Bina, kamu?" Bina memperkenalkan dirinya.

"Sangga." Jawab Sangga, diselingi senyuman, lagi-lagi membuat Bina terpana.

"Kamu sering makan siang disini?" Tanya Bina, awalnya Bina makan di kafe ini karena menghindari makan siang bersama teman-temannya, tidak tahunya jadi berkenalan dengan Sangga, sungguh Bina tidak menyesal akan pilihannya.

Sangga mengangguk.

Lalu mengalirlah pembicaraan diantara mereka, Bina yakin Ia telah jatuh cinta pada Sangga.

Lalu mengalirlah pembicaraan diantara mereka, Bina yakin Ia telah jatuh cinta pada Sangga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pertemuan Ketiga

Bina dan Sangga semakin akrab, ini kali ketiga mereka bertemu, mereka juga bertukar nomor telpon.

_____

"Sangga... ada yang ingin aku sampaikan pada kamu." Bina mendadak serius ditengah pembicaraan santai mereka.

Sangga mengambil tisu lalu mengelap sekitar bibirnya, "Katakan saja, Bina."

Bina terlihat ragu, tapi yakin akan keputusannya untuk mengatakannya hari ini juga, "Sangga, sejak pertama aku melihat kamu, aku seperti melihat masa depan." Bina semakin gugup, Ia salah bicara harusnya Ia mengatakan aku langsung terpana, tapi jadi jauh sekali jatuhnya.

Bina menutup separuh wajahnya karena malu.

"Ya.. Bina?" Tanya Sangga hati-hati karena melihat Bina yang wajahnya memerah, malu.

"Maksud aku, duh.. gimana ya bilangnya...?" Bina semakin salah tingkah.

Sementara Sangga sabar menanti apa yang akan dikatakan Bina.

"Aku... aku... aku... " Ucapan Bina terbata-bata.

Bina menarik nafas lalu mengeluarkannya berkali-kali sampai merasa lebih tenang. "Aku, I mean, sejak pertama kali melihat kamu, aku langsung jatuh cinta."

Sangga melongo, Bina menggigit kukunya, benar-benar gugup, ini pertama kalinya Bina menyatakan rasa sukanya.

Sudah kepalang tanggung, baiknya sekalian saja,  batin Bina. "Maukah kamu menikah dengan aku, Sangga?"

Sangga terkejut, bagaimana tidak? Di pertemuan ketiga langsung diajak menikah. Sangga tertawa. "Kenapa kamu tidak mengajak aku berkencan terlebih dahulu?"

"Aku yakin akan perasaan aku pada kamu, itulah mengapa aku mengajak kamu menikah." Bina menjawab dengan menunduk, tidak sanggup menatap Sangga.

"Kalau berbicara, ditatap dong lawan bicaranya." Ucap Sangga.

Perlahan, Bina mengangkat kepalanya memberanikan diri menatap Sangga.

Sangga tersenyum, "Apakah kamu akan bersabar pada aku?"

Bina mengangguk sebagai jawaban.

"Then.. Yes." Jawab Sangga.

Bina tidak percaya ini, dirinya mendapatkan kata "iya" dari Sangga?

"Aku tidak salah dengar? Kamu mau menikah dengan aku?" Tanya Bina, Ia berharap Sangga mengangguk atau apapun yang mengisyaratkan persetujuan.

"Iya Bina, ayo kita menikah." Jawab Sangga.

Bina merasa bahagia, cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. 

Saat itu.

Saat itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

#

24 Agustus 2021 - 15:49

Anothe Story of Bina and Sangga.

Can't move on 😁

Our Wedding (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang