Bagian 17

1.6K 276 38
                                    

Happy Reading!












Aruna benar-benar tidak menyangka jika Aska telah mengetahui kebenarannya. Ia membaca hasil tes dna yang Aska berikan padanya, hasilnya 100% cocok. Kini Aruna sudah tidak bisa mengelak, karena Aska telah memiliki bukti yang kuat.

Aruna meremas kertas hasil tes dna itu lalu membuangnya ke sembarang arah. Ia menatap Aska dengan tajam.

" Lo ngapain pake tes dna tanpa seiizin gue! "

" Kalau gue izin sama lo, lo ngga bakalan ngizinin run dan gue ngga bakalan tau kalau Arka itu anak kandung gue sendiri " Aska mendekati Aruna memegang kedua bahu wanita itu.

" Kenapa lo nyembunyiin ini semua Aruna! "

Aruna tertawa sarkas. Ia menghempaskan tangan Aska yang berada di pundaknya dan menatap Aska dengan tajam, mata Aruna memerah menahan tangis dan emosi.

" Buat apa gue ngasih tau lo kalau lo sendiri lebih milih pergi dan tunangan sama cewek lain! Lo ninggalin gue disaat gue hamil anak lo Aska. Waktu dulu hari anniversarry kita gue mau ngasih tau kalau gue hamil. Tapi apa yang gue dapet? lo malah mutusin gue dan milih buat tunangan sama Jiana! Gimana bisa gue ngasih tau lo disaat lo mau tunangan sama orang lain. Karena percuma Aska! Lo sendiri bilang kalau lo udah mulai cinta sama Jiana. Lo ngga tau gimana hancurnya hati gue waktu itu! " tangis Aruna pecah, wanita itu sedari tadi berusaha menahan tangis namun apa daya hati nya merasakan sakit kembali.

" Lo ngga tau gimana rasanya melahirkan sendirian tanpa adanya suami. Untungnya ada Haikal dan Gia yang selalu ada buat gue, selalu ngebantuin gue. Lo juga ngga tau gimana rasanya harus jadi ibu sekaligus ayah buat Arka. Lo ngga tau gimana sakitnya gue ketika tau Arka selalu di olok olok sama teman teman nya karena ngga punya ayah. Sampai akhirnya Mario dateng menjadi sosok ayah buat Arka. Mario dateng di saat Arka benar-benar butuh sosok ayah. Ngasih kasih sayang seorang ayah yang ngga pernah Arka dapetin. Yang Arka tau Mario itu papa kandungnya dan gue ngga bakalan menyangkal itu. "

Tubuh Aruna bergetar karena menangis. Air mata wanita itu mengalir sangat deras. Rasanya ia sedikit lega karena telah mengeluarkan unek-unek yang selalu ia pendam. Ia menghela nafasnya dan menghapus air matanya dengan kasar.

Aska terdiam mematung. Mencerna semua ucapan yang keluar dari mulut Aruna. Hatinya sangat amat terasa sakit ketika mendengar semuanya. Air matanya mengalir di pipi Aska. Untuk pertama kali nya lelaki itu menangis.

" Gue minta lo pergi dari sini sekarang Aska. "

Aska mendekati Aruna berusaha memegang tangan Aruna. Namun wanita iti segera menepis tangan Aska. " Keluar Aska. Gue mohon. "

Mata Aska yang berkaca-kaca menatap Aruna dengan sendu. Mau tidak mau Aska menuruti perintah Aruna. Ia bergegas untuk pergi meninggalkan Aruna di ruangan milik Arka.

Saat membuka pintu, matanya bertemu dengan Mario yang sudah berada di depan pintu ruangan. Mario menatap datar pada Aska.

Ya, Mario mendengar semua percakapan antara Aruna dan Aska.



Aruna terisak menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Gadis itu mendongkakan kepalanya saat pintu ruangan terbuka menampilkan Mario yang menatap nya dengan sendu. Pria itu berjalan menghampiri Aruna.

Aruna yang terkejut dengan cepat menghapus air matanya. " Mas se-jak kapan disini? " tanyanya dengan terbata-bata.

Mario hanya tersenyum tipis. Ia mendudukan dirinya disebelah Aruna. Mengusap air mata yang mengalir di pipi wanita itu.

The Truth UntoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang