💙💙💙
Sehari setelah kunjungannya ke yayasan Inanami Spine, Sean merasa lebih lega dibanding hari-hari sebelumnya. Ia merasa terbebas dari beban, menyambut hari dengan senyuman. Bahkan hujan di pagi hari tidak menghalangi dirinya untuk tetap melangkahkan kaki keluar dari apartemen menuju kafenya berada. Setelah menutup payung yang ia gunakan untuk melindungi dari hujan, ia menaiki bus yang biasa melewati jalan menuju Corner Cafe.
Meski hari itu lagi-lagi Zifan tidak bisa datang, Sean tetap membuka dan mengurus kafe seorang diri. Ia cukup heran dengan perilaku Zifan akhir-akhir ini. Tidak biasanya ia begitu sibuk di luar kesehariannya menjaga kafe. Bahkan ia tidak menduga waktu kemarin bekerjasama dengan Yibo untuk mempertemukan mereka.
Sambil menunggu pengunjung, setelah tiba di kafenya, Sean menyibukkan diri dengan bersih-bersih dan mencatat keperluan kafe yang harus ditambah. Duduk sendirian di kursi bar, ia mengingat Wang Yibo yang meminta maaf malam itu. Helaan nafasnya mulai terdengar, hatinya yang mulai lunak dan melapangkan dada untuk memberi maaf kini seakan menunggu pemuda itu kembali untuknya.
Selama ia menghabiskan jam demi jam menjaga kafe, dan siang yang kembali cerah setelah diguyur hujan, pada jam itu Yunxi mendatangi kafenya. Tersenyum manis dengan kelembutan yang selalu mengiringi garis wajahnya. Tangannya membawa satu paper bag besar.
“Sean, kau terlihat lebih baik. Bagaimana bisnis kafenya?”
Sean mengulas senyum. Setelah keduanya waktu itu sama-sama melepas semua hal di masa lalu, kini saat bertemu kembali semuanya terasa berbeda. Mereka layaknya sahabat yang hanya berteman biasa. Perasaan keduanya menjadi lebih bebas dan terbuka.
“Apa yang kau bawa?” ia keluar dari balik counter, menghampiri Yunxi yang duduk di salah satu kursi.
“Kue dari rumah,” Yunxi menjawab. “Ibuku ingin aku memberikan ini padamu.”
“Dari bibi?” sesaat Sean mengerjap tak percaya. Ia menarik kursi dan duduk di seberang Yunxi.
“Sean, ibuku ingin meminta maaf padamu. Tetapi ia tidak bisa kemana-mana, sekarang hanya bisa duduk di kursi roda. Aku datang untuk menyampaikan permintaan maafnya. Kue ini sengaja dibuat untukmu. Ibu sangat berharap, kau bisa memaafkan segala kesalahannya selama ini. Dia sudah menghancurkan hidupmu. Dia tahu tidak bisa mengubah apapun, tidak bisa mengembalikan hal-hal yang sudah ia renggut, ia hanya berharap kau mendapatkan kebahagiaan untuk menebus semua kepedihan masa lalu. Sean, kau mau memaafkan ibuku?”
Perasaan Sean merasa terharu. Ia tahu semua perbuatan ibunya Yunxi memang sudah sangat mengubah kehidupannya, namun kini, stroke yang diderita ibu tersebut mungkin adalah bentuk hukuman yang ia terima. Baginya, tidak ada lagi alasan untuk terus memendam kebencian. Ia teringat perkataan pendeta Ren, bahwa dalam hidup seseorang akan selalu tergelincir dalam kesalahan. Tidak ada yang sempurna.
Sambil menganggukkan kepala, Sean menerima genggaman tangan Yunxi yang meminta maaf mewakili ibunya.
“Semua sudah berlalu. Aku sudah memaafkan bibi. Sekarang yang penting adalah menyongsong masa depan, tidak perlu lagi menengok ke belakang secara berlebihan,” ia berkata lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐓𝐎𝐑𝐘 𝓕𝓻𝓸𝓶 𝓣𝓱𝓮 𝓟𝓪𝓼𝓽 [𝓔𝓷𝓭]
RomanceDapatkah sepercik nyala api berkobar dan membakar, dan dapatkah sepotong kenangan menghancurkan hidup seseorang? Ini adalah kisah seorang Sean yang patah hati, yang mencoba merangkai kisah baru dalam hidupnya. Tetapi siapa sangka cinta yang baru in...