💙💙💙
Cahaya menyilaukan dari lampu mobil Wang Yibo menyinari Sean yang berdiri tegak menyambut kedatangan si pemuda. Dengan senyum yang menghiasi keduanya, Wang Yibo bergegas turun, melangkah mendekat dan menarik bahu kecil Sean ke dalam pelukan hangat.
“Maafkan aku. Aku sudah berteriak di depanmu.”
Sambil membalas pelukan lebih erat, kepala Sean menggeleng lambat.
“Aku juga minta maaf, tidak mencoba memahami hatimu. Maafkan aku yang masih belum bisa bertindak tegas.”
Sean menyandarkan kepala seakan tidak ingin melepas kehangatan dari pelukan sang kekasih. Bibirnya menyunggingkan senyuman bahagia karena hati mereka yang kembali saling menerima.
Melepas pelukan dengan enggan, Wang Yibo mendaratkan satu kecupan di kening Sean.
“Ayo, kita masuk.”
Senyumnya teriring gerakannya yang membuka kunci pintu, menarik pria manis itu memasuki rumah.
“Tidurlah disini. Aku tidak ingin berpisah lagi denganmu,” seraya mengusap pipi Sean, ia berkata lembut.
Mengangguk paham, Sean mengikuti langkah Wang Yibo menaiki tangga.
Malam yang bergulir semakin larut tidak menghalangi Sean untuk membersihkan diri terlebih dulu sebelum beranjak tidur. Kini ia duduk di tepi tempat tidur, mata beningnya menyapu keseluruhan ruangan yang luas bernuansa coklat. Entah mengapa, dia merasa begitu nyaman berada di sekitar Wang Yibo.
Menunggu pemuda itu masuk, Sean bangkit dan berdiri menghadap balkon. Menatap satu taman yang diterangi pendaran lampu putih pucat. Bunga Fuji berwarna putih dan ungu bergelantungan indah sedikit merambat menutup sisi kanopi. Karena ketinggian pohon mencapai balkon, bunga cantik itu sedikit jatuh pada tepian railing.
Merasa tertarik, tangan Sean terulur hendak menyentuh bunga namun satu suara menyurutkan niatnya seiring tarikan pada lengan.
“Jangan disentuh.”
Wang Yibo mencegah gerakannya seraya memeluk dari belakang, menahan kedua lengan hingga berada dalam pelukan. Wajahnya bersisian dengan pipi Sean, sementara aroma parfum menguar dari tubuhnya.
“Kenapa?” menoleh sekilas, Sean mendapati wajah tampan dan segar di dekatnya, hidungnya dipenuhi keharuman yang menggoda dari tubuh Wang Yibo.
“Bijinya beracun. Aku tidak ingin tangan halusmu menyentuh hal-hal yang menyakitkan.”
Tersenyum manis, Sean mencoba melepaskan diri dan memutar tubuh menghadap si pemuda. Telapak halusnya terulur mengusap pipi.
“Jadi apa yang harus kusentuh? Wajahmu?” kerlingan Sean sangat menggoda.
Wang Yibo balas mengerling. “Apapun yang kau inginkan di tubuhku.”
Ucapannya diakhiri satu ciuman yang menyentuh milik Sean.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐓𝐎𝐑𝐘 𝓕𝓻𝓸𝓶 𝓣𝓱𝓮 𝓟𝓪𝓼𝓽 [𝓔𝓷𝓭]
RomanceDapatkah sepercik nyala api berkobar dan membakar, dan dapatkah sepotong kenangan menghancurkan hidup seseorang? Ini adalah kisah seorang Sean yang patah hati, yang mencoba merangkai kisah baru dalam hidupnya. Tetapi siapa sangka cinta yang baru in...