Bagian 3

1.9K 267 9
                                    

Happy Reading!

Hari ini Aska dan Jian sedang berada di butik, sesuai yang Jian ucapkan kemarin bahwa mereka berdua akan bertemu dengan designer yang akan merancang baju pernikahan mereka. Sebenarnya Aska belum ada niatan sama sekali untuk menikah dengan Jian namun ia tidak bisa menolak permintaan Jian. Seberapa keras ia menolak pastinya Aska akan tetap kalah oleh Jiana.

Jiana terlihat sangat bahagia, gadis itu melihat-lihat majalah design rancangan designer ini. Berbeda dengan Aska ia terlihat sangat malas. Aska hanya memainkan ponsel nya tidak jelas.

" Bu Aruna, itu klien kita yang ingin bertemu dengan ibu untuk merancang baju pernikahannya sudah datang "

Aska mengerutkan keningnya mendengar nama yang sangat tidak asing baginya. Namanya meningatkan pada seseorang yang sangat sangat ia rindukan. Sontak ia menghentikan kegiatan bermain dengan ponselnya.

" Permisi, ini Bu Aruna sudah datang " sebuah suara dari seorang wanita menyadarkan Aska dan Jian.

" Halo. Selamat siang " ucap seorang wanita cantik dengan senyum merekah di wajahnya untuk menyambut klien nya.

Jian dan Aska menolehkan kepalanya. Seketika senyuman di wajah cantik milik Aruna luntur begitu saja melihat kedua klien nya ini, begitupula dengan Aska. Pria itu benar-benar diam tak bergeming saat melihat Aruna di depannya. Wanita yang sangat ia rindukan, wanita yang sangat dicintai oleh Aska.

" Aruna.." Gumam Aska pelan, nyaris tak terdengar oleh siapapun.

Jian berdiri lalu menggandeng tangan Aska dengan mesra. Ia tersenyum merekah.

" Loh Aruna? jadi ini butik milik lo?" ujar Jian dengan senyum yang sulit di artikan.

Aruna memaksakan senyumnya dan menatap Jian.
" Iya, ini butik saya. "

" Astaga kok bisa kebetulan banget ya. Gue nggak tau ini butik milik lo, gue di rekomendasiin sama temen. Katanya design baju yang lo buat itu bagus bagus. Terus baju rancangan lo sering di pake model model terkenal kecuali gue sih yang belum pake baju desain dari lo. Jadi gue milih kesini buat liat design nya. Ternyata ini punya lo. "

Aruna hanya menganggukan kepalanya, lalu tersenyum kecil " Kalau gitu ayo ikut saya, ke ruangan saya untuk melihat rancangan design nya " ucap Aruna lalu beranjak pergi diikuti oleh Aska dan Jian.

" Kalian bisa melihat lihat dulu. ini beberapa contoh gaun pengantin yang saya buat " ucap Aruna.

Pandangan Aska tak pernah lepas pada Aruna. Aska terus saja memperhatikan Aruna yang sedang menjelaskan beberapa design baju pada Jian. Rasanya ia ingin sekali memeluk wanita itu.

" Sayang, gimana kalau ini. Kayanya ini bakalan cocok deh buat aku sama kamu " Suara Jian menyadarkan Aska. Pria itu mengerjapkan matanya lalu menoleh pada Jian.

" Iya terserah kamu aja. " jawab Aska seenaknya.

" Yaudah Aruna, aku mau design yang ini. " ucap Jian menunjuk salah satu gaun yang di pajang itu.

Aruna menganggukan kepalanya.

" Kalau gitu, saya akan menyuruh asisten saya untuk mengukur ukuran badan kalian. " ucap Aruna lalu beranjak menyuruh asistennya untuk mengantarkan Aska dan Jian ke sebuah ruangan.

" Jika sudah tidak ada yang bisa saya bantu lagi, saya permisi karena masih ada pekerjaan yang harus saya kerjakan" Ucap Aruna sesopan mungkin.

" Aruna makasih banyak ya, oh iya nanti gue bakalan undang lo ke pernikahan kita. Lo harus dateng ya! Lo bakalan gue kasih undangan vip deh. Karena lo temen lama kita. Pokonya lo harus dateng gue sama Aska pasti nunggu kedatangan lo. Iya kan sayang? "

Aska hanya berdeham dan mengalihkan pandangannya. Ia merasa enggan untuk membalas perkataan Jiana.

Aruna tersenyum " Pasti, saya pasti dateng ke pernikahan kalian berdua. Saya juga akan merancang gaun pernikahan kalian sebagus mungkin. Karena kalian berdua TEMAN LAMA saya. Selamat buat pernikahan kalian berdua semoga lancar sampai hari H. Kalau begitu saya permisi. " setelah berucap seperti itu Aruna beranjak pergi meninggalkan keduanya.

Aruna memasuki ruangannya dan menutup pintu ruangannya. Badannya bergetar hatinya sangat sesak melihat Aska dan Jian. Aruna menahan tangisnya, ia mengingat kenangan 7 tahun yang lalu bersama Aska.

" Aku sayang banget sama kamu run. "

" Aku nggak pernah cinta sama Jian, yang aku sayang dan aku cinta itu cuman kamu. Aruna. cuman kamu "

" Sampai kapanpun aku nggak akan ninggalin kamu "

Bullshit.

Semua omongan Aska waktu itu hanya omong kosong belaka. Aruna mengambil ponselnya yang berada di tas nya dengan tangan yang bergetar. Ia segera menghubungi Gia sahabatnya. Aruna sangat membutuhkan Gia

" Gia " ucap Aruna dengan lirih


Gia sedikit berlari memasuki ruangan milik Aruna. Gia sangat khawatir dengan sahabatnya saat Aruna menelfonnya ingin bertemu dengan suara yang sangat lirih. Gia takut terjadi apa-apa pada sahabatnya. Ia bisa melihat Aruna yang sedang menundukan kepalanya badannya bergetar. Gia yakin Aruna sedang menangis.

" Runa, lo kenapa? " tanya Gia khawatir. Gadis itu menghampiri Aruna lalu memeluk tubuh sahabatnya itu.

Aruna mendongkakan kepalanya, menatap Gia.

" Gi... dia balik gi... " ucapnya lirih.

" Maksud lo? "

" Aska... Dia ada di Jakarta "

Gia membalakan matanya mendengar ucapan Aruna.

" Bukannya dia ada di Paris? " tanya Gia pelan pada Aruna.

Aruna menggelengkan kepalanya pelan " Gue nggak tau, barusan dia dateng kesini bareng Jiana. Mereka berdua mau nikah Gi. Mereka minta gue buat ngerancangin baju pernikahan mereka " ucap Aruna, suaranya bergetar. Tak bisa di pungkiri walaupun sudah 7 tahun berpisah dengan Aska. Aruna masih menyimpan rasa pada Aska. Hatinya sangat sakit melihat Aska dan Jiana tadi.

" Brengsek! Aska anjing. Jadi dia balik karena mau nikah sama Jiana. " geram Gia.

Gia menatap sahabatnya lalu mengelus tangan Aruna. Ia paham keadaan Aruna saat ini sangat tidak baik.

" Run sekarang lo harus lupain Aska. Lo fokus sama kak Mario. Gue yakin kak Mario itu tulus sayang sama lo. Gue tau pasti berat ngelupain si bajingan Aska. Tapi lo harus buka mata lo lebar-lebar kalau ada kak Mario yang sayang sama lo sama Arka. " jelas Gia.

" Gue udah berusaha buat lupain Aska dan itu hampir berhasil, dan gue juga udah sayang sama kak Mario. Gue nggak bisa bohongin diri gue sendiri, gue kangen sama dia. Aska masih ada tempat tersendiri di hati gue. "

" Run inget Aska tuh brengsek. Dia udah ninggalin lo gitu aja disaat lo ngandung anak dia, dan lo harus berusaha ngebesarin Arka sendirian. Lo harus inget brengsek nya dia yang lebih milih pergi ke paris buat tunangan sama Jiana."

Aruna menarik nafasnya pelan. Ia menangis. Kenapa Aska harus muncul di dalam kehidupannya lagi. Kenapa harus sekarang.

" Kenapa lo harus muncul lagi disaat gue mau mulai hidup bahagia. " Batin Aruna.

TBC

The Truth UntoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang