Peluk?

1.1K 153 26
                                    

"Jungwon."

"Iya, ssaem?"

"Selamat ya, nilai ulangan kamu 80. Rekor baru." Minhyun-ssaem memberikan kertas ulangan milik Jungwon yang langsung diterima dengan senang hati oleh sang empu.

"Yang lain, tuntas semua walaupun mentok rata-rata." Ujar Minhyun-ssaem yang membuat warga kelas menghela napas lega.

"Jadi gaada yang remedial kan, ssaem?" Tanya Haruto.

"Iya, ga ada."

"YEAYY!"

"Tapi..."

"Tapi kenapa, ssaem?" Tanya Riki.

"Kok tumben kalian tuntas? Kalian kerja sama ya?" Ujar Minhyun-ssaem yang sialnya tepat sasaran.

"Astaga, ssaem ga boleh fitnah. Ingat, fitnah lebih kejam daripada pembunuhan." Haruto memberi pembelaan, itu salah satu alasan dia ditumbalkan menjadi ketua kelas.

"Ouh, yasudah. Pertahankan kemampuan kalian ya, kalau bisa ditingkatkan lagi." Minhyun-ssaem yang sebenarnya tahu kelakuan muridnya hanya mengiyakan daripada semakin ribut. "Sampai jumpa minggu depan, jangan lupa kasih tau Sunoo buat ikut ulangan susulan ya."

"Oke, ssaem!"

•••

Jungwon tak berhenti tersenyum, dia sudah mengatur apa saja yang akan dilakukannya dengan Sunoo besok. Menonton film sembari makan makanan ringan, sepertinya dia harus mampir ke minimarket untuk mengisi kulkasnya yang hampir kosong.

"Senyum-senyum mulu lo, sawan?" Haruto yang heran melihat Jungwon senyum-senyum sendiri akhirnya bertanya.

"Senyum kan ibadah." Elak Jungwon.

"Ya klo senyum ke orang lain ibadah, tapi kli senyum-senyum sendiri pahalanya dari mana? Lagian lu senyumin sape? Setan?" Yewang yang duduk tepat dihadapan Jungwon merasa risih.

Jungwon hanya mengangkat bahu lalu kembali senyum-senyum seperti tadi, sebelum sebuah notifikasi masuk ke ponselnya.

Kak Yeonhee
WON
JUNGWON

Kenapa kak?

SUNOO
RS DI TENGAH BUSAN
SEKARANG

Jungwon langsung berdiri dan menatap Haruto yang juga menatapnya dengan heran.

"Gw titip absen, Sunoo keknya masuk rumah sakit." Lalu berlari meninggalkan kantin.

"Rik, susul Jungwon. Kalo dia kalut ntar kenapa-napa." Ujar Yewang pada Riki yang langsung menyusul Jungwon.

"Ini jam terakhir Seunghee-ssaem, kan? Oh bisa lah nego." Gumam Haruto.

•••

Jungwon dan Riki sampai di rumah sakit besar di daerah Busan, dengan Riki yang menyetir mobil Jungwon. Tanpa sepatah kata pun Jungwon langsung keluar dari mobil setelah mesin mobil dimatikan, meninggalkan Riki yang menghela napas.

"Permisi, atas nama Sunoo..." Ujar Jungwon kepada resepsionis.

"Sunoo? Yang mana? Apakah ada data lebih lengkap?" Tanya sang resepsionis.

"Sun-"

"Kim Sunoo, pemuda SMA yang berumur 17 tahun." Jawab Riki dari belakang.

"Oh, korban kecelakaan tadi pagi? Dia ada di ruang operasi di lantai dua, dari lift  langsung belok kanan." Setelah sang resepsionis menjawab, Jungwon langsung berlari menuju lift. Riki kembali menghela napas lalu mengucapkan terima kasih kepada resepsionis itu dan menyusul Jungwon.

Ting!

Pintu lift terbuka, Jungwon dan Riki berjalan cepat kearah ruang operasi. Di sana, di depan pintu operasi, ada Jungmo yang sedang memeluk Yeonhee...

dan bunda.

"Bun, bunda! Kak Yeon! Kenapa? Sunoo kenapa?!"

Bunda yang melihat Jungwon pun langsung berdiri dan memeluk pemuda itu. Jungwon merasakan pundaknya basah, yang berarti bunda sedang menangis.

"Won, Jungwon..." Panggil bunda.

"Iya bunda, Jungwon disini. Sunoo kemana bunda? Bunda kenapa nangis?" Tanya Jungwon yang sedang berusaha untuk berpikir positif, apalagi setelah mendengar ucapan sang resepsionis tadi.

"Sunoo, putra bunda yang paling kecil..."

"Iya, bunda. Sunoo putra kecil kebanggaan bunda."

"Sunoo udah ga ada..."

Deg!

"Bunda..." Pelukan Jungwon di punggung bunda pun melemah, matanya berkaca-kaca.

Bunda melepaskan pelukannya dan menangkup wajah tampan kekasih putranya.

"Jungwon, Sunoo kehabisan darah. Bunda telat nolongin Sunoo..."

"Bunda, biarin Jungwon masuk dulu ya." Yeonhee beralih memeluk bunda.

"Masuk, Won." Jungmo memegang gagang pintu ruang operasi, menatap Jungwon masih shock. "Lu, mau masuk juga?"

Riki mengangguk lalu berdiri mendekati Jungwon, menepuk pundak lebar itu. "Ayo, Won."

Air mata Jungwon tumpah saat melihat tubuh mungil kekasihnya yang ditutupi kain putih. Ia mendekat, menatap wajah cantik Sunoo. Bibir itu mulai membiru, dan mata indah itu tertutup rapat. Jungwon mengelus pipi gembil Sunoo. Dingin. Sangat dingin. Ia memeluk tubuh Sunoo, menangis di pundak sempit kekasihnya

"Sunoo, sayang..."

"Ayo bangun, Sunoo tega ninggalin Jungwon?"

"Seharusnya Sunoo bangunin Jungwon tadi pagi, jangan pergi sendirian."

"Kakak sayang, ayo bangun. Nilai matematika Jungwon tuntas, delapan puluh. Mana janjinya Sunoo? Kita peluk seharian, yuk."

Cup

Jungwon mengecup bibir itu. Masih sama, kenyal. Namun sekarang biru dan dingin.

end

akhirnya tamat juga...
wes lah iru nda pinter bikin angst, pasti gaada feelnya

ayo kita jangan sedih-sedih, member enha bilang kalo mereka baik-baik aja. kita harus percaya, ya?

btw, jan lupa vote hee hyung di fanplus, starplay, mubeat, sama thekking. pertahanin starplay ama thekking, jangan sampe kegeser!

🍓iru

A Sunflower In The Garden Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang