"Mau makan siang dimana?" Mew bertanya sambil memiringkan kepalanya ke arahku.
"Aku yang memilih tempat?" Aku tersenyum padanya.Aku pikir dia akan kembali membawaku ke beberapa restoran mahal, seperti sebelumnya.
"Kau yang memilih tempat itu" balasnya tersenyum.
"Baiklah kalau begitu" Saat dia mengemudi, aku mengarahkannya rute ke tempat makan favoritku.
Itu adalah toko burger kecil, di mana Aku biasa datang setiap hari dengan ibu ketika Aku masih kecil. Aku ingat, aku sangat suka burger itu dan akan menangis jika ibu tidak membawaku ke sini.
Mew tampak sedikit tidak nyaman atau mungkin terkejut karena aku membawanya ke tempat kecil seperti ini, tetapi setelah beberapa menit kita berada disini, dia kembali normal.Aku meraih tangannya dan menariknya ke dalam toko, tidak banyak orang yang berkerumun dan orang-orang sedang menikmati makanan lezat mereka sambil mengobrol. Kami duduk di meja sudut kiri karena Mew tidak ingin duduk di antara kerumunan.
Dasar orang kaya!
"Kamu yakin mau makan disini?" Dia bertanya dengan cemberut, melihat sekeliling tempat itu.
"Ya" kataku dengan percaya diri, membuatnya sadar bahwa aku tidak berubah pikiran.
"Lain kali aku tidak akan membiarkanmu memilih tempat makan" katanya menatap mataku dan aku terkikik.
Seorang anak laki-laki datang untuk menanyakan pesanan kami. Aku memesan burger keju favoritku dan beberapa kentang goreng, untukku dan Mew. Sampai pesanan kami datang, Mew memberitahuku tentang ayah dan ibunya, ia bercerita bahwa ibunya sudah tiada. Dia menjadi sangat sedih ketika berbicara tentang ibunya, ia dengan jelas menunjukkan betapa merindukan sosok ibu. Aku bisa merasakan sakitnya karena aku tahu betapa buruknya tidak memiliki ibumu di sisimu.
Anak laki-laki itu kembali dengan pesanan kami, Aku mengambil burgerku dan menggigitnya, melahap makanan enak ini. Aku menatap Mew, yang hanya melihat makanan di depanya.
"Makanlah. Kamu akan menyukainya" kataku, mengunyah makananku dan memberi isyarat padanya untuk makan.
Dia mengambilnya dengan ekspresi aneh dan memakannya, ekspresinya berubah dan aku langsung tahu dia menyukainya.
Setelah makan siang kami, Mew membayar tagihan dan kami berangkat menemui ayahnya yang tidak terlalu ingin Aku temui. Jujur aku takut.
Kami berhenti di luar sebuah rumah besar, Aku tidak melihat sekeliling karena Aku sangat gugup. Kami masuk ke dalam dengan Mew yang memegang tanganku dengan ekspresi geli. Dia pikir aku gila karena takut bertemu ayahnya.
Aku berjalan di belakangnya, memegang tangannya erat-erat, bukankah normal gugup ketika akan bertemu dengan calon ayah mertua?
Mew berhenti di depan pintu dan berbalik ke arahku.
"Tidak bisakah kita pulang saja?" Aku bertanya dengan sedikit harapan.
"Tidak apa-apa Gulf. Aku akan bersamamu" katanya sambil tertawa kecil dan membuka pintu.
Ruang kerja, cukup besar dengan rak buku di sekelilingnya, satu set sofa di sudut kanan dan meja besar tempat ayah Mew sedang membaca beberapa file.
Begitu dia melihat kami, dia tersenyum dan datang ke arahku, menggenggam tanganku.
"Bagaimana kabarmu tuan muda?" Dia bertanya dan membimbing kami menuju sofa. Aku duduk dengan Mew di sebelahku sementara ayahnya duduk di sebelah kanan kami.
Pertama kali aku bertemu dengannya adalah di rumah ketika dia dan ayahku membicarakan pernikahan Krist dan Mew. Oh ini sangat canggung.
"Aku baik-baik saja" jawabku sambil tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rich Man - MewGulf ✓
ChickLitGulf Kanawut Traipipattanapong, sosok pria manis, lugu dan imut, yang membenci pria kaya sejak ayahnya membuang ibunya, untuk menikahi wanita lain demi uang. Ia hidup dengan ibu tiri, saudara tiri dan ayahnya yang kejam, menurut Gulf hidupnya lebih...