Happy Reading!
Mario menggendong tubuh Arka yang sudah tertidur. Setelah pulang dari restaurant, Mario mengantarkan Arka dan Aruna pulang. Pria itu menidurkan Arka di kamarnya, lalu menyelimuti pria kecil itu. Setelahnya ia keluar dari kamar Arka untuk menghampiri Aruna.
Mario tersenyum melihat Aruna yang sedang menyiapkan minum untuknya. Ia menghampiri Aruna lalu memeluk badan Aruna dari belakang.
" Mas! astaga bikin kaget aja "
Mario tertawa pelan. Aruna mencoba melepaskan pelukan Mario dan menyuruh pria itu untuk duduk di sofa.
" Mas, jangan sering-sering jemput Arka. Biar aku aja yang jemput dia, aku tau kamu sibuk " ujar Aruna sambil menyimpan minumannya di meja, lalu duduk di sebelah Mario.
Mario mengerutkan keningnya tidak suka dengan ucapan Aruna, lalu ia menatap Aruna.
" Walaupun aku sibuk, aku bakalan sempetin waktu buat jemput Arka kamu nggak usah khawatir " jawab Mario.
Aruna menghela nafasnya pelan. Ia sudah tahu pasti Mario akan berbicara seperti itu. Namun entah kenapa Aruna merasa takut jika Arka terus bergantung pada Mario. Terlebih ia takut jika nanti Arka sudah mengetahui kebenarannya pria kecil itu pasti terluka.
" Kamu kenapa hm? " Mario mendekatkan dirinya pada Aruna, ia merasa sedang ada yang mengganggu pikiran Aruna.
Aruna menggelengkan kepalanya pelan, ia menatap Mario " Aku cuman takut, Arka terus bergantung sama kamu. "
" Loh? Bukannya itu bagus kalau Arka bergantung sama aku. Karena secepatnya aku bakalan jadi papa resmi dia "
Aruna tersenyum kecil mendengar ucapan dari Mario. " Mas, kamu tau kan orang tua kamu nggak merestui hubungan aku sama kamu. "
Mario memegang tangan Aruna, ia mengelus punggung tangan milik Aruna sambil menatap mata Aruna dengan tulus.
" Aruna, aku udah bilang kan sama kamu. Aku bakalan berusaha buat ngeyakinin kedua orang tua aku supaya mereka bisa merestui hubungan kita. Aku cinta sama kamu, aku juga sayang sama Arka. Jadi tunggu aku. Aku janji aku bakalan nikahin kamu secepatnya. " ucap Mario seraya menarik Aruna kedalam pelukannya. Mario mengelus lembut rambut panjang milik Aruna. Lalu mengecup kening Aruna dengan sangat tulus.
ㅡ
Siang ini Aska sedang berada dikantornya, ia memeriksa berkas berkas laporan yang harus ia tanda tangani.
Ponsel Aska bergetar di atas meja, Aska melihat siapa yang menelfonya. Nama Jiana tertera di layar ponselnya. Namun Aska masih enggan menganggkat panggilan dari gadis itu. Entahlah ia merasa sedang tidak ingin berbicara dengan gadis itu.
Aska menghela nafasnya kasar, karena Jiana terus saja menelfonnya dengan terpaksa ia harus mengangkat telfonnya itu.
" Hmm "
" Kamu tuh kemana sih? aku dari tadi nelfonin kamu kenapa baru di angjat sekarang " ujar Jiana di seberang sana.
" Sibuk, ada apa? " jawab Aska seadanya.
" Ih kamu tuh! aku mau minta tolong kamu jemput Bella di sekolahnya. Hari ini aku ada pemotretan dadakan jadi nggak bisa jemput Bella. Jadi aku minta tolong kamu buat jemput Bella ya, sekarang aku kirim alamatnya ke kamu. "
" Aku nggak bisa. Aku sibuk "
" Plis Aska. Aku sama sekali nggak bisa jemput Bella, kasian dia nggak ada yang jemput. Lagian ini kan jam makan siang. Pokonya aku nggak nerima penolakan ya"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth Untold
FanfictionJeno x Karina. Kisah Aruna Senjani yang harus menyembunyikan kebenaran dari masa lalunya.