DOUBLE UP NIH . . .
****POV GULF ****
Aku duduk di sana mati rasa mendengar kata-kata ayah. Ini bukan yang aku harapkan untuk didengar. Ku pikir dia akan memberitahu tentang pernikahan Krist atau meneriakiku, tapi...
Ada keheningan selama hampir 5 menit, ketika telepon ayah berdering dan dia dengan cepat menjawabnya tanpa melihat id penelepon.
"Ya...ya. Aku menangkapnya.... dia duduk di depanku... oh ya.. jangan khawatir.... katakan padanya dia bersamaku.... ya.. ya. Oke " katanya kepada siapa pun yang ada di ujung telepon dan meletakkan teleponnya di atas meja dengan marah.
Dia hendak mengatakan sesuatu tetapi teleponnya mulai berdering lagi dan dia mengangkatnya, lagi-lagi tanpa melihat id si penelepon.
"Tapi... Oke.... ini" katanya dan meneruskan ponselnya ke arahku untuk mengambilnya.
Aku duduk di sana bingung, ketika dia memelototiku dengan marah dan aku mengambil ponsel dari tangannya. Saat aku meletakkan ponsel di dekat telingaku, dia bangkit dari kursinya dan keluar, membanting pintu yang ada di belakangku.
"Apakah dia sudah pergi?" Aku mendengar suara Mew saat aku meletakkannya di telingaku.
"Ya" kataku, bingung dan kaget dengan apa yang baru saja terjadi.
"Di mana kamu selama ini dan di mana ponselmu?" Mew bertanya, aku dapat dengan mudah mengerti dari suaranya bahwa dia berusaha untuk tidak marah kepadaku.
"A..Aku sebenarnya... umm... dengan Win, sahabatku" kataku tidak nyaman.
"Selama empat hari? Tanpa telepon!" katanya, terdengar marah sekarang.
"Sebenarnya....." Aku mulai berkata tapi terhenti.
"Aku ingin bertemu denganmu, aku tahu itu-maksudku... Joss pasti sudah memberitahumu tentang lamaranku" katanya, suaranya lebih lembut.
Jantungku berdetak kencang saat aku memikirkannya lagi. Dia ingin menikah denganku. Bagaimana itu mungkin? Aku jelas bukan tipenya.
"Y..ya tapi-"
"Tidak ada tapi Gulf. Kita bisa membicarakannya saat kita bertemu. Aku akan mengirim supir ku ke tempatmu" dia berhenti sejenak mungkin melihat arlojinya "jam 8 pas dia akan ke sana"
"Oke" bisikku, lebih pada diriku sendiri.
"Aku minta maaf atas apa yang terjadi di acara amal, aku dapat meyakinkanmu bahwa semua itu tidak seperti yang terlihat, aku memiliki penjelasan yang lebih detail untuk masalah itu" desahnya.
"Tidak apa-apa" kataku tidak ingin kembali ke hari itu.
"Tidak. Aku menyakitimu, aku akan membuat semuanya baik-baik saja" katanya "sampai jumpa malam ini".
Aku bersenandung dan mengucapkan selamat tinggal sebelum dia mengakhiri panggilan.
Apakah dia melakukan ini karena dia menyakitiku hari itu? Tidak. Itu benar-benar alasan yang sangat bodoh untuk menikahi seseorang.
Tapi apakah aku siap untuk menikah? Akankah aku bisa melakukannya? Aku berjanji untuk tidak terikat dengan laki-laki maupun wanita mana pun.
Aku sudah mengalami betapa menyakitkan rasanya ketika aku melihat Mew di acara amal bersama Krist. Apakah aku bisa menahan diri jika dia melakukan hal seperti itu lagi?
KAMU SEDANG MEMBACA
Rich Man - MewGulf ✓
ChickLitGulf Kanawut Traipipattanapong, sosok pria manis, lugu dan imut, yang membenci pria kaya sejak ayahnya membuang ibunya, untuk menikahi wanita lain demi uang. Ia hidup dengan ibu tiri, saudara tiri dan ayahnya yang kejam, menurut Gulf hidupnya lebih...