Part 08

747 114 17
                                    

💙💙💙

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💙💙💙

Hari libur dimanfaatkan oleh Sean untuk menjernihkan pikiran dan hatinya. Bersama Zifan, ia pergi ke tempat-tempat yang bisa menghibur. Keduanya pergi makan, bermain ke taman hiburan, hingga siang hari mereka kini duduk di depan sebuah danau buatan di tengah kota.

Sean duduk berselonjor kaki di sebuah kursi di bawah naungan gazebo berbentuk persegi. Menatap kosong pada hamparan air danau diantara bangunan tinggi. Sekumpulan pohon berdaun hijau nan rindang tumbuh di tepian danau.

Dalam setelan blazer panjang warna biru tua, ia mencoba mencari senyumannya sendiri yang seakan hilang semenjak pertemuannya dengan Yunxi. Sudut bibirnya ia tarik membentuk senyuman sewaktu Zifan yang dari tadi berdiri di dekat pagar pembatas danau, kini berjalan menghampiri.

“Jadi kau bertemu dengannya?” Zifan menghempaskan pantat di sebelah Sean.

Berpaling menatap Sean yang mencoba memamerkan senyuman manisnya, sementara hembusan angin semi yang diantarkan pepohonan di dekat mereka membuat rambut depan pemuda manis itu bergerak-gerak.

“Apa dia memintamu untuk kembali?” lagi, pertanyaan Zifan mengusik kebisuan Sean.

Pemuda manis itu menggeleng.

“Tujuan hidupku sekarang adalah mencari uang untuk rumah tuaku.”

“Kau masih mencari uang itu,” Zifan berkomentar.

“Tentu saja,” Sean melebarkan senyum sambil menatap satu perahu kecil yang melintas di depan mereka.

“Kau perlu bantuanku?”

“Ah.. Tidak-tidak..” Sean menyentuh rambut depannya yang turun menutupi kening. “Aku ingin membeli rumah lama itu dengan kemampuanku sendiri, tapi – aku sudah bertemu hantu iseng, seorang pria kaya – “

Sekilas Sean merengutkan bibir seiring bayangan Wang Yibo yang berkelebat di benaknya. “Tapi aku tidak ingin mendapatkan uang darinya, ia pun sudah memberikan banyak hal padaku.”

Zifan menggelengkan kepala, menyunggingkan senyum maklum lantas kembali berkata. “Temanku yang seorang pengacara masih sendiri, syaratnya sangat bagus. Kau berminat aku kenalkan padanya?”

Ekspresi Sean sedikit terperangah seraya berpaling pada Zifan. Sedetik kemudian ia mengeluarkan desisan gemas melihat senyum jahil temannya.

“Jangan bercanda..”

Sean memvoutkan bibir dan kembali mengalihkan pandangan ke arah danau.

Sedangkan Zifan terdengar mengeluarkan tawa geli. Tapi tak lama, ia sedikit merunduk dan menurunkan pandangan pada sepatunya.

“Aku melihat Luo Yunxi saat dia menemui teman pengacaraku. Aku dengar, dia meminta temanku untuk menjadi penasehat hukumnya dalam menangani kasus mereka,” sedikit hati-hati Zifan mengerling ke arah Sean.

𝐒𝐓𝐎𝐑𝐘 𝓕𝓻𝓸𝓶 𝓣𝓱𝓮 𝓟𝓪𝓼𝓽  [𝓔𝓷𝓭]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang