Takut

960 127 1
                                    

"Ayo masuk." Jungwon menggandeng tangan Sunoo untuk memasuki rumah si manis.

"Ga mau, takut nanti ada ayah." Sunoo menahan tangan Jungwon, matanya kembali berkaca-kaca.

Jungwon menghela napas. Trauma kekasih manisnya itu tidak main-main, bisa kambuh saat Sunoo mendapat nilai yang tidak memuaskan. Seperti ini misalnya, padahal sang ayah sudah tidak ada di dunia tapi ia masih beranggapan bahwa jika ia pulang ke rumah maka ia akan kembali dipukuli ayahnya.

"Engga, sayang. Ayah udah ga ada, jadi ga ada yang bakal marahin Sunoo." Jungwon mengelap cairan bening di sudut mata Sunoo.

Perjalanan pulang kali ini agak sedikit sulit, Sunoo yang terus merengek tak mau pulang padahal hari sudah semakin gelap. Memang, bunda pasti tak akan marah jika ia membawa Sunoo ke apartemennya. Tapi hari ini Sunoo harus pulang karena ia sudah menginap di tempat Jungwon kemarin.

"Bohong, ayah sebentar lagi pulang terus bakal marahin aku." Sunoo menggeleng, ia memeluk lengan Jungwon dan menenggelamkan wajahnya di pundak lebar itu.

Ceklek!

"Loh, Sunoo kenapa? Jungwon? Kok ga masuk?" Yeonhee membuka pintu depan karena ia mendengar keributan. Dan ia terkejut saat mendapati adiknya yang menangis dan Jungwon tersenyum sabar sambil mengelus surai hitam sang adik.

"Tuh, ada Kak Yeon. Kita masuk dulu yuk."

"Kita masuk dulu yuk, malu diliat tetangga loh." Yeonhee mendekat dan merangkul Sunoo, menepuk pundak adiknya dan menggandeng tangan mungil itu untuk masuk ke dalam rumah, diikuti Jungwon setelah mengambil tas Sunoo di motor.

"Bunda, Sunoo pulang." ujar Yeonhee sebelum tangannya diremas erat.

"Nanti ketahuan ayah..." lirih Sunoo sambil menatap Yeonhee dengan pandangan ketakutan.

"Ga bakal ketahuan ayah, tenang aja." Yeonhee menepuk pucuk kepala adiknya.

"Sunoo, udah pulang?" bunda datang dari arah dapur, memandang khawatir pada Sunoo yang masih mengeluarkan air mata.

"Bunda!" Sunoo berlari dan menubruk tubuh bunda dengan sebuah pelukan erat.

Yeonhee mendekati Jungwon yang sudah duduk santai di sofa ruang tamu, tersenyum manis pada kekasihnya yang terisak di pelukan sang bunda.

"Sunoo kenapa?" tanya Yeonhee sambil duduk disamping Jungwon. Sebenarnya tanpa perlu bertanya, Yeonhee sudah tahu jawabannya. Karena ini bukan kejadian pertama kali.

Jungwon membuka tas Sunoo dan mengeluarkan selembar kertas, menyerahkannya pada Yeonhee tanpa mengucapkan sepatah kata.

Membaca kertas itu sebentar, Yeonhee lalu mengangguk dan berdiri. "Iya gapapa, wajar namanya juga dadakan. Apalagi lu hari ini lagi sakit kan? Ngeyel sih." Gadis cantik itu menepuk kepala Sunoo yang masih terdiam di pelukan bunda.

"Udah ih, itu Jungwon nya iri."

•••

"Tidur?"

Jungwon melirik pada bunda, lalu mengangguk pelan.

"Jungwon nginep sini?"

"Boleh?" tanya Jungwon pelan, tak ingin mengganggu tidur si cantik di pangkuannya.

Bunda kembali tertawa, mengangguk tanpa ragu. "Boleh lah, asal ga macem-macem."

Jungwon terdiam sebentar, lalu mengangguk lagi. "Yaudah Jungwon nginep aja."

Bunda tersenyum, "Tolong jagain Sunoo ya, selamat malam." sebelum menutup pintu kamar Sunoo.

"Malam, bunda."

Suasana kembali hening, hanya ada dengkuran halus dari Sunoo yang masih betah memeluk Jungwon.

Jungwon sendiri sedang duduk bersandar di kepala kasur, memeluk pinggang Sunoo dan mengelus surai hitam itu.

Cup!

"Eumh?"

"Ayo baikin dulu posisinya, pegel nih."

Jungwon tertawa saat Sunoo hanya mengangguk sebagai respon dari ucapannya. Mata rubah itu hanya terbuka setengah, tanda ia masih sangat mengantuk.

"Nih, cepet." Sunoo menepuk sisi kasur disampingnya.

Jungwon ikut merebahkan tubuhnya, lalu menarik Sunoo masuk ke dalam pelukannya. Ia bisa merasakan napas hangat Sunoo, anak itu jadi demam karena terlalu banyak menangis, apalagi kondisi tubuhnya juga kurang baik sejak kemarin.

Cup!

"Malam, Sunoo."

"Eung, malam juga Wonie."

•••

jiakh uwu-uwu lagi yeayy

terima kasih sudah membaca^^
sampai jumpa-!

🍓iru

A Sunflower In The Garden Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang