Tampil

831 132 14
                                    

Kini semua tengah berkumpul di belakang panggung dengan Haruto yang tengah mengabsen anak buahnya satu-satu.

"Properti, siap?"

"Siap."

"Sunoo, story teller siap?"

"Siap dong." jawab Sunoo yang memegang sebuah buku ditangannya.

"Yewang, boyfriend?"

"Hadir."

"Jihan, bu dokter mana nih?"

"Lagi di toilet."

"Halo! Hadir nih hadir." ujar Jihan yang baru datang.

"Jungwon, the hunter?"

"Ya." jawab Jungwon acuh karena ia masih sibuk memeluk dan mengecup tengkuk sang pacar dari belakang.

"Ya Tuhan, jauhkanlah diri ini dari mahluk bucin seperti Jungwon." ujar Haruto yang diangguki sebagian orang. "Doyoung, singa?"

"Jujurly gw masih ga terima dengan peran ini." protes Doyoung dengan kostum singa yang melekat di tubuhnya.

"Terima aja sih." sewot Yuna.

"Iya anjir iya gw terima loh sudah ini."

"Ikhlas gak?"

"Enggak lah."

"Capek dah capek."

"Heh, lanjut nih." Haruto menghentikan perdebatan keduanya.

"Kita cuma dapat waktu sepuluh menit, jadi sebisa mungkin tim properti gesit, ya. Barang-barang udah di cek semua kan? Ga ada yang rusak kan?"

"Ga ada, semua dah siap." jawab Geum.

"Oke, semangat XII MIPA 1!"

"SEMANGAT!"

•••

Sunoo duduk cantik di bagian pinggir panggung. Tangannya memegang sebuah buku yang berisi alur cerita milik teman sang kakak yang sudah didaur ulang oleh Seeun.

Tatanan panggung dibagi menjadi dua, sebelah kanan yang terdapat Jihan dan Yewang dengan properti rumah sakit, dan sebelah kiri yang terpasang properti hutan-hutan.

Sunoo pun mulai saat Haruto mengatakan 'mulai' melalui earphone yang terpasang di telinga kanannya.

"Suatu hari, seorang pemuda datang ke rumah sakit untuk menemui seorang dokter. Ia berkata..."

Yewang yang duduk di hadapan Jihan pun bersiap. "Dokter, pacarku hamil. Aku bersumpah bahwa kami tidak pernah melakukan hal itu, jadi bagaimana bisa?"

Jihan pun menjawab dengan senyuman manis. "Biar ku ceritakan sebuah kisah..."

Lampu yang menyorot bagian rumah sakit pun meredup, dan lampu yang menyorot bagian hutan langsung menyala terang.

Jungwon muncul dengan pakaian seperti pemburu dan senapan mainan milik adik Taeyoung ditangannya.

Kemudian Sunoo kembali bersuara dengan Jihan yang ikut menggerakkan bibirnya seolah-olah ia sedang bercerita kepada Yewang.

"Ada seorang pemburu yang selalu membawa senapannya kemana pun ia pergi. Tapi suatu hari, ia tak sengaja membawa sebuah payung daripada senapan."

Kini Jungwon datang dengan payung biru milik Sunoo.

"Saat berpergian, tiba-tiba seekor singa datang dan menyerang pemburu itu."

Doyoung keluar di hadapan Jungwon yang memasang ekspresi terkejut.

"Lalu, sang pemburu menggunakan payungnya seolah-olah itu adalah sebuah senapan. Dan..."

DOR!

Suara tembakan itu mengangetkan semua penonton di aula.

Doyoung telungkup diatas panggung dengan Jungwon yang meniup ujung payungnya.

"Singa itu langsung mati dalam sekejap."

Lampu yang menyorot bagian hutan pun dimatikan dan lampu yang menyorot bagian rumah sakit kembali menyala.

"Apa? Tidak mungkin sang pemburu yang membunuh singa itu, pasti ada orang lain yang menembaknya." Yewang berujar.

Jihan mengangguk, "Bagus, kamu memahami ceritanya. Tolong, pasien berikutnya!"

Setelah itu lampu dimatikan, tersisa lampu yang masih menyorot Sunoo.

Pemuda manis itu menutup bukunya, mengecup sampul buku dan berkata, "Tamat."

Semua penonton terdiam, sampai akhirnya menjadi gaduh saat mereka juga memahami apa maksud penampilan ini. Mereka tertawa lepas dan bertepuk tangan.

Sunoo, Jungwon, Jihan, Yewang, dan Doyoung berdiri di tengah panggung. Bergandengan tangan kemudian membungkuk bersama-sama. "Terima kasih."

Sorakan heboh menghiasi aula. Para guru yang memantau dari samping panggung terbahak dengan penampilan mereka. Memang, XII MIPA 1 tidak pernah mengecewakan.

•••

ga ada uwu uwu ya bestie

btw, ini iru lagi gabut karena jadi saksi buat pemilihan ketos waketos di sekolah iru. beneran deh segabut itu karena liatin jawaban form satu-satu, dibaca, trus nyebut sah/tidak. SATU-SATU 😭 dari seluruh penghuni sekolah :)

jangan lupa doakan kak hee ya, kak hee bilang dia baik-baik aja jadi kita harus percaya sama dia. okee, spread love untuk madhyung kita tercinta 🥰

terima kasih sudah membaca^^
sampai jumpa-!

🍓iru

A Sunflower In The Garden Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang