***
Hai ini_iceCream💅
Airla yang sudah memakai baju seragam rapi dan siap berangkat sekolah langsung menuju kamar Virgo untuk meminta penjelasan darinya.
BRAKK!
Airla membuka kasar pintu kamar Virgo dengan rasa kesal dan emosi yang memuncak.
"Maksud ucapan kak Virgo kemarin apa?!" Tanya Airla dengan nada suara yang tinggi.
"Kenapa sih, pagi-pagi emosi kayak gitu, ucapan apa ha? ngigo kali lo!" Kata Virgo yang tengah memakai jaketnya.
"Aku nggak ngigo, kak Virgo kemarin bilang kalau kak Virgo ngehajar Divo. Kakak kelas aku" Kata Airla dengan suara yang memelan di akhir kalimatnya, dengan kedua mata yang menatap gelisah ke arah Virgo.
"Oh itu, lagian kamu pinter banget sih pacaran diem-diem sampai nggak ketahuan sama mama, udah dua bulan lagi, lo itu masih bocil nggak boleh pacaran" Ucap Virgo berdiri lalu mengambil tasnya. Seketika saja Airla berlari keluar dari kamar Virgo.
"Airla sarapan dulu" Pinta Lia yang melihat Airla berlari terburu-buru,
"Sarapan di kantin ma, aku buru-buru takut telat" Teriak Airla sambil berlari keluar rumah.
Virgo berjalan ke arah meja makan setelah mengikuti Airla yang menuruni anak tangga dengan tergesa-gesa. "Adek kamu itu kenapa? Kok buru-buru, kan masih pagi" Ucap Lia menaruh roti dengan selai di meja makan.
"Nggak tau ma, emang bocah aneh" Jawab Virgo mengambil roti lalu memakannya.
Lia hanya menggeleng-gelengkan kepalanya ketika melihat interaksi antara Virgo dan Airla. Adik kakak itu memang seperti tom and jerry yang tidak pernah akur, tetapi melebihi itu.
Virgo menatap pintu rumah yang terbuka lebar dan sejenak ia melamun. Wajahnya yang semula datar dan garang, sekarang berubah menjadi lembut.
Cowok itu terus mencari jawaban mengapa ia tidak terlalu menyukai adeknya itu, padahal ia cukup tau betapa tertekannya Airla terhadap dirinya. Namun terkadang ia merasa sesayang itu pada Airla
***
Darren keluar dari kamarnya dengan menggunakan seragam rapi, kebetulan ia adalah kakak kelas di sekolahan Airla, SMA Bima sakti.
"Kak sarapan dulu yuk mama buatin steak ayam kesukaan kak Darren" Ucap Geya yang menyodorkan sepiring steak ayam dengan senyum manisnya itu.
"Mama mana?" Tanya Darren dengan wajah datar.
"Mama kan lagi di kantor, katanya sih ada meeting penting pagi ini" Lanjut gadis itu.
Semenjak kepergian Albi, Dirma menjadi wanita pekerja di mana ia harus menghidupi kedua anaknya dengan cukup tanpa kekurangan sedikit pun.
Darren langsung berjalan keluar rumah sembari mengabaikan Geya. Geya yang merasa teracuhkan langsung menaruh makanannya di atas meja begitu saja lalu mengikuti Darren keluar rumah.
"Nggak apa-apa kalau kak Darren nggak mau makan, tapi aku nebeng ya berangkatnya? Kita kan satu sekolah hehehe" Kata Geya dengan cengiran lebarnya. Namun Darren langsung menyalakan mesin motornya lalu menancap gas dan pergi begitu saja, meninggalkan Geya yang terdiam.
Geya menarik nafasnya dalam-dalam ia merasa lelah setiap hari diabaikan oleh kakaknya itu.
***
Setibanya di sekolah Airla mencari keberadaan Divo hingga ia memasuki kelas Divo. Divo yang melihat Airla datang pun langsung menariknya ke belakang sekolah,
Divo melihat raut wajah Airla yang tampak gelisah, Divo seakan tau apa yang akan di tanyakan Airla yaitu tentang Virgo. Karena Virgo sendiri yang menyampaikan kepadanya bahwa Airla harus tau jika ia sudah mengajar Divo, dan menyuruhnya untuk menjauhi Airla.
"Kak Virgo kemarin..."
"Sssstttt" Jari telunjuk Divo tepat di depan bibir Airla, memberi kode menyuruh Airla agar berhenti tidak melanjutkan pembicaraannya.
Divo mengangkat rambut poni yang menutupi jidatnya dimana terdapat luka lebam di pelipis-nya. Airla yang melihatnya pun langsung berkaca-kaca, apalagi saat melihat lengan dan beberapa bagian tubuh Divo yang terpampang jelas terdapat luka lebam.
"Luka lainnya ada di tubuh" Ucap Divo memberi tahu.
Divo langsung memeluk Airla. Di pelukan Divo, Airla selalu merasa hangat dan nyaman di mana ia merasakan lembutnya kasih sayang darinya, namun ia merasa seluruh dunia membenci hubungannya dengan Divo.
"Hey, aku nggak apa-apa nggak sakit kok, kalo gini doang sakit gimana caranya aku jagain kamu" Divo berkata sambil tersenyum manis untuk menghibur Airla yang terlihat sedih.
Airla pun membalasnya dengan senyuman, di tatapnya lamat-lamat wajah tampan milik kekasihnya itu. Jarak mereka begitu dekat, bahkan Airla bisa merasakan hembusan nafas Divo yang menyapu permukaaan kulit wajahnya.
"Huuuuu" Terdengar suara siswa-siswi yang mendekat, Airla reflek langsung melepaskan pelukan Divo.
"Ngapain kalian berduaan di belakang sekolah yang sepi?" Kata salah satu siswi, mereka adalah siswa siswi kelas 12 IPS.
"Div lo itu kakak kelas, malu lah kalau di liat adik kelas yang lain" kata salah satu siswa yang mengejek, tentu saja semua siswa dan siswi berpikir yang tidak-tidak karena jarak mereka tadi benar-benar dekat.
Terdengar suara sorakkan dan kerumunan yang begitu bergemuruh. Di dalam kerumunan itu terlihat Darren yang hanya mengamati Divo dan Airla dengan tatapan tajamnya.
Divo hanya diam dan melindungi Airla di belakangnya, sedangkan Airla terlihat bingung tidak tau apa yang harus ia lakukan sekarang.
Divo terlihat lemas namun ia menyembunyikannya dan terlihat baik-baik saja, sesekali lelaki itu melihat kerumunan di hadapannya namun pengelihatanya terasa kabur. Darren yang menyadari keadaan Divo yang semakin lemas pun langsung bertindak.
"STOPP!!" Darren bertindak tegas hingga suara sorakan itu seketika berhenti. Beberapa detik kemudian ia berjalan menuju Divo dan Airla. menariknya pergi ke UKS di iringi suara siswa siswi lainnya.
***
"Mendingan lo balik ke kelas" Kata Darren kepada Airla. Gadis itu menatap Divo meminta izin untuk pergi, Divo mengangguk mempersilahkan Airla untuk pergi,
Beberapa saat setelah Airla pergi, Divo memegang erat kepalanya menahan sakit akibat pukulan Virgo kemarin. Sakit yang benar-benar membuatnya kesakitan.
"Lo nggak usah nentang, lepasin aja dia dari pada lo yang menderita" kata Darren mengantar Divo ke arah brankar UKS.
"Gue juga capek, tapi nggak semudah itu" Jawab Divo memejamkan matanya sejenak.
***
Terimakasih💅

KAMU SEDANG MEMBACA
Airla [END]
Novela JuvenilTerkadang kehidupan di luar rumah membuat Airla merasa bahagia dari pada kehidupan di dalam keluarga. mama sayang sama Airla, tapi itu menyiksa papa ada, tapi tak selalu ada untuk Airla airla punya kakak, seorang kakak yang jahat "Kenapa kak Virg...