Part 28

425 69 3
                                    

💙💙💙

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💙💙💙

Denting bel pintu yang menggema di tengah sepi suasana, menggugah sosok Wang Yibo yang sedang larut dalam lamunan. Meskipun dirinya sudah kembali ke rumah dengan tampilan lebih segar dan cerah, namun tidak sanggup menutupi kegundahan hatinya. Wajah tampan itu masih diselimuti aura kesedihan yang mendalam.

Dengan menyeret langkah, ia beranjak menuruni tangga menuju pintu utama. Setengah tak berminat menarik knob, membuka pintu coklat tebal itu lebar-lebar. Ia nyaris tak mempercayai penglihatannya, menatap satu sosok yang berdiri di ambang pintu, memandanginya dengan sorot mata kebahagiaan namun diiringi rasa penyesalan yang menghias raut muka Sean.

Pria manis itu mengerjapkan matanya nan bening seakan melihat sosok malaikat yang selama ini ia harapkan, sebelah tangan memegang erat kartu besar yang sebelumnya diselipkan Wang Yibo ke bawah pintu apartemen. Nafasnya sedikit terengah mengingat ia nyaris berlari menuju rumah Wang Yibo. Perasaan bahagia dan terharu bisa kembali melihat sosok yang ia rindukan membuat Sean tak sadar menggenangi matanya dengan lapisan airmata.

Menyaksikan Wang Yibo menatapnya dengan tatapan penuh penyesalan, tanpa kuasa menahan diri ia menghamburkan diri ke dalam pelukan si pemuda. Memeluk erat leher Wang Yibo diiringi bisikan yang menggetarkan.

“Maafkan aku.. Aku sudah bersalah.. Aku minta maaf.. Aku berhutang satu maaf padamu.. Apa kau tidak akan mempedulikanku lagi?”

Kedua lengan Sean gemetar memeluk erat-erat pemuda yang dicintainya. Aliran hangat itu tak bisa ia tahan, mengalir membasahi pipi.

Perasaan Wang Yibo semakin menderita mendengar kata-kata Sean. Gurat kesedihan di wajahnya semakin dalam. Sedikit ragu, pelan-pelan ia menggerakkan tangan memeluk tubuh ramping Sean, balas merangkulnya penuh kasih sayang.

“Apa yang kau bicarakan? Seharusnya aku yang minta maaf..”

Suaranya sedikit tercekat, bibirnya berusaha membentuk senyuman seiring telapaknya yang mengusap lembut kepala belakang Sean.

“Aku berjanji, aku tidak akan membuatmu sesedih ini lagi. Aku tidak akan membuatmu mengeluarkan airmata. Aku tidak akan pernah melepaskan tanganku lagi. Aku berjanji padamu, Sean..”

Bibir Sean yang bergetar tersenyum haru, merasakan hatinya sekarang begitu bahagia mendapatkan lagi kehangatan Wang Yibo. Perlahan melepaskan pelukan, keduanya saling menatap dipenuhi perasaan cinta yang terus berbunga.

Mengulurkan tangannya, jari Wang Yibo mengusap airmata yang sempat mengalir dari mata bening Sean.

“Jangan bersedih. Aku tidak akan membuatmu mengalirkan lagi airmata kesedihan,” senyum Yibo tercipta dengan manis.

Membalas sentuhan Wang Yibo, Sean hendak membelai wajah tampan di depannya namun tangan Yibo serentak menyentuh keningnya.

“Kau sakit? Kenapa tubuhmu terasa hangat?” mengernyit khawatir karena merasakan tangannya menyentuh kulit Sean yang sedikit demam, ia tergesa merangkul pundak Sean, memapahnya menaiki tangga.

𝐒𝐓𝐎𝐑𝐘 𝓕𝓻𝓸𝓶 𝓣𝓱𝓮 𝓟𝓪𝓼𝓽  [𝓔𝓷𝓭]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang