Bagian 21

1.7K 291 29
                                    

Happy Reading!

.
.
.
.


Aska bergegas menghampiri sang ayah diruang kerjanya. Terlihat Damar sedang duduk di meja kerja dengan melihat beberapa berkas kerjanya.

" Papa serius udah nemu pelakunya? " ucap Aska tanpa basa basi pada ayahnya.

Ia tidak sabar ingin menghajar si pelaku.

Damar menganggukan kepalanya, ia memberikan bukti-buktinya kepada anaknya itu. Tak kurang dalam 1 hari Damar berhasil menemukan sang pelaku. Disana juga ada rekaman cctv yang memperlihatkan plat no mobil yang menabrak Arka.

Aska menggeram marah melihat rekaman cctv itu, ia mengepalkan tangannya. Rasanya ia ingin menghajar pelaku saat ini juga.

" Pelaku nya sekarang dimana? " tanyw Aska.

" Sudah papa urus. Dia sudah papa masukan kedalam penjara. "

" Kenapa papa masukin dulu dia ke penjara?! Aska belum menghajar dia. " Aska menggeram kesal pada ayahnya.

" Tenang Aska. Papa udah urus semuanya ㅡ

Aska menyerngit bingung ketika melihat ayahnya mengeluarkan sebuah foto dan memberikannya. Aska menerima dan melihat foto yang ayahnya berikan.

" Kamu kenal wanita ini? Dia dalang dibalik ini. Pelaku yang nabrak anak kamu itu hanya suruhan dari wanita ini "

Aska menatap lamat sebuah foto wanita yang sudah cukup tua, kemungkinan seumur dengan mamanya. Ia sama sekali merasa asing dengan wanita ini dan Aska juga penasaran apa motif dari wanita ini sampai harus mencelakai Arka, anaknya.

" Aku ngga kenal siapa orang ini. Papa yakin dia dalang dari semua ini? "

" Kamu meragukan kemampuan anak buah papa? "

Aska menggelengkan kepalanya. Benar, anak buah yang diutus oleh ayahnya pasti bukan sembarang orang dan pasti informasi yang mereka dapatkan semuanya benar.

" Aska bakalan tanya Haikal dulu, siapa tau Haikal tau siapa wanita ini. "

Damar menganggukan kepalanya " Kamu urus saja sisanya. "

Aska mengangguk paham. " Makasih banyak pah, makasih udah mau bantu Aska. " ucap Aska tersenyum pada Damar.

Damar membalas senyuman Aska dengan hangat.

Aska berpamitan untuk pergi menemui Haikal. Ia harus segera mengetahui siapa dalang dari semua ini.

Langkah Aska terhenti ketika mendengar ucapan ayahnya.

" Aska jangan lupa bawa cucu papa kesini. Papa tidak sabar ingin bertemu dengan cucu papa. "













Haikal berjalan memasuki wilayah apartement milik Aska. Ia mendapat telefon dari temannya itu mengatakan ada hal penting yang harus Aska bicarakan menyangkut Arka. Tanpa berfikir panjang Haikal langsung pergi menuju apartment Aska.

The Truth UntoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang