16

786 41 1
                                    

Ini_iceCream


****

   Lia yang menggenggam tangan Airla merasakan bahwa tangan anaknya bergerak, perlahan mata Airla terbuka menentukan cahaya yang masuk ke dalam manik matanya.

    "Papa...." Pertama kali sadar Airla menyebut papa, Airla sangat merindukan Roy, setahun hanya bertemu sekali dengan Roy. Bagaimana ia menunda rindunya itu dengan cinta pertamanya.

    "Papa di sini Airla" Terlihat mata lelaki itu mulai basah oleh air mata. Mata Airla belum sepenuhnya terbuka, ia merasakan sakit di bagian perutnya akibat tusukan tadi.

   "Kenapa semua nangis?" Airla menatap orang-orang yang berada di ruangan bersamanya. Lia dan Roy pun tersenyum hambar saat mendengarnya.

   "Apa yang sakit? Bilang sama mama" Wanita itu mengusap air mata yang kini mengalir dari mata anaknya.

    Airla menutup matanya. "P-perut Airla. S-sakit" Virgo menatap Airla, apa pantas ia di sebut dengan sebutan kakak oleh Airla. Rasanya ia malu bertanya kepada Airla.

    "Airla cepat sembuh ya, papa janji, papa nggak akan ninggalin Airla. Papa akan menjadikan Airla prioritas papa" Roy mengusap matanya berusaha menampilkan senyum manis di depan putrinya.

  Tapi sayang mata Airla yang tertutup tidak kuat untuk terbuka lagi. Kini ia menutup erat matanya lagi sebelum dokter datang untuk memeriksanya.

                               ****

      "Kita harus segera melakukan tindakan operasi, kita sudah mendapatkan donor ginjal yang tepat untuk Airla" Jelas dokter Jihan setelah memeriksa keadaan Airla.

     Saat mendengar ucapan dokter Jihan, seketika orang-orang yang berada di ruangan itu tersenyum tipis, karena akhirnya ada seseorang yang ingin mendonorkan ginjalnya. Mereka tidak rela jika Airla harus hidup hanya dengan satu ginjal saja.

      Lia dan Roy kini mementingkan kesembuhan Airla, siapa yang mendonorkan ginjal untuk Airla akan ia urus nanti.

     Perampok tadi sudah di kenai hukuman, mereka kini berada di balik jeruji besi menanggung jawabkan semuanya.

                                ****

     Airla kini dipindahkan ke ruang operasi banyak doa untuk Airla agar oprasinya lancar. Namun Darren terlihat sedih, di pelupuk matanya seperti menahan tangis.

   "Airla..." Geya yang datang segera menghampiri Lia dan Roy.

   "Airla di mana tante" Wajah gadis itu memerah ia terkejut saat mendengar kabar tentang sahabatnya.

   "Airla sedang menjalani oprasi" Geya terduduk di dekat Lia, entah mengapa ia merasa bersalah karena telah menyuruh Airla datang kerumahnya.

    "Ini semua salah Geya tante, Geya yang nyuruh Airla datang ke rumah, untuk belajar bersama. Airla pinter tapi akhir-akhir ini nilainya menurun" Geya tertunduk satu per satu air mata itu jatuh.

    Lia menggeleng. "Bukan, bukan kamu yang salah. Ini takdir" Lia mengelus punggung Geya untuk menenangkannya.

                              ****

     Oprasi sudah berjalan dua jam tetapi belum ada tanda-tanda bahwa oprasi telah selesai. Tidak lama kemudian ruang oprasi terbuka dengan adanya dokter Jihan.

    "Oprasi berjalan dengan lancar" Ucap dokter Jihan, semua yang menginginkan oprasi Airla lancar kini tersenyum bahagia.

    "Apa boleh saya menjenguknya" Tanya Roy.

Airla [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang