OW - 2

1.3K 95 0
                                    

Sangga adalah suami yang baik dan perhatian. Tapi, tidak sekalipun Ia pernah mengatakan cinta padaku.

_Bina_

#

Terungkap

1,5 Bulan setelah pernikahan Bina dan Sangga


Sangga sedang menunggu Bina di lobby kantor. Sebuah rutinitas baru setelah mereka menikah.

Tidak lama kemudian Bina dan Riri, teman sekantor Bina menghampiri Sangga.

Sangga tersenyum, selalu telihat sangat tampan, membuat Bina lagi-lagi jatuh cinta.

"Maaf ya, kamu sudah menunggu lama?" Bina menggenggam sebelah tangan Sangga dengan kedua tangannya.

Sangga menggeleng, lalu tersenyum.

"Cie, pengantin baru..." Ledek Riri.

Bina tertawa, "Sayang, kenalkan ini Riri, teman satu divisi aku."

Sangga tersenyum, Bina melihat Riri terpesona pada Sangga.

#

"Sayang, kamu jangan senyum seperti ini pada perempuan lain lho." Bina memeluk lengan Sangga.

Sangga tersenyum, "Memangnya kenapa?"

"Kamu tuh tampan sekali kalau lagi senyum. Aku tidak mau perempuan lain melihat ini." Jawab Bina.

Sangga tertawa, "Jadi kalau tidak sedang tersenyum aku jelek, gitu? Dasar posesif."

"Kamu kan punya aku, hanya aku... Aku cinta kamu, Sangga." Ucap Bina.

Sangga membalas Bina dengan pelukan.

Tanpa disadari Sangga, Bina sedih, lagi-lagi tidak mendapat balasan kata cinta.

"Apakah kamu mencintaiku, Sangga?" Batin Bina.

#

Bina dan Sangga sedang menuju ke kampung halaman Sangga, mereka akan mengunjungi Ibu Sangga.

"Aku akan mengenalkan kamu pada sahabat aku sedari kecil." Ujar Sangga yang sedang menyetir.

Bina senang karena dia akan diperkenalkan pada circle Sangga. "Aku menantikan itu."

"Kampung halaman kamu sangat indah."Bina melihat ke sekeliling jalan.

Sangga tersenyum, "Benar, aku selalu ke kampung halaman saat sedang jenuh."

Bina menggenggam sebelah tangan Sangga yang tidak dipakai menyetir, "Kedepannya, akan ada aku yang menemani kamu, kita bisa sering-sering kesini, mengunjungi Ibu sekalian refreshing."

"Terima kasih, Bina." Jawab Sangga.

____

"Selamat datang di kampung halamanku, Bina." Ucap Sangga sesaat setelah mematikan mesin mobil, mereka sudah tiba di rumah Ibu Sangga.

"Selamat datang di kampung halaman kita." Balas Bina dengan ceria.

Sangga tertawa, mereka lalu masuk ke dalam rumah.

Di dalam, terdengar suara yang bercakap-cakap dengan akrab, "Ibu.." Panggil Sangga.

Tapi tidak ada jawaban, "Mungkin Ibu tidak mendengar, ayo kita masuk." Ajak Sangga.

Bina menuruti, ikut masuk ke dalam rumah. Benar saja, Ibu Sangga di dalam sedang asyik bercakap-cakap dengan seorang gadis muda yang cantik.

"Ibu..." Panggil Sangga lagi. Sang Ibu dan gadis muda itu pun menoleh terkejut, "Ya ampun Sangga... Maaf, Ibu tidak dengar. Bina, maafkan Ibu tidak dengar ya." Ibu Sangga bergegas menghampiri Bina dan Sangga lalu memeluk mereka. 

Our Wedding (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang