Happy reading.
Maaf buat typonya.Jeno mencoba menelepon Haechan beberapa kali, sangat menjadi kebiasaan seorang Seo Haechan membisukan suara ponsel. Entah kenapa Jeno tiba-tiba menjadi khawatir.
Kelasnya sudah selesai, disampingnya Mark membenahi buku-buku yang digunakan saat di kelas. "Kenapa Jen? Keliatan resah begitu." Sapa Mark.
"Aku gatau, aku punya firasat nggak enak sama Haechan. Teleponnya nggak bisa aku hubungi."
"Biar aku telepon Jaemin, kali saja dia tau." Jeno menyetujui, lalu Mark pun mendial nomor sang kekasih.
"Halo sayang? Kamu tau Haechan kemana? Jeno telepon, daritadi. Katanya dia khawatir." Ujar Mark.
"Haechan di perpustakaan sayang, susulin aja sama Jeno. Kamu ke kelas bisnis sekarang dong, aku sendiri."
"Oke, aku kesana." Panggilan pun tertutup. "Haechan di perpustakaan Jen, susulin aja."
"Thanks ya." Jeno pun menyampirkan tas nya lalu pergi menuju perpustakaan. Mark menggeleng tidak paham dengan kelakuan Jeno, selalu saja merasa khawatir pada Haechan.
Jeno berjalan menuju perpustakaan, setelah sampai suasana perpustakaan cukup sepi. Mungkin, karena sekarang adalah jamnya masuk kelas.
Saat berjalan sedikit, terlihat Haechan seperti sedang mengintip sesuatu. Dan ya, pujaan hatinya itu menangis. Ia pun menghampiri Haechan, menarik tangan mungil itu lalu membawanya kedalam dekapannya.
"Menangis lah." Ujarnya. Ia cukup tau setelah ia mengintip sedikit apa yang Haechan tangisi. Kakak bajingannya dengan kekasih ularnya.
"No, aku kurang apa? Apa pernikahan ini nggak ada artinya buat Pak Jaehyun?" Ucapan lirih Haechan membuat hati Jeno sakit mendengar nya.
Jika ingin tahu, dari sekian banyak orang rapuh yang Jeno temui, hanya Haechan yang mampu menutupi semuanya. Pria manis itu seolah menjadikan semuanya baik-baik saja, menerima semua apa yang orang perintahkan, tanpa memikirkan keadaan hati sendiri.
"Kamu sempurna Haechan, aku minta maaf soal Jaehyun. Apa aku harus berkata sejujurnya pada orangtua mu?"
Pertanyaan Jeno dibalas gelengan oleh Haechan. "Nggak, nanti Pak Jaehyun marah sama kamu. Aku bisa nahan ini semua, cuman enam bulan Jeno."
Jeno hanya bisa menghela napas , sikap keras kepala Haechan ternyata masih ada. "Baiklah, kalau ada masalah kamu bisa menceritakan nya padaku."
"Pasti." Selalu seperti itu jawabannya, tapi lagi-lagi Jeno yang mencari tahu semuanya sendiri soal keadaan Haechan. Ia masih mencintai pria manis itu, kisah cinta sekolahnya dulu bukan sekedar bualan.
Ia masih sangat mencintai Haechan lebih dari apapun. Seolah poros dunia hanya ada pada Haechan. Jeno kembali memeluk Haechan, Haechan yang rapuh pun hanya bisa menerima, ia masih butuh sandaran untuk bertumpu. Ia masih manusia biasa yang bisa merasakan rasa sakit.
Jeno menatap tajam sang Kakak yang juga sedang menatap dirinya dan Haechan. Tidak lama Jeno tersenyum miring, merasa puas karena sang kakak terbakar api cemburu?
Entahlah yang pasti, ia sudah menyatakan perang pada sang kakak saat tahu kalau yang akan dijodohkan dengan Haechan adalah Jaehyun, bukan dirinya.
Makan siang pun tiba, kantin fakultas kedokteran siang ini cukup ramai. Mungkin karena jurusan yang lain datang kesini hanya karena ingin mencicipi kimchi paling enak seantero kampus.
Mark dan Jaemin datang duluan, lalu menempati salah satu tempat duduk untuk mereka, juga untuk Haechan dan Jeno nanti.
"Ada apa ya di perpustakaan? Kok aku jadi penasaran, apa ada masalah soal Haechan ya kak?" Jaemin menerka-nerka. sepertinya terjadi sesuatu, karena firasat Jeno tidak akan pernah melese soal Haechant.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dosen And Secret Wife (Jaehyuck) END
Random[Jaehyuck story] Jung Jaehyun terpaksa menerima pernikahan yang dirancang orangtuanya saat dirinya memiliki kekasih yang juga mahasiswinya, Park Naeun. Ia menikahi mahasiswanya juga yang cukup ia ketahui namanya karena seorang mahasiswa teladan, Seo...