Happy reading.
Maaf buat typonya.New version!
"Aku tidak ingin menjadi yang kesekian dari prioritas mu, pak. Aku cukup tau, kamu tidak akan pernah mencintaiku."
Suasana jadi hening saat Haechan mengatakan hal itu. "Tapi kamu tidak menginginkan aku berubah?" Timpal Jaehyun.
"Aku mau dan ingin sekali, aku ingin sabar. Tapi sikapmu yang seolah mengatakan padaku untuk terus menyerah."
Jaehyun bangkit, entah dorongan darimana ia memeluk Haechan dari belakang. "Tolong berjuanglah sedikit lagi Haechan, bantu aku."
Haechan mematung. Enggan melepas pelukan nyaman ini. Semuanya terjadi secara tiba-tiba tetapi jika semua ini mimpi, tolong jangan bangunkan dia.
Haechan menangis tersedu-sedu, Jaehyun membalikan badan Haechan lalu mendekap tubuh rapuh itu. "Tolong bantu aku, Haechan. Singgah lah sebentar lagi." Jaehyun memeluk Haechan erat.
Sangat sakit hatinya mendengar tangisan Haechan, itu semua karena dirinya. Ia tidak pernah main tangan dengan istrinya, tapi rasa sakit hati yang ia torehkan begitu banyak tanpa ia sadari.
"Tolong lepas pak." Lirih Haechan, disela tangisannya.
Jaehyun menggeleng. "Tidak, aku tidak akan pernah melepaskan kamu. Sudah cukup, biarkan aku mengerti Haechan."
Yang ditanya mendongakkan kepalanya. Melihat wajah tampan itu dengan tatapan yang sulit diartikan. Jaehyun juga menangis, ini membuat semuanya menjadi semakin rumit.
Haechan masih terus memandang Jaehyun, mengelus rahang tegas yang bukan miliknya itu. "Pak, kamu bukan milikku. Tapi aku ingin egois."
Jaehyun menggeleng, semakin erat memeluk pinggang ramping sang istri. "Egoislah Haechan, maafkan aku untuk semuanya. Aku mencintaimu."
Haechan terkejut, ia tidak mau menganggap semua ini mimpi, tolong bangunkan dirinya. Hatinya sudah tidak kuat. "Jangan berbohong pak, hatiku sakit. Mari akhiri saja semuanya, pernikahan ini membuat kita semakin tersakiti."
Jaehyun tidak menjawab, ia membawa Haechan kedalam pangutan hangat, bibir Jaehyun bergerak lembut diatas bibir Haechan.
"Apa pandanganku padamu kurang jelas? Apa sikapku yang cemburu pada adikku sendiri masih kurang jelas?" Jaehyun berujar, sementara si empu yang diajak bicara asik memandang mata sang suami.
Ia tidak melihat binar kebohongan, tetapi nihil. Semua itu tidak ada, tetapi ia cukup tau rasa cinta itu bukan untuk miliknya seutuhnya.
Jaehyun masih mencintai Naeun, ia tidak ingin memberitahu bahwa ia sudah memberikan sepenuh hatinya untuk Jaehyun. Tetapi ia harus, ia akan egois.
"Berdamai dulu dengan diri sendiri ya, eum? Aku tau suamiku akan bijak mengambil keputusan, apapun keputusannya nanti aku akan menerimanya. Yang pasti aku mencintaimu, sangat. Jung Jaehyun." Haechan mengecup bibir Jaehyun cukup lama, tanpa ada lumatan. Tetapi lelehan air mata terus menggenang dari pelupuk matanya.
Lalu Haechan pergi, meninggalkan Jaehyun yang terus bergelut dengan pemikirannya. Semua ini sulit, ia harus melakukan semua dengan logika dan hati.
Saat sampai dikamar, Haechan langsung menutup pintu dan menguncinya. Tubuhnya merosot karena menangis tanpa suara, sudah berapa kali Jaehyun membuatnya menangis?
Ia bukan seseorang yang awam dalam percintaan, ia tahu Jaehyun sering meliriknya sesekali. Selama sebulan lebih hidup bersama Jaehyun, ia cukup tahu kebiasaan yang Jaehyun lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dosen And Secret Wife (Jaehyuck) END
Acak[Jaehyuck story] Jung Jaehyun terpaksa menerima pernikahan yang dirancang orangtuanya saat dirinya memiliki kekasih yang juga mahasiswinya, Park Naeun. Ia menikahi mahasiswanya juga yang cukup ia ketahui namanya karena seorang mahasiswa teladan, Seo...