"Gue gak nyangka, dia nikah duluan"
"Sama, firasat gue udah jelek nih dari tadi pagi"
"Gue yakin, si Mew berubah pikiran"
Obrolan Bryan dan Kevin, sosok sahabat yang mampu Mew percaya. Bahkan saat Bryan dengan iseng memanggil wartawan untuk mengganggu liburan Mew dan Gulf, Ia tidak memarahi sahabatnya.
Mew sedang sibuk melihat bayangannya sendiri di cermin, menyesuaikan letak dasi yang digunakannya.
Ini adalah hari yang ditunggu olehnya. Hari terpenting dalam hidup setiap manusia. Ia akan mengucap sumpah untuk berkomitmen seumur hidup kepada orang yang amat luar biasa dalam hidupnya.
Ia menoleh, menatap Kevin dan Bryan yang sangat berisik. Kedua laki-laki berparas Eropa tersebut membalas tatapan Mew dengan tajam.
"Apa?" Tanya Mew.
"Man! I don't think you're married" kata Kevin dengan senyum cerah di wajahnya, ia menepuk pundak, satu-satunya pria asia yang ada di ruang make up tersebut .
"Yes, I think so. Lu kan playboy, cewek atau cowok bisa lu dapetin dengan kedipan mata. Masa iya seneng-senengnya cuma sampe sini aja" itu adalah usaha terakhir Bryan untuk membuat sahabatnya tetap menjadi pria idaman semua kalangan.
Mendengar pernyataan Bryan, Membuat Mew berfikir, jika saja waktu itu Papah tidak memberikan kontrak pernikahan dengan Krist, mungkin saat ini ia masih sibuk untuk berganti pasangan setiap harinya.
Memikirkan kontrak itu, Mew jadi resah. Ia merasa tidak enak dengan Gulf, karena ia setuju untuk menikahi Gulf sesuai kontrak. Tapi setelah ia resmi menjadi suami dari seorang Gulf Kanawut, ia tidak akan berpisah dengan pria yang ia cintai, apapun alasannya.
Mew melihat kembali dirinya di cermin, memastikan bahwa ia sudah pantas bersanding dengan pujaan hatinya, ia mulai berjalan, keluar dari ruang make up, tetapi langkahnya dihentikan oleh Bryan.
Ekspresi yang ditunjukkan Mew saat ini membuktikan bahwa ia menyesal mengundang dua orang aneh ini ke dalam pesta pernikahannya.
"Sebelum keluar, mendingan lu hubungin si Gulf dulu deh. Kan malu kalo nanti dia gak muncul disana...."
".... Waktu lu berdiri di ujung pelaminan, dengan tamu undangan yang nunggu pasangan lu keluar, eh tapi, pttf, si Gulf gak dateng-dateng" sambung Kevin melengkapi kalimat Bryan, ia menahan tawa membayangkan hal itu terjadi pada seorang Suppasit.
"terus lu bingung ngejelasin sama wartawan yang udah ada di luar gedung, shit itu bisa ngerusak reputasi lu Mew" ucap panik Bryan.
Bodoh, Mew benar-benar tak habis pikir dengan celoteh kedua orang aneh ini. "kalian kenapa sih?" teriakan Mew memenuhi ruangan berukuran sedang.
"Kenapa kalian semua bicara seolah Gulf tidak akan muncul untuk upacara pernikahan?" Tanya Mew sambil memejamkan mata untuk mengontrol emosi.
"Entahlah, hanya firasat" kata Kevin, dan setelah itu Bryan ikut tertawa dengan balasan Kevin yang sok tau.
"Dasar tolol" Mew mengutuk dan keluar dari ruang ganti, membanting pintu hingga tertutup.
Omong kosong Bryan dan Kevin membuat sosok yang mendekati sempurna ini menjadi gelisah, bagaimana jika ucapan kedua bajingan tersebut menjadi nyata.
Mew mengambil napas dalam-dalam, ia mencoba mengendalikan rasanya. Ketika ia sudah merasa lebih baik, matanya memandang lurus ke depan, dan ia mulai menuju halaman belakang rumah keluarga Jongcheveevat, dimana upacara pernikahan akan berlangsung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rich Man - MewGulf ✓
Romanzi rosa / ChickLitGulf Kanawut Traipipattanapong, sosok pria manis, lugu dan imut, yang membenci pria kaya sejak ayahnya membuang ibunya, untuk menikahi wanita lain demi uang. Ia hidup dengan ibu tiri, saudara tiri dan ayahnya yang kejam, menurut Gulf hidupnya lebih...