Dari pada ada dua orang yang sakit menjalani hubungan ini. Aku akan melepasmu, biar saja aku yang sakit.
_Bina_
#
Melepaskan
Fikiran Agasthya kalut, Ia memutuskan untuk mengunjungi rumah Mama dan Papa Bina, sudah lama Ia tidak mengunjungi beliau, justru beliau yang suka mengunjunginya saat masih di Singapura, namun kala itu Bina tidak pernah ikut karena marah padanya atas keputusannya yang memutuskan Bina tiba-tiba.
_____
Tapi, bukannya bertemu dengan orang tua Bina, Agasthya malah bertemu Bina. Keduanya sama-sama terkejut.
"Mama dan Papa sedang pergi. Kemungkinan Mama dan Papa tidak akan pulang hari ini." Ucap Bina yang sudah sadar dari rasa terkejutnya, Ia tahu pasti Agasthya mencari kedua orang tuanya.
Agasthya mendekat ke arah Bina, "Lalu, kenapa kamu berada disini? Ah iya, maafkan aku karena merepotkan Sangga untuk mengantar Zenia."
Bina menegang mendengarnya, Sangga tidak memberi kabar apapun padanya mengenai dia yang pergi mengantar Zenia. Ah iya, tentu saja dirinya harus sadar diri. Sangga tidak akan melewatkan kesempatan untuk bersama cinta sejatinya lebih lama.
"Apakah dia tidak memberi tahumu?" Tanya Agasthya yang curiga melihat gerak-gerik Bina.
"Dia memberi tahu aku kok, makanya aku ada disini daripada sendiri saja di rumah." Syukurlah Bina menemukan alasan.
"Aku tahu kamu berbohong. Disini tidak ada orang tuamu." Agasthya menduga jika Zenia telah bercerita pada Sangga, mengakibatkan Bina dan Sangga bertengkar. Tapi.. rasanya saat meminta tolong Sangga tidak ada perubahan.
Bina tidak menjawab, sesaat keheningan menyelimuti mereka berdua. Hingga Agasthya bersuara.
"Zenia melihat foto kita." Agasthya memilih untuk menceritakan pada Bina apa yang terjadi, meminimalisasi kesalah pahaman. Setidaknya Bina tahu kejadian sebenarnya dari dirinya sendiri.
Bina mengernyit. "Foto apa?" Bina kebingungan, foto apa yang dimaksud Agasthya?
Agasthya membasahi bibir. Entah Bina akan menganggapnya apa karena masih menyimpan foto itu. "Foto kita yang sedang berciuman."
Bina tidak langsung menanggapi karena masih mencerna maksud perkataan Sangga. "Apa aku tidak salah dengar? Foto kita berciuman?"
Dengan berat hati Agasthya mengangguk.
"Kenapa kamu masih menyimpannya?!" Tanya Bina tidak habis fikir.
Belum sempat menjawab, pembicaraan mereka terinterupsi karena kehadiran Bibi Duwi, asisten rumah tangga kediaman orang tua Bina.
Sementara Bibi Duwi menyiapkan minum dan cemilan untuk mereka, Bina menenangkan dirinya.
Dengan senyuman ramah dan sopan Agasthya dan Bina berterima kasih pada Bibi Duwi. "Terima kasih, Bi."
Setelah lebih tenang, Bina bertanya pada Agasthya. "Kalian bertengkar karena foto itu? Kamu tidak menjelaskan jika itu hanya masa lalu?"
"Zenia mempertanyakan apakah aku masih memiliki perasaan untukmu? Aku juga katakan aku mencintainya, aku ingin bersama dia selamanya." Agasthya menjawab lirih, Bina tahu jika Agasthya sedang kalut.
"Beri dia waktu sebentar, tapi jangan sampai putus komunikasi, tetap tanyakan kabarnya dan jelaskan pelan-pelan." Ujar Bina simpati.
Agasthya mengangguk, tapi Bina sangsi Agasthya akan melakukannya. Ia mengenal Agasthya dengan baik, Bina memperkirakan Agasthya hanya akan diam dan kurang berinisiatif memperbaiki hubungannya dengan Zenia, seperti pada dirinya dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Wedding (END)
RomanceCoba dibaca saja dulu, siapa tahu suka 😁 - Bina jatuh cinta pada Sangga saat pertama kali bertemu. Bak gayung bersambut, Sangga menyetujui untuk menikah dengan Bina pada pertemuan ketiga mereka. Semua baik-baik saja di awal, namun perlahan tabir t...