Part 23

813 87 9
                                    

💙💙💙

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💙💙💙

Cuaca yang tiba-tiba berubah, rintik hujan yang semakin deras membuat Sean yang sedang berjalan lambat mencoba mencari tempat berteduh. Setelah menginap sehari di kampung halamannya dan berziarah ke makam sang ibu, ia berkeinginan untuk langsung kembali ke Tokyo.

Berdiri di bawah atap rumah tepi jalan, wajahnya mendongak menyaksikan langit siang yang kelabu dan tidak menduga hari itu akan turun hujan hingga ia tidak membawa persiapan apapun. Melirik jam tangannya, Sean menghitung waktu untuk tidak terlalu malam tiba di Tokyo.

Ingatannya lari ke pemuda tampan yang mengatakan akan menjemputnya di terminal nanti. Sedikit gelisah ia mencoba menunggu hujan sedikit mengecil.

Disaat dirinya hendak memaksa menerobos air hujan, mendadak satu panggilan dari arah kanan menyentuh pendengarannya.

"Sean?!"

Berpaling kaget, mata Sean sedetik melebar melihat satu sosok yang berjalan mendekat.

Satu pemuda yang sedang ia hindari melangkah diiringi senyum manis. Tangan sebelah memegang payung biru tua yang melindunginya dari titik-titik hujan.

Yunxi? Kenapa dia ada disini?

Meskipun ia sudah melepas bayangan masa lalu, menjauhkan diri dari pemuda itu, tapi mengetahui Yunxi ada di kampung halamannya tetap saja menimbulkan perasaan lain, di samping tanda tanya besar yang menghampiri benaknya.

Luo Yunxi mengulas senyum lebar, binar matanya membuat wajah tampannya begitu cerah meskipun dibawah langit kelabu dan guyuran hujan yang membasahi bumi.

Mata bening Sean mengerjap lambat mendapati sosok itu kini berdiri di depannya. Memberikannya senyuman yang bertahun-tahun lalu selalu membuatnya begitu bahagia. Sekian detik keduanya bersitatap, memancarkan emosi yang selalu berkecamuk di setiap pertemuan mereka.

"Sean.. Akhirnya aku menemukanmu.."

Perkataan Yunxi menembus suara air yang mengenai atap rumah. Tangannya yang memegang payung bergerak mendekat, memayungi kepala Sean.

"Kau - ada disini?"

"Kita bicara di tempat lain," Yunxi tersenyum, mengajak pria manis itu berjalan bersama.

Diiringi helaan nafas, akhirnya Sean mengikuti keinginan Yunxi. Keduanya berjalan di bawah payung menembus rinai hujan dengan intensitas airnya yang tidak berkurang.

Keduanya kini memasuki satu kafe kecil. Duduk bersisian di satu bangku kayu di luar bangunan.

Seraya menepuk mantel bagian bahu yang terkena cipratan air hujan, Sean melontarkan pertanyaan.

"Kenapa kau ada disini?"

Wajahnya berpaling, mendapati Yunxi yang sedang memandanginya.

"Aku ke rumahmu," pemuda itu menyahut. "Dan baru tahu kalau bibi sudah meninggal," tatapan Yunxi sedikit turun.

𝐒𝐓𝐎𝐑𝐘 𝓕𝓻𝓸𝓶 𝓣𝓱𝓮 𝓟𝓪𝓼𝓽  [𝓔𝓷𝓭]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang