Bagian 14

1.6K 280 32
                                    

Sudah jam waktu pulang, kini Arka sedang menunggu Gia untuk menjemputnya, karena Aruna tidak bisa menjemputnya. Wanita itu ada pertemuan dengan klien nya. Jadilah Gia yang menjemput Arka. Seperti biasa pria kecil itu duduk di bangku taman yang tak jauh dari area parkir sekolahnya.

Arka menggoyang goyangkan kakinya, sedikit bosan karena sudah hampir 10 menit Gia belum datang menjemputnya. Pandangannya terpaku pada seekor kucing. Arka tersenyum cerah melihat kucing itu, ia turun dari bangku taman lalu berlari mengejar kucing kampung berwarna oren itu. Pria kecil itu memang sangat menyukai kucing sama sepeti bundanya, Aruna.

Pria kecil itu terus aja berlari mengejar seekor kucing itu, tanpa disadari jika ia sudah keluar dari gerbang sekolahnya. Tiba-tiba sebuah mobil berwarna hitam melaju dengan sangat kencang hingga menabrak tubuh mungil Arka. Pria kecil itu terlempar hingga beberapa meter. Membuat orang orang disana berteriak histeris.



" ARKAAAAA!!!! "










Aruna menjalankan mobilnya dengan kecepatan yang sangat tinggi. Baru saja ia mendapat kabar jika Arka masuk kerumah sakit karena tertabrak oleh sebuah mobil. Aruna tidak bisa berfikir jernih. Selama di perjalanan Aruna menangis dan merapalkan doa untuk kesalamatan anaknya, Arka.

Sesampainya dirumah sakit, Aruna berlari menuju ruangan ugd yang menangani Arka. Disana terlihat Mario yang sedang duduk di kursi tunggu dengan raut wajah khawatir.

" Mas, Arka.... Keadaan Arka gimana? " Aruna tak kuasa menahan tangis nya.

Mario merengkuh tubuh Aruna, ia mengusap rambut Aruna dengan lembut.

" Arka lagi di tanganin sama dokter kamu tenang ya. Arka pasti ngga apa-apa"

" Arka.. Kenapa bisa dia ketabrak mobil? " Lirih Aruna.

" Aku ngga tau run, tiba-tiba aja Arka udah ada di tengah jalan dan ada mobil kenceng terus nabrak Aka. Maafin aku sayang, aku gagal jagain Arka. "

" Pelakunya gimana? "

" Dia kabur, tapi tenang aku udah nyuruh asisten aku untuk mengusut masalah ini. Kamu tenang aja " Mario mengusap pundak Aruna dengan lembut. Berusah membuat wanita tenang.

' Arka jangan tinggalin bunda sayang. Cuman Arka yang bunda punya ' batin Aruna.

Gia dan Haikal berlari di lorong rumah sakit menuju ruangan Arka.

" Aruna! "

Aruna menolehkan kepalanya melihat kedua sahabatnya itu menghampirinya.

" Run maafin gue, kita telat jemput Arka. Karena macet banget di jalan " Ucap Gia penuh dengan penyesalan. Aruna hanya mengangguk pasrah, tatapannya kosong yang saat ini ada di pikiran Aruna adalah keselamatan anaknya.

" Run sumpah gue minta maaf. Kalau aja gue ngga telat jemput Arka, mungkin Arka ngga akan kaya gini. " Ucap Haikal.

Aruna menganggukan kepalanya pelan " Ngga apa-apa, bukan salah kalian. " Berusaha tersenyum, agar kedua temannya itu tidak perlu merasa bersalah.

Pintu ruangan terbuka terlihat seorang dokter yang menangani Arka keluar dari ruangan lalu menghampiri keempat orang yang sedang duduk dengan harap-harap cemas.

Aruna dengan cepat berdiri dan menghampiri dokter itu.

" Dok, keadaan anak saya gimana dok? "

" Anak ibu kehilanhan darah yang cukup banyak, sehingga kita harus membutuhkan donor darah. Namun golongan darah anak ibu sangat langka, dan rumah sakit kamu tidak menyediakan golongan darah tersebut. Mungkin ibu satu golongan dengan anak ibu? Karena kita sangat membutuhkan darah itu secepatnya. " Jelas sang dokter.

The Truth UntoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang