Bagian 4

1.7K 267 10
                                    

Happy Reading!




Aska mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi, Jiana melirik Aska yang sedang fokus pada jalanan. Tidak ada percakapan diantara keduanya setelah mereka pulang dari butik milik Aruna.

Jiana tersenyum penuh kemenangan. Ya, sebenarnya Jiana sudah tau jika butik itu milik Aruna dan juga ia sengaja memilih Aruna yang mendesign baju pernikahannya nanti. Supaya Aruna tahu. Jika Aska akan segera menjadi calon suaminya. Jiana hanya takut kembalinya Aska ke Indonesia akan membuat mereka bersatu kembali. Karena Jiana tahu kalau Aska masih menyimpan rasa pada Aruna. Jiana tidak akan pernah membiarkan itu terjadi. Aska hanya milik Jiana.












Siang ini Aruna akan makan siang bersama Arka dan Mario. Aruna berjalan memasuki restaurant  yang sudah diberi tahu oleh Mario, ia tersenyum saat melihat Arka sedang berbincang dengan Mario. Hatinya menghangat melihat kedekatan Arka dengan Mario. Aruna berjalan menghampiri keduanya.

" Halo sayangnya bunda "

" Bunda!!! " seru Arka dengan riang saat melihat sang bunda di depannya.

Aruna tersenyum lalu mendekatkan wajahnya pada Arka dan mencium pipi pria kecil itu.

" Papa nya nggak di cium juga? " ujar Mario. Aruna mendengus pelan lalu mendudukan dirinya di sebelah Arka. Mario hanya tertawa pelan melihat reaksi dari Aruna.

Aruna menatap Arka yang sedang memakan pizza nya dengan lahap. Aruna meneliti wajah milik anaknya itu. Tiba-tiba saja ia teringat dengan wajah Aska. Arka benar-benar mirip dengan Aska. Aruna tersenyum getir. Rasa sesak mulai menjalar di dalam hatinya.

Mario memanggil waitress yang berjaga " Sayang, kamu mau pesen apa? "

Aruna menolehkan kepalanya pada Mario.

" Aku pesen kaya biasa aja mas " jawab Aruna.

Mario mulai memesankan makanan Aruna.

Netra nya tak pernah lepas dari wanita yang ada di depannya ini, ia tersenyum melihat Aruna yang sedang menyuapi Arka. Ingatannya kembali pada 2 tahun lalu, dimana untuk pertama kalinya ia bertemu dengan Arka dan Aruna.



Flashback.

Saat itu Mario sedang menjemput keponakannya di taman kanak-kanak. Ia berjalan menuju taman bermain yang berada di sana mencari keberadaan sang keponakan. Namun tak sengaja ia mendengar percakapan anak kecil dengan teman-temannya.

" Alka itu nggak punya ayah! "

" Aka punya ayah! "

" Jangan mau temenan sama alka dia nggak punya ayah! "

" Aka punya ayah hiks, Aka punya "

Mario terus mengamati percakapan anak anak kecil itu. Dia menghela nafasnya pelan, terlihat seorang anak kecil yang tampan sedang mengusap air matanya sembari meyakinkan teman-temannya jika dia memang mempunyai seorang ayah . Hati Mario tiba-tiba bergetar melihat anak kecil itu. Tanpa pikir panjang Mario berjalan menghampiri anak kecil itu.

" Hai, maaf  ya papa lama jemput kamu " Mario berjongkok menyamakan tingginya dengan Arka.

" Papa? "

Mario tersenyum lalu menganggukan kepalanya.

" Papa! " Arka mengusap air matanya lalu memeluk Mario.

The Truth UntoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang