Part 11

622 100 15
                                    

💙💙💙

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💙💙💙

Garden Pier.

Matahari telah tenggelam dengan sempurna diiringi rintik hujan yang semakin deras dalam sekejap.

Luo Yunxi berhenti di tepi jalan, turun dari mobil lalu berjalan cepat-cepat mengitari rumah kecil indah dibingkai taman, melintas ke jalan setapak pribadi.

Sudah lima tahun berlalu, dia masih saja terkesima, digulung ombak nostalgia, dengan cepat melewati pagar tanaman yang terawat lalu dia bergegas menaiki tangga berubin ke pintu utama.

Setelah membuka kunci pintu, dia melangkah ke dalam ruang yang telah dia sewa selama beberapa tahun terakhir. Baru kemudian dia menghela nafas lega, melonggarkan sesak di paru-parunya.

Melihat sekilas ke dalam memberitahunya bahwa semuanya seperti saat dia meninggalkannya kecuali bahwa sekarang lapisan debu halus menutupi meja kopi dan beberapa perabotan.

Bunga dalam pot di dekat jendela geser telah merontokkan daun dan bunganya, dilihat dari dedaunan dan kelopak kering yang mengotori lantai.

Luo Yunxi membuka jendela, membiarkan angin masuk mengurangi intensitas pengap dan aroma masa lalu yang mengepung dan menjeratnya.

Dia mengira dia tidak akan merasakan sakit di hati sanubarinya saat kembali, tetapi ternyata dia tidak bisa benar-benar mengatasi emosinya sendiri.

Pesona rumah molek dengan satu ruangan tengah dan kamar tidur kecil ini, yang dulunya merupakan tempat tinggal dirinya dan Sean, lima tahun lalu, kala mereka masih berada di Universitas, masih tidak bisa hilang dari dalam dirinya.

Tempat di mana pernah menjadi surganya, tempat di mana dia bisa menjauh dari kebisingan kota dan tekanan emosional keluarga. Kini, seperti hatinya, sekarang tampak lelah dan kosong. Disesaki dengan suara-suara dan ilusi masa lalu yang terperangkap di setiap sudut-sudut ruangan.

Menutup pintu utama, dia memiliki kilasan cepat tentang terakhir kali dia melihat Sean. Dia memeluk pemuda manis itu, mengagumi setiap saat dari semua hari-harinya. Mengamatinya bahkan saat sedang tertidur, seolah-olah berusaha membaca pikirannya.

Itu lima tahun yang lalu, namun rasanya baru terjadi kemarin.

Luo Yunxi menangisi kelemahan dirinya yang tak mampu melepaskan bayang-bayang Sean, menyimpannya dalam lembar-lembar memori menyakitkan dan terus menerus membukanya lagi dan lagi meski ia tahu akhirnya hanya akan menyakiti diri sendiri.

Dia merasa dengan begitu ia telah setia pada perasaannya.

Tapi bagaimana dengan Sean?

Pemuda itu berdiri lama di dekat jendela, menatap hujan dan menikmati gemericiknya yang sendu. Satu keinginan kuat untuk menelepon Sean mengusiknya dari dalam hati yang kacau. Dia memberanikan diri menekan nomornya, menunggu suara lembut itu menyebut namanya. Biasanya terdengar sangat indah didengar.

𝐒𝐓𝐎𝐑𝐘 𝓕𝓻𝓸𝓶 𝓣𝓱𝓮 𝓟𝓪𝓼𝓽  [𝓔𝓷𝓭]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang