Terungkap (2)
"Welcome back, Darl..." Zenia memeluk Agasthya yang baru saja mendarat.
"Nice to see you." Agasthya memeluk Zenia tak kalah erat.
"Aku harap kamu tidak pergi-pergi lagi." Ucap Zenia manja.
Agasthya terkekeh, "Kamu bisa menyusul aku."
Zenia memanyunkan bibirnya. "Apakah sudah selesai urusan di Singapura? Kamu akan menetap disini, kan?"
(Seol In Ah as Zenia)
"Hampir selesai, mungkin aku akan kembali kesana sesekali saja. Kamu tahu lah.. Nivaan tergantung pada aku." Jawab Agasthya. Nivaan adalah rekan kerja Agasthya keturunan India di Singapura.
"Oke, kalau sesekali saja, diterima!" Zenia tersenyum.
Agasthya mengacak rambut Zenia, "Terima kasih atas pengertiannya baginda ratu, hamba akan menjaga kepercayaan baginda ratu dengan sebaik-baiknya dan tidak akan menyalahgunakannya." Agasthya berlagak seperti seorang hamba pada Zenia.
Zenia tertawa mendengar lelucon Agasthya yang kadang lucu itu, "Kamu tahu tidak? Bukan lelucon kamu yang membuatku tertawa, tapi karena saking tidak lucunya jadi membuat tertawa."
"Ya apapun itu, tapi kamu jadi tertawa kan? Banyak orang bilang jika laki-laki yang tampan akan kalah dengan laki-laki yang suka membuat tertawa. Kamu beruntung karena mendapatkan aku yang memiliki keduanya." Agasthya dan rasa percaya dirinya.
"Salah, yang benar itu laki-laki yang tampan akan kalah dengan laki-laki yang lucu, tapi kan kamu tidak lucu." Zenia mengatakannya seraya menahan tawa.
Agasthya tertawa, "Oke, kalau begitu laki-laki yang lucu akan kalah dengan laki-laki yang membuat tertawa." Putus Agasthya, telak.
Zenia mencium pipi Agasthya, "Aku beruntung memiliki kamu."
Agasthya terus tertawa, "Tuh, kamu mengakuinya, kan!"
#
Zenia dan Agasthya sedang menyantap makan siang mereka.
"Bagaimana fitting gaun pengantin dengan Bina? Kamu tidak akan kecewa jika mengajaknya, dia adalah pakarnya fashion!" Agasthya bertanya dengan antusias.
Zenia tidak kalah antusias menjawab. "Benar, aku mendapatkan yang aku inginkan hanya dalam dua kali percobaan saja. Aku merasa beruntung karena bisa mengajaknya." - Dan aku harap, Bina tidak salah paham dengan yang waktu itu.- Ucap Zenia, dalam hati. Teringat akan kejadian beberapa hari lalu saat Bina memergokinya dengan Sangga.
Agasthya tersenyum bangga. "Bina memang seperti itu, dia akan total jika sudah diminta bantuannya. Tidak pandang bulu! Aku sering khawatir padanya jika dia bertemu dengan orang yang akan menyalahgunakan kebaikannya." Namun terselip juga rasa khawatir Agasthya pada Bina.
Zenia merasa sedikit risih, Agasthya adalah orang yang bersemangat dan menggebu-gebu, tapi dirinya tidak pernah melihat Agasthya begitu berbinar dan juga khawatir saat menceritakan seseorang. "Aku yakin Bina pasti dapat menilai orang yang pantas dibantu dan tidak memanfaatkan kebaikannya."
"Semoga, aku tidak akan segan memberi pelajaran pada orang-orang yang membuat hatinya terluka." Suasana seketika berubah menjadi tidak nyaman, aura Agasthya berubah begitu cepat.
#
Setelah menyantap makan siang, Agasthya dan Zenia memutuskan untuk ke apartemen yang disewa Agasthya. Mereka terlihat sibuk membereskan barang bawaan Agasthya yang tidak terlalu banyak.
"Kamu tidak perlu membantuku, hanya sedikit kok barang yang aku bawa. Tidak banyak. Kamu istirahat saja, pasti tadi di bandara kamu juga menunggu lama." Ujar Agasthya tidak tega saat Zenia kukuh untuk membantunya membereskan barang.
"Tidak apa-apa, aku sengaja jauh-jauh kesini memang ingin membantu kamu." Zenia tetap kukuh ingin membantu Agasthya.
Agasthya pun pasrah membiarkan Zenia membantunya.
Setelah dirasanya bagian depan sudah selesai, Zenia bergerak menuju kamar tidur Agasthya. Ia mendekati box yang bertuliskan foto, Zenia tersenyum ingin melihat foto-foto kenangan Agasthya.
Box perlahan dibuka, benar saja terdapat foto-foto Agasthya dengan versi lebih muda, terdapat pula foto bersama orang tua Agasthya. Zenia mengelus foto itu, ikut merasakan sakitnya kehilangan yang dirasakan Agasthya.
Satu persatu foto mulai Zenia pajang di atas lemari kabinet. Hingga sebuah foto yang membuatnya ternganga terlihat. Foto tersebut merupakan foto Agasthya dan Bina sedang berciuman bibir!
Remuk redam perasaan Zenia, ternyata Agasthya dan Bina memiliki masa lalu yang tidak dibayangkannya. Benaknya langsung bertanya-tanya, "Apakah ini artinya kamu masih memiliki perasaa terhadap Bina? Inikah arti perhatianmu padanya?"
Belum sempat mengendalikan dirinya, Agasthya datang setelah sebelumnya pamit membeli wallpaper baru, Ia memanggil dan menyusulnya. "Zenia..."
Zenia tentu saja sangat terkejut, dengan reflek Ia berbalik menghadap Agasthya sedangkan foto Agasthya dan Bina dipegang dan disembunyikan di balik tubuhnya.
Agasthya melihat sekeliling dan terkejut karena box yang berisikan foto-foto tersebut sudah terbuka bahkan sebagian besar sudah Zenia taruh di atas lemari kabinet.
Agasthya langsung memandang Zenia yang pucat dan mendekatinya, "Kamu kenapa?"
Dengan gagap Zenia menjawab, "Aku tidak apa-apa."
Agasthya tidak percaya, Ia melihat tangan Zenia yang sepertinya menyembunyikan sesuatu. Agasthya meraih tangan Zenia tersebut, tapi Zenia menghindar tidak memperbolehkannya. Dengan paksa Agasthya mengambilnya. Bagaikan tersambar petir, foto dirinya dan Bina yang sedang berciuman sedang dipegang Zenia.
#
09 September 2021 - 13:56
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Wedding (END)
RomanceCoba dibaca saja dulu, siapa tahu suka 😁 - Bina jatuh cinta pada Sangga saat pertama kali bertemu. Bak gayung bersambut, Sangga menyetujui untuk menikah dengan Bina pada pertemuan ketiga mereka. Semua baik-baik saja di awal, namun perlahan tabir t...