Bagian 12

1.5K 243 14
                                    

Happy Reading!





" I miss you Aruna. I miss you. Aku kangen banget sama kamu " bisik Aska lembut di telinga Aruna.

Mata Aruna memanas ia berusaha menahan air mata nya yang ingin keluar.

' Aku juga kangen kamu aska ' batin Aruna.

" Lepas Aska. " ucap Aruna dengan dingin. Berbeda dengan apa yang ucapkan didalam hatinya. Wanita itu memilih untuk memendam rasa rindu dihatinya.

Aruna mendorong badan Aska dengan kuat dan berhasil membuat pelukan Aska terlepas. Aruna menatap Aska dengan tatapan benci.

Aska tampak tidak peduli dengan tatapan Aruna pria itu hendak memeluk Aruna lagi, namun wanita itu memundurkan langkahnya.

" Stop Aska! Lo apa-apaan dateng dateng langsung meluk gue. "

Aska menatap Aruna dengan sendu.

" Maaf.. "

Aruna mengalihkan pandangannya berusaha untuk tidak menatap Aska.

" Mau ngomong apa? gue masih banyak kerjaan. Kalau nggak jelas mending lo pergi aja. "

" Run, apa nggak ada kesempatan buat balik sama kamu. "

Aruna tertawa sarkas. Ia menatap Aska dengan tatapan tajam dan tak menyangka Aska akan berbicara seperti itu setelah 7 tahun lalu lelaki itu meninggalkannya demi bertunangan dengan orang lain.

" Nggak ada Aska. Kita udah selesai. Lo lupa gue udah punya anak dan lo mau nikah sama Jiana. " ucap Aruna penuh penekanan. Aruna masih menatap Aska dengan tatapan dingin dan datar.

" Aku nggak cinta sama Jiana run, dari dulu yang aku cinta itu kamu . "

Aruna tersenyum remeh mendengar ucapan Aska yang hampir sama dengan ucapan Aska semasa dulu.

" Hahaha basi! KALAU LO NGGAK CINTA SAMA JIANA KENAPA LO NINGGALIN GUE DEMI DIA BRENGSEK. " Aruna berteriak dan tangis yang ia tahan sedari tadi akhirnya pecah, emosi yang ia pendam selama ini meledak saat mendengar ucapan Aska. 

Aruna mengatur nafasnya untuk meredakan emosinya, ia menghapus air matanya kasar.

" Kita udah selesai 7 tahun lalu. Sekarang mending lo pergi dari sini. Gue nggak mau berurusan lagi sama lo. Anggap aja kita nggak pernah ketemu. "

Aruna kembali ke meja kerjanya merapihkan berkas berkas yang berserakan.

" Ah dan satu lagi. Jangan pernah temuin Arka lagi. Jangan pernah muncul di hadapan Arka lagi. Makasih, silahkan keluar sebelum gue panggil security buat ngusir lo dari sini. "

Air mata Aska meluncur begitu saja saat mendengar ucapan Aruna. Kini ia benar-benar sudah tidak ada kesempatan untuk kembali pada wanita nya itu. Ia tersenyum pedih. Memang apa yang ia harapkan, sudah jelas Aruna akan menolaknya mentah-mentah. Aruna sudah sangat membenci Aska.

Aska memutuskan untuk keluar dari ruangan Aruna dengan lesu. Ia berjalan dengan mata yang memerah hingga ia tak sadar badannya bertabrakan dengan seseorang. Aska menatap orang itu dengan tatapan tajam.

The Truth UntoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang