25.

6.5K 390 4
                                    

Happy reading.
Maaf buat typonya.

Ini part baru ya, 3 chapter lagi end❤️





Hari ini adalah hari yang paling mendebarkan dalam hidup Haechan, setelah ia menikah dengan Jaehyun tentunya. Hari ini tepat dirinya akan disidang, didampingi sang suami yang berperan sebagai dosen pembimbing nya selama beberapa bulan ini.

Dirinya hampir menyerah mempelajari semua skripsi yang sudah ia susun, dengan sangat teliti itu. Rasanya kepalanya ingin pecah, bahkan tak jarang ia menangis dan ingin berhenti saja.

Namun berkat dukungan Jaehyun, dirinya bisa sampai dititik sekarang ini. Dititik dimana dirinya bisa menepis semua rasa lelahnya itu.

"Semangat Haechan! Kamu pasti bisa, ayo semangat. Kamu lebih pintar daripada aku, kamu pasti bisa melewati ini dengan mudah." Tukas Jaemin menyemangati Haechan yang saat ini sedang mengatur detak jantungnya yang berdetak dua kali lebih cepat.

Ngomong-ngomong, Jaemin sudah sidang 30 menit yang lalu. Meskipun IPK-nya tidak tinggi, tetapi hasilnya sangat lumayan. "Aku pasti bisa kan jaem? Rasanya benar-benar aku ingin mati."

Jaemin menepuk bahu sang teman keras. "Aish kamu ini! Kamu pasti bisa, aku yakin. Jangan mengatakan hal yang macam-macam, semua nanti akan sia-sia jika kamu mati."

Baiklah Jung Haechan, atur semuanya dengan baik. Kau pasti bisa.

Pintu ruang sidang terbuka, nampak Jaehyun langsung yang menyuruhnya untuk masuk. Dalam hati Haechan merutuki suaminya karena memasang wajah datar, yang membuatnya semakin gugup.

"Seo Haechan, silahkan masuk."

Sidang pun dimulai.

Jaemin, Mark, beserta Jeno menunggu Haechan yang sampai sekarang belum keluar dari ruangan berhawa seram tersebut. Mark dan Jaemin yang memakai setelan jas dokter itu cukup membuat orang yang berlalu lalang melihat kearah mereka.

Begitu juga dengan Jaemin yang nampak manis dengan buket bunga ditangannya. "Apa ini masih lama? Perasaan, tadi aku tidak lama seperti ini." Celetuk Jaemin.

Jeno menimpali. "Kamu benar, aku bosan sekarang."

Cklek!

Pintu itu terbuka, dan nampak penampilan Haechan yang lesu. Berbeda sekali dengan dirinya yang masuk tadi. "Bagaimana? Kamu lulus kan?"

Haechan menggeleng, membuat ketiganya menampilkan raut wajah tidak mengenakan. "Hyungku pasti tidak akan membiarkan mu tidak lulus Haechan." Kata Jeno.

Lalu setelahnya, si manis tertawa. "Hihi kamu benar Jeno! Aku lulus, ah rasanya aku benar-benar ingin terbang!"

Jaemin langsung memeluk Haechan, kedua submisif itu melompat-lompat kegirangan karena usaha mereka selama ini membuahkan hasil yang begitu manis.

"Kita harus merayakan ini." Kata Mark, yang dibalas anggukan oleh ketiganya.

Pintu ruang sidang kembali terbuka, nampak Jaehyun dengan setelah formal serta kacamatanya. "Selamat Seo Haechan, aku harap kamu bisa mengamalkan seluruh hal yang kamu imba di kampus ini untuk hal yang baik."

Haechan membungkuk. "Terimakasih pak." Dirinya senang saat ini, semuanya telah selesai. Lalu tanpa diduga Jaehyun berjalan menghampiri Haechan, mencium dahi sang istri lembut dan sontak hal itu mengundang jeritan orang-orang yang melihat. "Kamu akan menjadi sekretaris ku sebentar lagi, aku pergi dulu ya. Nanti kita bertemu dirumah, aku tau kamu ingin merayakan kelulusan kamu."

"Iya, terimakasih ya Pak Jaehyun." Jaehyun mengusap kepala Haechan lalu melenggang pergi. Jeno mendengus, meskipun hubungannya dengan Jaehyun tidak baik setidaknya kakaknya ini memberi semangat juga untuknya. "Sepertinya kamu memang benar-benar membuat Jaehyun Hyung lupa dunia." Haechan terkekeh mendengar gerutuan Jeno.

Sementara Jaemin asik terlamun karena melihat keromantisan Jaehyun pada sahabatnya. "Rasanya aku ingin memiliki kisah cinta seperti Haechan." Gumamnya.



Lalu keempat orang itu pergi untuk merayakan kelulusan mereka. Ya meskipun hanya merayakan untuk dua orang saja karena Jeno dan Mark masih harus belajar, karena menjadi dokter bukan suatu hal yang mudah.

Mereka berempat makan disalah satu restoran daging dekat dengan sekolah menengah mereka dulu. Saat masuk Haechan benar-benar merasa flashback karena sering sekali kesini bersama Jaemin, Jeno dan Renjun.

"Tempat ini sangat bagus! Dagingnya juga enak." Ujar Mark sembari memotong daging yang diberikannya pada Jaemin.

"Dulu tempat ini sering kami kunjungi saat sekolah dulu." Jawab Jaemin.

"Tapi aku ingin memakan kimchijiggae rasanya." Celetuk Jeno, ia rindu tempat yang dulu Haechan dan dirinya sering kunjungi.

"Ayo kita kesana nanti Jen! Aku juga sudah lama tidak kesana, terakhir kali saat bersama Jaehyun." Jeno seketika murung, dan Mark bisa menangkap raut wajah Jeno yang berubah.

"Nanti saja ya, aku harus belajar lebih keras lagi beberapa hari kedepan." Timpal Jeno lalu tersenyum.

"Hey! Seo Haechan, Na Jaemin dan Jung Jeno?! Kalian kah itu?!" Seru seseorang menarik etensi keempatnya.

Mata mereka membola kecuali Mark. "RENJUN?!"

"Apa lagi yang kamu mau? Apa hartamu habis hm?"

"Sial Jung Jaehyun! Kamu boleh memutuskan ku, tapi sialan jangan buat hidupku layaknya gelandangan! Bahkan sekarang ayahku sedang koma dirumah sakit!"

"Itu karena ayahmu mabuk sembari menyetir. Kamu sendiri yang mengusik istriku, itu berarti kamu siap menjadi gelandangan."

Tangan Naeun mengepal, ia benar-benar benci dengan perkataan Jaehyun. Ia benar-benar menyesal karena tidak langsung menguras habis harta milik Jaehyun. "Jangan mencoba melakukan sesuatu hal yang gila Naeun. Aku tahu kamu memiliki kekasih bernama Mingi, dan aku pastikan pria itu tidak akan bisa berbuat apa-apa."

"Kamu lemah Jaehyun! Bahkan saat aku menjambak rambut Haechan, kamu hanya mampu meneriaki ku?! Aku akan pastikan kekasihku bisa membuatmu bersujud di kakiku!"

Jaehyun terkekeh, ia benar-benar terhibur dengan perkataan Naeun. "Diam bukan berarti lemah, dan bersikap agresif belum tentu kuat. Aku juga akan pastikan kamu menyesal melihat sifat asliku Naeun."

"Kamu kemana saja sialan! Aku hampir menyusul kamu ke Cina bersama Haechan." Jaemin menggebu-gebu sekali, membuat Renjun terkekeh lalu meneguk segelas air putih.

"Aku sudah kembali beberapa bulan yang lalu. Aku bahkan tahu Haechan sudah menikah, ah miris sekali hidup Jung Jeno."

"Jangan banyak bicara Huang!" Jeno menatap malas Renjun. Sementara Mark asik memakan makanannya saja, ia tidak mengerti apa yang dibicarakan teman lama itu.

"Sudahlah Injun, oh iya kamu akan bekerja disini? Atau bagaimana?" Tanya Haechan antusias.

"Iya, aku melamar pekerjaan di perusahaan keluarga Jeno, dan aku diterima disana."

Haechan berbinar seketika. "Benarkah?! Kita akan sering bertemu, aku akan menjadi sekretaris suamiku."

"Bagus sekali kalau begitu, ah dan kamu Jaemin?"

"Aku sudah melamar bekerja di kantor Haechan, tapi sepertinya bersatunya dua perusahaan itu akan terjadi, jadi mungkin kita akan memiliki waktu yang cukup untuk bersama."

"Syukurlah, maaf aku kira kamu masih bertengkar dengan Haechan soal Jeno." Haechan tersenyum, sementara Jeno hanya menghela napas. "Kita sudah berdamai Injun, lagipula lebih baik seperti ini. Dan itu kak Mark, kekasih Jaemin."

"Astaga aku sampai tidak menyadari nya, aku Huang Renjun, sahabat mereka bertiga." Renjun mengulurkan tangan, dibalas Mark dengan ramah. "Aku Mark Lee, kekasih Jaemin."

"Maaf aku membahas terus masa lalu."

"Tidak masalah, semua memang harus diluruskan dengan baik."
















Tbc.

Dosen And Secret Wife (Jaehyuck) END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang