20.

8.9K 675 77
                                    

Happy reading.
Maaf buat typonya.










"Sudah-sudah, kalian luruskan masalah itu nanti. Eomma sudah lapar, nah Haechan makan yang banyak ya sayang. Nanti Jaehyun akan menjelaskan semuanya padamu." Yang di titah mengangguk kaku, Haechan masih ingin mengetahui bagaimana masa lalu suaminya.

Acara makan yang harusnya dilakukan dengan suasana yang hangat, kini justru terkesan dingin. Haechan memakan makanannya sembari melamun, Jeno memperhatikan hal itu, pasti Haechan masih penasaran. Jeno yakin itu.

Jaehyun bahkan hanya mengaduk-aduk makanannya saja. Ia memiliki banyak sekali hal yang akan dibicarakan.

Makan malam pun selesai, Haechan yang awalnya ingin membantu ibu sang suami tidak diperbolehkan sama sekali masuk dapur. Katanya segera masuk saja ke kamar Jaehyun.

Dirinya sudah bersih-bersih. Ini bukan pertama kalinya ia datang ke kamar suaminya, ada bajunya disini. Ia ingin tidur, tapi ia masih ingin mendengar penjelasan Jaehyun.

Ceklek~

Pintu kamar mandi terbuka, nampak Jaehyun mengusap-usap rambut basahnya menggunakan handuk kecil.

Jaehyun yang kesusahan membuat Haechan berinisiatif membantunya, ia menyuruh Jaehyun untuk duduk membelakanginya.

"Terimakasih sayang." Setelah selesai, Jaehyun kembali menyimpan handuk itu lalu berjalan menuju kasurnya dan Haechan.

"Jelaskan jae, aku ingin tahu sekarang." Kata Haechan.

Si dominan langsung menolehkan badan Haechan padanya, mendekapnya laku mulai akan bercerita. "Jadi, ayah Naeun itu pegawai perusahaan papa mu. Aku tau saat dia memintaku datang ke kantor papa."

"Aku cukup terkejut saat tahu, dan ah aku masih ingat wajah angkuhnya karena dia punya ruangan sendiri, kamu tau kepala divisi keuangan. Dia menjadi petinggi disana."

"Pantas saja Naeun begitu angkuh, orang bilang dia pemilik perusahaan terkenal." Kata Haechan menanggapi.

"Kamu anak pemilik sesungguhnya sayang, dan soal janji itu. Kamu tau sendiri janji itu apa, aku sebenarnya sudah muak. Tapi pria tua itu selalu memohon kepadaku."

"Aku ada ide, bagaimana jika aku menemui ayah Naeun? Aku ingin bicara dengannya, atau nanti saat pesta perusahaan?"

Jaehyun dengan tangan yang memainkan rambut halus itupun mengangguk. "Boleh, aku akan menemanimu." Setelah itu karena lelah, Haechan menyamankan posisinya untuk bergegas menuju alam mimpi. Cukup ia akui hari ini begitu menguras tenaganya.

Jaehyun yang melihat Haechan tertidur pun mengecup dahi Haechan. Ia senang karena sepertinya Haechan melupakan jika tidak ada pelukan sebagai hukuman.

Nyatanya yang tidak bisa menerima hukuman itu, Haechan.

[D&SW]

Pesta keluarga Seo pun digelar disalah satu hotel milik mereka sendiri, yang memiliki hall yang sangat besar dan luas. Banyak makanan dan minuman mahal tersaji, dekorasi yang mewah bahkan buah tangan yang mahal pula.

Haechan sebenarnya agak ragu hadir dalam pesta ini, karena bagaimanapun kebanyakan orang belum tau jika ia anak dari keluarga Seo. Apalagi sekarang, sang kakak tidak ada disini karena lebih memilih Chicago daripada Seoul.

Haechan sedari tadi terus menggenggam tangan sang suami. Ia memang kurang menyukai keramaian, apalagi diisi oleh orang-orang asing.

Dan sesuai dugaan juga, Naeun ada di pesta ini bersama ayahnya. Terlihat gurat menua dari pria yang Naeun gandeng.

"Jae, aku ingin pulang. Aku tidak betah." Meskipun pesta keluarganya, tapi entah kenapa Haechan kurang suka disini.

"Ayo, tapi mama mu pasti menyegat agar kamu tidak pulang." Jawab Jaehyun.

Haechan menghela napas lalu cemberut, pandangan matanya melihat sang ayah dan ibu tengah bencengkrama dengan kolega-kolega lain.

Di persekian detik ia melotot karena sang mama terlihat akan menghampirinya. "Jae aku ke toilet dulu."Haechan sedikit berlari, berusaha menghindari ibunya.

Jaehyun yang ingin bertanya lebih lanjut pun mengurungkan niatnya, Haechan begitu cepat berlari.

"Jae? Mana Haechannie? Mama lihat dia berlari. Ah anak itu pasti menghindari ku." Ujar mama Haechan.

"Haechannie sedang pergi ke toilet, ia terburu-buru ma. Mama ada yang ingin aku bantu?"

Nyonya Seo menggeleng. "Aku dan papanya Haechan ingin memperkenalkan kamu dan Haechan sebagai anak dan memantu keluarga Seo. Sudah cukup Haechan menyembunyikan semua ini, aku sebagai seorang ibu juga ingin anakku dikenal banyak orang."

Jaehyun mengerti sekarang, pantas saja Haechan langsung berlari. Namun, saat ia akan kembali berbicara dengan sang ibu mertua, ada seseorang yang menggandeng tangannya.

Ia pikir itu Haechan, tapi Haechan tidak punya kuku sepanjang ini. Saat ia menoleh, ternyata si gila Naeun yang menggandengnya.

Nyonya Seo cukup terkejut melihat semua itu, tapi saat dilihat Jaehyun begitu risih ia tau jika Naeun bukan orang spesial bagi Jaehyun. Sudah jelas, Jaehyun itu suami anaknya!

"Selamat malam nyonya Seo, pesta anda sangat meriah sekali, terimakasih atas undangannya." Nada mendayu Naeun cukup membuat Jaehyun mual mendengarnya.

"Terimakasih Naeun. Tentu saja aku mengundangmu, ayahmu kan karyawan di perusahaan suamiku." Nyonya Seo tersenyum kecil, ia masih jengah melihat sang menantu digandeng seperti itu.

Tapi karena publik tidak tau jika anak keduanya beserta suaminya ada disini, apa boleh buat? Ia hanya bisa diam, untuk sekarang.

"Kamu begitu dekat dengan Jaehyun, apa kalian sepasang kekasih?" Nyonya Seo bertanya, ah Jaehyun menatap melas ibu dari istrinya itu.

"Iya nyonya, doakan kami akan segera menikah." Jaehyun jengah, ia menyentak lengan Naeun lalu menatap tajam wanita itu.

"Aku sudah punya istri sialan!"

"Tapi dia selingkuhan mu! Dia bahkan jalang kecil yang merebutmu dariku." Naeun begitu enteng mengatakan itu, mengatakan jalang pada Haechan yang jelas-jelas sosok yang melahirkannya ada disana.

Tidak lama tuan Seo datang menghampiri sang istri, ia melihat wajah itu terlihat marah. "Sayang, ada apa?" Tanya tuan Seo berbisik.

"Ia mengatai anak kesayangan ku jalang!" Ia tidak terima.

Jaehyun mendekati keduanya. "Maafkan aku, ini semua salahku." Nyonya Seo menggeleng, ia mengedarkan pandangannya disekitar. Lalu melihat Haechan yang akan menghampiri dirinya.

Sementara Naeun merasa ada yang aneh, karena ia berharap ia akan dibela oleh nyonya Seo tetapi perempuan tua itu malah marah saat ia menyebut Haechan seorang jalang. Selama ini keluarga itu baik padanya, bahkan menganggap ia sebagai anak mereka.

Jaehyun melihat orang tua Haechan dengan raut wajah khawatir, ia takut dijauhkan dengan Haechan.
"Jangan mengatai istriku jalang! Kamu yang jalang disini sialan!"

Naeun mendengus, lalu berjalan menghampiri Haechan dan menjengut rambut halus itu. "Sialan apa yang kamu lakukan!"

"Nyonya dan tuan Seo, lihat. Ini jalang yang merebut Jaehyun dariku."

Seketika orang-orang ramai melihat pertikaian itu, sementara Haechan yang berfikir jernih dikamar mandi tadi mulai mengambil keputusan.

Ia menatap ayahnya yang menunjukkan raut wajah khawatir padanya. Ah iya lupa jika sang ayah sangat protektif padanya, bahkan papahnya itu tidak pernah menyentuhnya dengan kasar.

Pasti papahnya itu tidak terima jika dia di perlakukan seperti ini.

Dan Jaehyun, ah suaminya itu menatap Naeun seolah ingin membunuh. Lalu menatapnya lamat, Haechan mengangguk kecil tanda semuanya akan baik-baik saja.

"Saatnya bermain, Naeun."







Tbc.

Dosen And Secret Wife (Jaehyuck) END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang