CHAPTER 11 - TERNYATA

4.5K 488 42
                                    

"Bright, aku akan menemanimu di acara amal, tapi kamu yang izin dengan ayah" kataku padanya di telepon.

Hari ini adalah acara amal dan aku sangat senang karena akan bertemu Mew.

"Tiba-tiba mau?" tanyanya.

"Ya, tadi aku hanya takut kalau ayah tidak mengizinkan ku" aku hanya takut jika izin sendiri dengan ayah.

"Yasudah, aku yang akan mengurusnya" kata Bright dan segera memutuskan panggilan.

Aku duduk di tepi ranjang. Pertemuan itu akan jadi terakhir kali, sebelum dia pergi keluar negeri. Aku akan bertemu Mew, aku ingin pergi, aku harus, dia meminta aku untuk datang.

Setelah tepat 10 menit ada ketukan pintu. Itu Jane, pembantu rumah tanggaku.

"Pak Joss telah mengirim kan pesan untukmu, ia mengatakan bahwa tuan Gulf bisa pergi ke acara amal dengan Bright" katanya.

"Ayah mengatakan itu?" Aku bertanya padanya terkejut, dia mengangguk dan pergi.

Ini tidak nyata. Ayah setuju dengan aku pergi ke acara amal! Aku menutup pintu. Aku berperilaku seperti seorang remaja yang akan bertemu sang pacar, setelah lama tidak bertemu. Tapi aku tidak bisa menahannya, aku akan bertemu Mew, mungkin ini yang terakhir kalinya, tapi aku senang.

Saat itu ponselku berdering, tanpa melihat si penelpon aku mengangkatnya "Kana, aku akan menjemputmu jam 8. Bersiaplah" kata Bright dari ujung sana.

"Apa yang kamu lakukan?" Aku bertanya padanya dengan curiga.

"Aku nggak melakukan apapun Kanawut," katanya manis.

"Jangan bohong Bright, Apa yang kamu katakan pada ayah?"

"Aku tidak berbicara dengan orang hina seperti dia, Kana, aku meminta asistenku untuk melakukannya dan dia melakukannya. Sekarang jadilah pendampingku yang baik dan bersiaplah. Jangan lupa pakai setelan warna navy, biar selaras dengan pakaianku" katanya dan mengakhiri panggilan.

Ah, aku menyayangi Bright.

Aku tersenyum memikirkan malam ini. Bagaimana seseorang bisa membuatmu begitu bahagia bahkan tanpa kehadirannya? Hanya memikirkan dia dan aku tersenyum. Aku merasa gelisah, hanya memikirkan bertemu Mew malam ini.

Setelah mandi, aku berdiri di depan cermin dan menata rambutku. Aku ingin terlihat rapi, untuknya. Ketika aku selesai, aku mengeluarkan Tuxedo yang terlihat sangat cocok di tubuhku.

Bel pintu berbunyi dan aku berlari ke bawah untuk membukakan pintu untuk sepupuku yang bodoh. Keluargaku sudah pergi jadi tidak akan ada pertengkaran diantara Bright dan ayah.

Bright mengenakan tuksedo berwarna biru tua, rambutnya ditata dengan rapi dan seringai gigi terpampang di wajahnya yang bodoh. "Kana, kau tampan" katanya dan aku sengaja mengabaikannya dan duduk, setelah memasuki mobil. Dia mengikutiku, lalu melajukan mobilnya.

Tempatnya bahkan lebih megah dari yang aku bayangkan, tempat itu benar-benar dikelilingi oleh wartawan dan media yang ingin masuk ke dalam tetapi tidak diizinkan. Aku meletakkan tanganku di lekukan lengan Bright dan masuk ke dalam tempat yang indah itu. Jantungku mulai berdetak lebih cepat berpikir aku akan bertemu Mew lagi.

Pesta berjalan lancar, orang-orang berbicara dalam circle nya masing-masing, banyak pria dan wanita berdiri di dekat bar. Aku melihat sekeliling untuk mencari satu orang.

Seorang pelayan lewat dan Bright memberi aku minuman, dia kemudian membawaku ke sekelompok pria dan wanita dan memperkenalkan mereka kepadaku. Beberapa adalah rekan bisnisnya dan yang lain bekerja di perusahaannya. Aku tidak terlalu tertarik dengan pembicaraan mereka dan melihat sekeliling tempat itu.

Disana aku melihat ayah dan Mild berdiri di sudut dan berbicara dengan ayah Mew dan seorang pria yang melingkarkan tangannya di pinggang Krist. Punggung pria itu menghadap ke arahku sehingga aku tidak bisa melihat wajahnya tapi dia terlihat familiar. Terlalu akrab. Kemudian pria yang bersama Krist berbalik. seketika duniaku berhenti.

Mew bersama keluargaku, dengan tangannya di pinggang Krist dan Krist bersandar pada pundak Mew. Dia tidak terlihat tidak nyaman, melainkan tampak bahagia dengannya. Rasa cemburu melandaku saat aku berdiri di sana mati rasa.

Bright pasti melihat raut wajahku yang berubah. Dia berbisik pelan di telingaku "kau baik-baik saja". Aku hanya menatapnya dan memberinya senyum palsu kecil.

Kemudian Mew melihatku, dia menatapku tapi mengalihkan pandangannya setelah beberapa detik. Setelah beberapa waktu, Mew membisikkan sesuatu di telinga Krist yang membuat Krist tersenyum dan mengangguk sambil menggandeng tangan Krist. Dia membawa Krist bersamanya ke lantai dansa dan mereka mulai menari, Mew menatapku sekali lagi sebelum berbalik dan menari dengan Krist. Aku merasa diabaikan, dikhianati.

Dialah yang menyebabkan aku datang ke sini, dialah yang meminta aku untuk datang dan sekarang dia melakukan ini kepadaku. Aku menahan diri untuk tidak menangis di acara ini dan tidak ingin menunjukkan pada Mew, betapa sikapnya itu mempengaruhiku.

"Aku kasihan padanya" Aku mendengar suara Bright. Aku berbalik menghadapnya dan menyadari dia juga melihat mereka. Aku memberinya tatapan bingung dan dia tertawa.

"Mew Suppasit Jongcheveevat itu" katanya sambil menunjuk Mew "dengan adikmu si penggali emas. Mereka pasangan yang serasi" katanya sinis.

Aku tidak mengatakan apa-apa dan hanya melihat mereka menari dan tersenyum.

"Aku mengenal Mew karena urusan bisnis dan sepertinya dia menemukan jodohnya" Bright tertawa dan hatiku semakin sakit.

Kemudian dia kembali berbicara dengan teman-temannya sementara aku hanya berdiri di sini menatap ke lantai dansa. Krist benar-benar menari dengan sangat apik. Mew tidak memandangku sekali pun seolah-olah ia benar-benar lupa bahwa aku ada di sini.

Setelah beberapa menit Bright memintaku untuk berdansa dan aku menolak dengan wajah datar. Dia tahu ada sesuatu yang salah, tetapi aku tidak dalam kondisi mood untuk berbicara. Aku hanya ingin kembali ke rumah, meringkuk seperti bola dan menangis sepuasnya.

"Kana, ada apa? Kalau kamu mau, kita bisa pergi" kata Bright dengan nada khawatir.

"Ya kita pergi" jawabku akhirnya.

Aku melihat Mew untuk terakhir kalinya dan apa yang aku lihat menghancurkan hati menjadi jutaan keping. Mereka berciuman. Krist dan Mew berciuman! Mereka berdiri begitu dekat, terlalu dekat. Rasanya aku ingin menangis saat itu juga.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rich Man - MewGulf ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang