Part 42

378 64 4
                                    

💙💙💙

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💙💙💙

Selicin apapun Wang Yibo menghindar, akhirnya ia tetap tidak bisa meninggalkan cerita yang sudah ia tulis sebelumnya. Tuntutan dari editornya yang tiada henti terus meneror membuat ia harus mengambil keputusan. Setelah pagi buta ia mendapat telepon dari editornya yang terus mengeluh, Wang Yibo kini duduk berdampingan di kantor penerbit.

“Internet kami tidak bisa bertahan lagi, sebagian pembaca menghilang dan mereka marah-marah. Semua mengajukan protes dan tuntutan. Mereka bilang hal itu berdampak pada mereka. Saat ini aku benar-benar bingung, kenapa kau berhenti begitu saja? Masalah kami juga harus diselesaikan.”

Wang Yibo duduk bersilang kaki, membisu mendengarkan keluhan editornya yang terus memohon. Tatapannya lurus ke depan, benak dipenuhi berbagai pikiran yang nyaris membuat otaknya pecah. Dia sendiri bingung bagaimana meneruskan cerita yang sudah ia mulai, dan setiap kali membahas tulisannya hatinya terasa begitu sakit mengingat bagaimana awal dirinya menulis cerita tersebut.

Sekarang dia seakan masuk ke dalam lubang yang ia gali sendiri, hanya tinggal terkubur oleh tanah terlebih oleh orang lain yang dengan senang hati menguburnya hidup-hidup.

Sosok yang ia takutkan itu adalah Sean.

Nyawanya seakan telah melayang lebih dulu bahkan sebelum sosok manis itu mendorongnya ke dalam lubang hitam yang ia gali.

Dengan sikut bertumpu pada pinggiran kursi, Wang Yibo menekan-nekan kening dan pelipis yang berdenyut-denyut mendengarkan ocehan editor di sebelahnya.

“Kau harus memikirkanku, Yibo. Satu-satunya cara, kau boleh berhenti menulis tapi kau harus meminta orang lain menulisnya. Aku tahu mungkin saat ini kau mengalami block writer, kau bisa mencari pengganti dan menuliskan cerita untukmu. Cerita Mr. Y akan diganti bahkan buku juga harus segera dicetak dan dibagikan.”

“Aku ingin menarik tulisanku.”

“Apa?!” editor itu berjengit gusar. “Itu tidak mungkin, Yibo!”

Editor berkacamata itu menepuk bahu Wang Yibo setelah sesaat menarik nafas dalam, menatap dengan sorot mata penuh harap.

“Pikirkanlah aku, Yibo. Bagaimana bisa kau tidak bertanggungjawab begini? Aku tidak kuat lagi menanggungnya, kerugian kami sudah terlalu besar. Tidak bisa diselesaikan dengan cara seperti ini. Kita harus selesaikan bersama. Kami dan dirimu akan terjamin, saat ini hanya itu satu-satunya cara yang terpikir untuk menyelesaikan cerita. Dengarkan aku. Setujuilah kali ini. Bagaimana?”

Merasakan dirinya sudah tidak bisa berpikir jernih, saat ini Yibo hanya bisa menyetujui saran dari editornya. Bagaimanapun dia tidak bisa diam saja membiarkan kerugian yang diderita kantor penerbit gara-gara dirinya.

Akhirnya dengan berat hati ia hanya bergumam setuju. Dia tidak peduli jadi seperti apa ceritanya sekarang. Bahkan dalam hati ia telah bertekad tidak akan lagi menulis cerita apapun.

𝐒𝐓𝐎𝐑𝐘 𝓕𝓻𝓸𝓶 𝓣𝓱𝓮 𝓟𝓪𝓼𝓽  [𝓔𝓷𝓭]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang