OW - 14

924 63 3
                                    

Yuk yang belum follow, di follow dong hehe. 




Healing



Zenia dan Agasthya akhirnya bertemu, kecanggungan begitu terasa.

"Apakah kamu akan terus diam?" Tanya Zenia. Ia cukup kecewa karena Agasthya yang hanya sekali menghubunginya. Pertemuan ini pun Ia yang mengajak.

"Maafkan aku." Ucap Agasthya.

Zenia diam, begitu pula Agasthya.

"Jika cara komunikasi kita terus buruk seperti ini, jika caramu menyelesaikan hanya diam saja seperti ini, apakah kita bisa melanjutkan hubungan kita? Hanya beberapa bulan lagi, Gas." Ucap Zenia, sedih.

Agasthya menatap Zenia, pandangannya begitu sendu. Kesedihan tepancar dari pandangannya. "Aku akan menyetujui apapun keputusanmu. Apapun."

Zenia meneteskan air matanya, tak kuat dengan ketidakpedulian Agasthya mengenai kelangsungan hubungan mereka. "Aku percaya padamu, hubunganmu dengan Bina hanya masa lalu. Yang aku permasalahkan disini adalah cara kita berkomunikasi. Aku ingin setidaknya jika aku tidak membalas pesanmu, kamu berinisiatif untuk terus menghubungiku. Apakah begitu sulit?"

Agasthya menghela nafas. "Maafkan aku, tapi kepergianmu pada hari itu membuat aku amat sangat bersalah. Rasanya aku malu untuk menghubungimu."

Zenia menggelengkan kepalanya. Ia merasa Agasthya memang tidak ingin menyelesaikan kesalahpahaman diantara mereka. "Rasa malumu yang menghalangi atau kamu memang tidak mempedulikan hubungan kita?" Zenia tidak mengenal Agasthya didepannya saat ini, dua tahun mereka bersama hingga merencanakan hubungan mereka ke tahap yang lebih serius, dengan pembawaan Agasthya yang selama ini percaya diri dan selalu antusias kenapa hanya bisa diam pasrah seperti ini?

"Nia.. Maafkan aku jika kamu merasa aku begitu pengecut. Maaf jika aku terkesan tidak memperjuangkan hubungan kita. Aku begitu tersiksa teringat ekspresi wajah kamu saat terakhir kita bertemu. Aku merasa malu, tidak pantas. Aku bersalah." Agasthya tertunduk, menyesali kelakuannya.

"Jawab saja, kamu mau melanjutkan hubungan kita atau tidak?" Ucap Zenia, Ia ingin hubungan mereka jelas.

"Aku menyerahkan keputusan penuh pada kamu, apapun aku terima." Jawab Agasthya.

Zenia bangkit dari duduknya, tidak puas dengan jawaban Agasthya, pergi. Sementara Agasthya hanya diam terpaku memandangi Zenia yang semakin menjauh.

#

Bina dan kedua orang tuanya baru saja sampai rumah, Bibi Duwi segera menyambut kedatangan mereka.

"Bina!" Bibi Duwi berteriak saat melihat Bina tidak menyangka jika Bina ikut bersama Mama dan Papanya, segera memeluknya.

"Bibi..." Lirih Bina, balas memeluk.

"Syukur, kamu tidak apa-apa, Bibi khawatir." Bibi Duwi melepaskan pelukannya, menatap wajah Bina.

Bina melihat raut wajah Bibi Duwi yang sarat kekhawatiran juga perasaan lega. "Bina tidak apa-apa, Bi." Jawab Bina tersenyum.

"Ma, Pa, Bibi.. Bina ke kamar dulu ya, istirahat." Bina pamit, Mama, Papa serta Bibi Duwi membiarkannya.

Setelah Bina menjauh, Bibi Duwi mendekat ke arah Mama Bina. "Ibu, Bapak, saya minta maaf atas kelancangan saya." Tentu saja Bibi Duwi merasa bersalah karena pengaduannya sehingga terjadi seperti ini, rencananya Bibi Duwi juga akan meminta maaf pada Bina.

Our Wedding (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang