Pengakuan
"Ini..." Agasthya tidak mampu berkata.
"Itu hanya masa lalu, kan? Atau kamu masih mencintainya?" Jangan tanya hati Zenia saat mengatakannya, rasanya sangat sulit bahkan untuk bernafas.
Agasthya menyisir rambut dengan kedua tangannya, Ia frustasi. Tidak bisa mendeskripsikan perasaannya pada Bina sebagai jawaban atas pertanyaan Zenia, yang jelas kasih sayangnya pada Bina tetap ada. Walau tidak dipungkiri, sudah berbeda dari perasaan yang dulu dirasakannya.
Zenia yang melihat kegelisahan Agasthya membuatnya tidak sanggup, Ia tidak ingin kecurigaannya benar. Bergegas Ia keluar kamar mengambil tas. Agasthya menahannya, tapi tidak berkata apa-apa.
"Lepas." Zenia tetap berusaha mengontrol diri.
Agasthya terlihat ingin berkata tapi tidak ada satupun kata yang keluar dari bibirnya. "Kurang dari tiga bulan kita akan mengikat janji sehidup semati, lebih baik kamu fikirkan." Hati Zenia sakit saat mengatakan ini, Ia begitu mencintai Agasthya laki-laki yang tidak lucu ini, "Aku tidak mau kamu menyesal memilih aku padahal di hati kamu menginginkan perempuan lain."
"Aku antar." Hanya kata itu yang terlontar dari Agasthya.
Zenia tidak ingin. "Aku tidak mau!" Zenia menagis.
"Zenia, tenangkan dirimu. Foto itu bahkan aku lupa pernah menyimpannya. Tapi yang pasti, aku mencintai kamu. Aku ingin bersama kamu, selamanya! Perasaanku tidak pernah sama lagi pada Bina." Jelas Agasthya tidak ingin membuat Zenia salah paham.
"Aku salah, maafkan aku." Tambah Agasthya.
Zenia terus menangis, Agasthya memeluknya.
#
Agasthya tidak bisa memaksa Zenia yang ingin pulang tanpa diantarnya, sehingga Ia menghubungi Sangga meminta tolong untuk mengantar Zenia.
Sangga berkali-kali melirik ke arah Zenia yang hanya diam sepanjang perjalanan. "Kenapa kamu hanya diam saja?"
"Hanya lelah." Jawab singkat Zenia, jelas saja Sangga tahu jika yang dirasakan Zenia lebih dari sekedar lelah saja. Ia juga curiga, kenapa Agasthya sampai memintanya untuk mengantar Zenia pulang? Kenapa bukan Agasthya saja yang mengantar?
"Kamu ada masalah dengan Agasthya?" Sangga tidak ingin berspekulasi, langsung bertanya saja.
"Setiap pasangan pasti akan memiliki masalahnya masing-masing terlebih kami akan menikah." Zenia tidak membantah jika Ia memiliki masalah dengan Agasthya.
Belum sempat Sangga memberi tanggapan, Zenia kembali berkata. "Sangga, jika ada rest area aku ingin menepi sebentar ya."
"Oke." Jawab Sangga.
_____
Baterai ponsel Sangga sudah habis, sialnya Ia tidak membawa charger. Ia ingin mengabari Bina, tadi tidak sempat saking terburu-burunya mengantar Zenia agar tidak kemalaman. Tidak ingin memperkeruh suasananya saat ini dengan Bina.
Sangga berinisiatif mencari power bank atau charger di tas Zenia yang ditinggalkannya, nanti setelah Zenia kembali Ia akan meminta izin, sementara Ia mengisi kembali baterai ponselnya.
Tapi bukannya menemukan apa yang dicarinya, Sangga malah melihat foto Bina dan Agasthya yang tengah berciuman bibir. Sangga tidak ingin mempercayai apa yang dilihatnya, dengan tangan yang bergetar Sangga mengeluarkan foto itu dari tas lalu menegaskan kembali, siapa tahu Ia salah lihat.
Tapi berkali-kali Ia berusaha menolak kenyataan tetaplah kenyataan. Foto ini memang terlihat sudah lama, baik Bina dan Agasthya masih terlihat remaja. Inikah masalah yang dimaksud Zenia? Inikah hubungan sebenarnya antara Bina dan Agasthya?
Tidak lama Zenia memasuki mobil. "Sangga, kamu membuka tas aku?" Tanya Zenia yang melihat Sangga sudah memegang foto.
Sangga menoleh ke arah Zenia. "Kamu bisa jelaskan kenapa foto ini ada di kamu?" Sangga menjawab pertanyaan Zenia dengan pertanyaan.
Zenia menghela nafas, lalu menceritakan kejadiannya.
____
"Jadi, Agasthya masih menyimpan fotonya bersama Bina dengan pose ini?!" Sangga tidak ingin marah karena bagaimanapun itu hanyalah masa lalu antara Bina dan Agasthya, tapi saat mengetahui Agasthya masih menyimpan foto ini dengan sengaja membuat emosi Sangga yang ditahannya semakin tersulut.
Zenia terdiam, Ia membiarkan Sangga mengeluarkan emosinya.
"Kenapa juga kamu menyimpan foto ini?!" Tambah Sangga yang tidak habis fikir kenapa Zenia menyimpan foto yang menyakitinya juga?
"Agasthya berkata dia akan membuangnya, bahkan dia juga bilang lupa pernah menyimpannya. Tapi saat aku lihat raut wajahnya yang tidak rela itu aku berinisiatif mengatakan jika aku yang akan membuangnya. Itu hanya masa lalu, aku percaya pada Agasthya, dia juga mengatakan perasaannya sudah berubah pada Bina, dia mencintaiku, ingin bersama aku selamanya. Bagiku, itu cukup." Zenia menjelaskan.
Sangga menyangkal. "Tapi dari sekian banyak foto kenapa harus menyimpan dengan pose yang seperti itu? Apa mereka tidak pernah foto dengan pose yang wajar saja? Siapapun yang melihat pasti menilai yang tidak-tidak!"
Zenia terdiam. Itu pulalah yang menganggu fikiran Zenia, tapi dia tetap memberi Agasthya kepercayaan. Zenia yakin pada Agasthya.
"Bagaimana kabar Bina? Apakah kalian bertengkar saat itu?" Zenia menanyakan Bina, tidak kalah penting.
"Dia bilang tidak mendengar apapun." Sangga menjawab, walau Ia sendiri sangsi dengan jawabannya.
Mendengar jawaban Sangga yang tidak sinkron dengan ekspresi yang ditampilkannya membuat Zenia sudah mengira kejadian sesungguhnya. Ia memilih diam tidak menanggapi. Masalahnya sendiri sudah membuatnya tidak bisa berfikir jernih.
Sangga memukul stir mobilnya, entah mana yang lebih mengganggunya? Zenia yang kedapatan melihat foto Agasthya atau dirinya sendiri yang mengetahui fakta mengenai hubungan Bina dan Agasthya bukan hanya sekedar dekat?
#
12 September 2021 - 22:37
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Wedding (END)
RomanceCoba dibaca saja dulu, siapa tahu suka 😁 - Bina jatuh cinta pada Sangga saat pertama kali bertemu. Bak gayung bersambut, Sangga menyetujui untuk menikah dengan Bina pada pertemuan ketiga mereka. Semua baik-baik saja di awal, namun perlahan tabir t...