******** MEW'S POV ************
Seminggu sebelumnya
Setelah mandi air dingin yang membantuku menenangkan diri, aku memutuskan sudah waktunya untuk mengunjungi papa. Aku mengenakan kaos hitam casual dan celana jins biru. Mengambil kunci mobil dan kacamata hitam, aku berjalan keluar dari penthouse.
Saat mengemudi, semua pikiranku hanya tentang satu orang. Gulf. Aku harus melakukan sesuatu tentang hal itu. Aku menghabiskan terlalu banyak waktu hanya memikirkan dia, wajahnya, ketampanannya, matanya yang indah. Aku tidak bisa membiarkan seseorang mengambil kendali atasku seperti ini. Tetapi memikirkannya memberiku kedamaian, kedamaian yang tidak biasa.
Aku menghentikan mobil di luar rumah papa dan masuk. Papaku tinggal di sini sendirian, setelah kematian mama dia menghindar dari dunia luar. Dia tidak pernah menyukai tempat ini tetapi mama menyukainya dan dia tinggal di sini sekarang karena memiliki kenangan.
Aku mengeluarkan ponselku dari saku dan mencari nomornya, dia mengangkat panggilanku setelah dering kedua.
"Papa ada di mana?" tanyaku singkat. Kami tidak memiliki hubungan papa dan anak yang normal. Setelah kematian mama, dia berubah dan begitu pula hubungan kami.
"Di rumah. Kenapa?" Dia membalas.
"Papa memanggilku?" kataku sambil memutar bola mataku.
"Ohh, kamu sudah datang. Masuklah, ke ruang kerja" katanya dan aku mengakhiri panggilan.
Aku bergerak menuju ruang kerjanya dengan langkah mantap, pasti ada sesuatu yang terjadi dengannya. Aku bisa merasakannya dengan mudah.
Aku membuka pintu dan melihatnya sedang duduk di belakang meja besar, membaca beberapa kertas. Tepat ketika dia melihatku datang, dia berdiri dengan senyum yang sangat cerah dan menunjuk ke arah sofa di sudut kanan.
"Duduk nak" katanya sambil menuangkan sampanye ke dalam dua gelas.
Kecurigaanku tumbuh ketika melihatnya, terakhir kali aku berbicara dengannya adalah 2 bulan yang lalu ketika dia memaksaku untuk mencari pasangan dan menetap, tetapi hari ini dia lebih banyak tersenyum. Ada sesuatu yang salah. Sangat salah.
Aku bergerak menuju sofa dan duduk di sana mengambil gelasku dan menyesapnya sedikit. Dia datang dan duduk di sofa lain di sebelah kananku, menatapku, seolah menilai suasana hatiku.
"Apa?" Kataku kesal ketika dia tidak mengatakan apa-apa.
"Nak, jika Kamu ingat terakhir kali kami berbicara adalah ketika aku memintamu untuk menemukan pasangan ..."
"Dan aku bilang aku tidak ingin menikah, setidaknya belum" aku melengkapi pernyataannya.
"Ya, jadi, apakah kamu menemukannya?" Dia bertanya penuh harap.
"Aku sudah mengatakannya padamu sebelumnya dan aku akan mengatakannya lagi...." dia memotong ucapanku.
"Jadi tidak" Dia bertanya sambil mengangkat alisnya.
Dia bangkit dari tempatnya dan pergi ke dekat mejanya untuk mengambil file. Dia membukanya dan membalik beberapa halaman sebelum kembali dan meletakkannya di atas meja di depanku.
"Karena kamu tahu, mamahmu sudah meninggal dan Tuhan tahu berapa lama aku akan hidup, jadi aku ingin kamu menikah sesegera mungkin dan mengangkat anak untuk menjadi cucuku"
"Dan?" Aku berkata karena aku tahu ini belum berakhir.
"Aku telah menemukan pria yang cocok untukmu".
KAMU SEDANG MEMBACA
Rich Man - MewGulf ✓
Literatura FemininaGulf Kanawut Traipipattanapong, sosok pria manis, lugu dan imut, yang membenci pria kaya sejak ayahnya membuang ibunya, untuk menikahi wanita lain demi uang. Ia hidup dengan ibu tiri, saudara tiri dan ayahnya yang kejam, menurut Gulf hidupnya lebih...