CHAPTER 6 - HAI BRIGHT

5.3K 496 45
                                    

Sudah sebulan aku bekerja di perusahaan milik Mild. Sebulan yang sangat menyebalkan, Krist selalu datang kepadaku, mengejek dan berteriak tentang segala hal, tentu saja karena dia memiliki posisi yang jauh lebih tinggi di perusahaan ini daripada aku. aku tidak tahu mengapa ayah sangat mencintainya, padahal aku naka kandungnya.

Win juga menemukan pekerjaan baru. Dia dengan senang hati bekerja dan mencintai pekerjaannya, tidak seperti aku.

"Berhentilah bermimpi dan bekerja lebih cepat, Gulf" Aku mendengar jeritan Krist.

"Maaf" jawabku dengan wajah menyesal. Dia memutar matanya melihatku dan pergi. Ya, aku sudah terbiasa dengan perilaku ini sekarang.

Suasana di kantor hari ini sedikit berbeda dari biasanya. Biasanya semua orang sedang makan siang pada jam istirahat, tetapi hari ini tidak ada yang meninggalkan tempat kerja mereka dan bekerja seperti budak korporat. aku berpikir untuk bertanya kepada Krist tentang hal itu tetapi itu akan menjadi usaha yang sia-sia jadi aku tidak melakukannya.

Saat itu Laci datang dan meminta beberapa file, dia sepertinya sedang terburu-buru tetapi akhirnya aku menanyakannya.

"Ada apa sih, kok mereka semua bekerja seperti mereka akan naik gaji?"

"ya ampun Gulf, kamu gak tau apa?" Dia bertanya dengan mata terbuka lebar.

"nggak, aku kan anak baru. jadi ya kaya hantu aja di kantor ini. mengganggu dan tak terlihat" Ucapku sedikit tertawa.

"Ya, sebenarnya MNC Multi National Corporation akan memberikan saham untuk proyek terakhir yang sedang dikerjakan ayahmu. Besok mereka akan berada di sini untuk rapat dan memeriksa pekerjaan. Sehingga bos, yaitu ayahmu, telah memperingatkan semua orang untuk memberikan yang terbaik. atau mereka akan di pecat dari kantor" Dia memberikan senyum lelah.

"Dan aku tidak tahu hal sebesar itu. Nah, MNC yang mana itu?" Aku bertanya karena penasaran.

"Perusahaan Jongcheveevat." Dia berkata dengan kilatan di matanya, mengambil setumpuk file dan pergi.

Pesta itu terakhir kali aku bertemu dengan Tuan Jongcheveevat. Padahal setelah acara itu Krist selalu memamerkan dirinya yang kerap bertemu dengan tuan Jongcheveevat. Dia bahkan mengatakan bahwa dia telah mengembangkan rasa suka padanya. Dia jatuh cinta padanya. Itu kata-kata Krist bukan kataku.

Aku tersadar dari lamunanku ketika Megan, asisten Mild, datang dan memberikan setumpuk kertas di samping komputerku.

"Mrs Joss telah memerintahkan untuk menyelesaikan ini hari ini" katanya singkat dan pergi.

Aku menenggelamkan diri dalam pekerjaan, aku menyelesaikan pekerjaan yang diberikan ayah tepat pukul 10 malam. Aku buru-buru mengambil tas dan mantelku dan turun dari gedung.

sesampainya di luar gedung, cukup dingin dan aku sedang menunggu taksi. Tiba-tiba sebuah mobil berhenti di depanku.

"Kana!" Pria itu berseru sambil menurunkan kaca mobilnya.

"Bright?" tanyaku bingung. Sudah satu dekade sejak terakhir kali kita bertemu, jadi aku tidak begitu ingat wajahnya tapi hanya Bright lah yang memanggilku dengan sebutan Kana.

"Kamu ingat?" Ucapnya sambil keluar dari mobil, bibirnya tersenyum canggung. Aku melihat mata coklatnya, dia sangat berbeda sekarang.

"Bagaimana aku bisa melupakanmu" Aku berteriak bahagia dan memeluknya erat-erat.

"Ya Tuhan! Kamu berat! Mundur, sadar diri, badanmu besar." Dia berseru dan aku memukul tangannya.

Dia adalah salah satu sahabatku sekaligus saudaraku. Bright Vachirawit adalah putra saudara laki-laki ibuku. Penggoda ulung nomer 1 di dunia, sifat playboi nya melebihi Krist. Dia adalah pemilik perusahaan startup yang bergerak di bidang Fashion di Paris. Dia sangat berbeda jika tidak membicarakan tentang bisnis, tetapi aku sangat mencintainya.

"Kenapa kamu berjalan malam-malam begini? Ini sudah larut" tanyanya khawatir.

"Iya, ada kerjaan di kantor, jadi pulang telat". Aku mendorongnya ke samping dan masuk ke dalam mobil mewahnya.

"Hei! Anak nakal! Jangan merusak mobilku" katanya.

"Di mana mobilmu?" Dia mengerutkan kening, masuk ke mobil dan menyalakan mesin.

"Sebenarnya, sebulan yang lalu aku merusak mobil ayah dalam kecelakaan kecil dan sejak itu aku tidak diizinkan menyentuh mobilnya" desah aku.

"Bajingan itu, masih bersifat seperti itu" Bright berkata dengan wajah yang kesal. Tidak ada yang tahu bahwa ayah meninggalkan ibu untuk menikahi Mild demi uang kecuali Win. Tapi Bright tau kelakuan ayah karena ia mencari tau sendiri. Dia membenci ayahku lebih dari apapun karena telah menyakiti ibu dan aku.

"Jangan gitu. Dia masih ayahku" kataku sedih.

"ya ya ya" katanya acuh..

"Nah, kenapa kamu di sini di Thailand?" aku bertanya.

"Bisnis" ucapnya santai. Pria ini gila kerja, meskipun kami belum berbicara selama bertahun-tahun, kami sering berkomunikasi lewat sosial media.

Sepanjang perjalanan kami berdua bercanda, tertawa, dan membicarakan hal-hal acak. Ini pertama kalinya aku merasa begitu lega setelah bertahun-tahun.

"Kuharap aku bisa menyelamatkanmu darinya" kata Bright tulus. Dia tidak tahu tentang bagaimana keluarga aku memperlakukanku, tetapi dia tetap membenci mereka. Bagaimana jika aku memberitahunya, apa yang akan Bright lakukan pada keluargaku.

Dia menghentikan mobilnya di depan rumahku dan aku mempersilahkannya masuk.

"Kau tahu aku bahkan tidak tahan melihat pria itu, Kana" katanya dengan nada jijik.

"Ok. Jangan datang" aku mengangkat bahu. "Berapa lama kamu di sini?"

"Seminggu"

"Gimana, kalau besok kita ngopi bareng. Kuharap kau bisa meluangkan waktu untuk sepupu yang tampan ini." tanyaku berharap dia akan menjawab ya. Dia 4 tahun lebih tua dariku dan selalu bertingkah seperti saudara yang terlalu protektif.

"Tentu saja Kana! Bagaimanapun juga kamu adalah sepupu yang paling aku cintai" dia tersenyum.

"Baiklah kalau begitu, mari kita bertemu cafe dekat kantor ayah" kataku. Aku tahu dia tidak tahu tempat itu, tapi dia pasti menemukan nya sendiri.

Setelah itu dia pergi dan untuk pertama kalinya dalam tahun-tahun ini, aku memasuki rumah aku dengan senyum di wajah aku.

Ketika aku masuk, aku melihat ayah duduk dengan pria lain yang berusia 50an tapi masih terlihat tampan. Mereka mungkin sedang membicarakan sesuatu yang sangat serius. Aku menaiki tangga, dan mendengar sedikit pembicaraan mereka.

"Anakku tidak akan pernah melawanku, Joss. Jika aku menyuruhnya, dia akan menurutiku".

Ayahku tersenyum menunjukkan giginya "Aku senang mendengarnya, Max. Krist pasti akan gembira".

Kedua pria itu saling berpelukan dan kemudian berbalik ke arahku. Pria yang lebih tua bernama Max menatapku bingung.

"Ini Gulf, putra pertamaku". ucap ayah yang mengerti kebingungan Max.

"Senang bertemu denganmu Tuan muda" kata Max dan membungkukkan badannya.

"Gulf, ini Maxim Jongcheveevat, sahabatku".


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rich Man - MewGulf ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang