19.

8.4K 638 20
                                    

Happy reading.
Maaf buat typonya.














Sungguh, baru pertama kali ini Jaehyun sangat tersiksa karena tidak bisa mencium dan memeluk seseorang. Haechan tidak kira-kira memberinya hukuman, tapi menurutnya ini sedikit lebih baik daripada ia harus di diami hingga seharian.

Tapi ini juga sama menyiksanya, beberapa bulan ini kan dia tidur dengan memeluk Haechan, bahkan ia sering mencium dahi istrinya itu. Nasib nya sangat malang, tapi ia juga yang salah dan dirinya mengakui.

"Jae, ini maksudnya bagaimana? Aku tidak paham." Tanya Haechan pada Jaehyun, si dominan melirik lalu menghampiri Haechan yang asik mengunyah gummy berbentuk beruang.

"Begini..." Jaehyun menjelaskan, sesekali juga ingin mencium pipi Haechan karena terlalu gemas dengan tingkahnya.

Haechan manggut-manggut paham, lalu mendorong tubuh besar Jaehyun agar menjauh dan pergi kembali ke tempat asal.

Dirinya kembali mengetik, tanpa rasa perduli jika Jaehyun memandangnya dengan tatapan ingin memangsa.

"Dasar kelebihan hormon." Gumam Haechan pelan.

Asik dengan kegiatan masing-masing, waktu makan siang pun tiba. Haechan yang malas keluar pun ingin meminta Jaehyun memesan lewat aplikasi.

"Jae, aku ingin makan siang disini saja." Kata Haechan.

Jaehyun mengangguk. "Mau makan apa?"

"Terserah saja, aku mengikuti."

Pria itu langsung membuka aplikasi memesan makanan, laku memesan makanan yang ia ingin dan Haechan ingin. Ia cukup tau jika istrinya itu sangat menyukai kimchi. Apapun olahannya.

Beberapa saat kemudian, makanan datang. Jaehyun yang mengambil dari kurir, lalu mulai memakan makanannya, duduk berdua bersama Haechan.

"Kita akan kerumah Eomma jam berapa sayang?" Tanya Jaehyun.

"Eum, jam enam mungkin. Atau langsung dari sini juga nggak papa." Jawab Haechan.

"Kalau dari sini terlalu siang, kamu bisa mengerjakan skripsi duku daripada berdiam disana. Nanti kamu dimonopoli." Ujar Jaehyun, ya memang saat pertemuan keluarga saat Jaehyun pertama kali tau ia akan dijodohkan, ibunya itu terlihat begitu gemas pada Haechan.

Haechan terkekeh. "Baiklah, tapi bantu aku skripsi juga. Aku sidang bulan depan jika kamu lupa." Jaehyun mengusap surau lembut Haechan. "Tentu saja."

Setelah menghabiskan makanan, keduanya langsung menyelesaikan kembali pekerjaan mereka masing-masing. Dan Jaehyun seolah lupa jika tadi hasrat ingin menyentuh Haechan semakin besar.

Pukul enam sore, satu jam sebelumnya Haechan dan Jaehyun pulang dulu kerumah untuk berganti pakaian. Ya, mereka keluar dari ruangan Jaehyun pukul lima sore.

Dan sekarang, keduanya sedang berada dikediaman mewah Jung. Eomma Jung yang tau jika anak dan menantunya datang pun bersikap antusias sekali.

"Astaga, empat bulan kalian tidak mengunjungi ku. Apakah kalian lupa jika masih punya orang tua?" Cerca nyonya Jung. Lalu memeluk Haechan erat.

Jaehyun sedikit mendengus karena eomma nya lebih memilih memeluk Haechan terlebih dahulu. "Eomma, aku masih anak kandungmu." Celetuknya.

Nyonya Jung mendelik. "Huh, kamu masih berhubungan dengan gadis itu, Eomma tidak mau menganggap mu anak."

Haechan terkekeh, lalu ikut berjalan bersama sang ibu mertua. Jaehyun ingin merangkul Haechan, tapi sialnya ia lupa, tidak boleh ada skinship.

Tapi sepertinya istrinya lupa jika ia sempat mengusap rambut Haechan.

Saat berjalan keruang makan, nampak appa Jaehyun dan juga Jeno sedang duduk entah membicarakan apa. Jeno yang memang pada dasarnya anak keluarga Jung memang masih tinggal dirumah orangtuanya.

Alasannya? Tentu saja Eomma nya selalu merengek memintanya pulang.

"Jeno, kamu tidak sibuk dengan skripsi mu?" Tanya Jaehyun, bagaimana pun dirinya masih seorang kakak Jeno.

Yang ditanya membalas dengan deheman. "Aku banyak praktek, menjadi dokter ternyata sulit." Keluhnya.

Lalu appa Jung berceletuk. "Kamu seharusnya berbisnis saja seperti kami, nak."

Muka Jeno langsung cemberut, appa nya memang masih belum menerima dirinya menjadi dokter. Ibaratnya jika ia anak tunggal, mungkin ia akan dipaksa menjadi petinggi.

Haechan yang paham pun langsung mengubah topik pembicaraan. "Appa, ada pesan dari papa. Papa akan adakan pesta lusa nanti."

Jaehyun menoleh pada Haechan. "Kenapa aku tidak tahu?" Tanyanya.

"Saat kamu pergi, papa memberitahuku." Jaehyun mengangguk.

Ia mula memakan buah anggur diatas meja, sesekali memperhatikan Jeno yang memperhatikan Haechan.

"Aku tahu menantu, dia sudah memberitahuku. Dan soal statusmu sebagai anak Seo, apa kamu masih ingin merahasiakannya?"

Publik memang hanya tahu satu nama sebagai anak Seo, Johnny Seo. Tapi publik juga tahu jika tuan dan nyonya Seo memiliki dua anak.

Haechan menggeleng. "Aku takut semua berubah. Nanti saja appa." Balasnya.

Sementara Jaehyun memberi kode pada adiknya untuk berhenti menatap memuja sang istri. Heol, suami mana yang mau istrinya ditatap intens seperti itu?

Apalagi yang menatap adalah mantan kekasih istrinya.

"Kamu harus secepatnya mempublikasikan, dan sekarang aku ingin tahu apa yang membuat kalian sering bertengkar." Ah, arah pembicaraan mulai serius ternyata.

"Hanya sebuah kesalahpahaman." Balas Haechan.

Jaehyun menggenggam tangan Haechan, ia harus bicara banyak pada orangtuanya. Sekaligus belajar bagaimana menghadapi masalah suatu hubungan.

Umurnya memang sudah dewasa, tetapi Jaehyun akui ia masih bodoh dalam hal asmara.

"Appa, maafkan aku sudah menyakiti Haechan. Naeun, dia mengungkit janji itu."

Jeno menatap kakaknya malas, namun sebelum pembicaraan berlanjut, nyonya Jung duduk disamping sang suami.

"Janji itu sudah kamu tepati Jaehyun. Kamu juga berhak bahagia, dan apa tugasmu membahagiakan anak orang lain? Dia masih punya ayah untuk membahagiakan dirinya." Ujar sang ibu.

Tuan Jung juga mengangguk membenarkan perkataan sang istri. "Benar, ingat uang perusahaan hampir kamu habiskan demi dia. Ah dia begitu pintar karena membeli saham di satu perusahaan."

"Memangnya Naeun yang kalian kenal Itu siapa, appa, Eomma?" Tanya Haechan penasaran.

Ia memang bisa mengetahui semuanya, tapi ia ingin tahu dari mulut mertuanya dan kembali mencari tahu.

"Naeun itu gadis biasa yang Jaehyun Hyung tabrak, kamu pasti tau itu. Dan ya, keduanya terlibat hubungan rumit, hanya Naeun yang memperumit disini." Ujar Jeno, karena dirinya sudah gatal sekali ingin mengatakan itu.

"Ayah Naeun, bekerja di perusahaan papamu sayang. Biar nanti aku yang jelaskan, hm?"

Haechan terkejut mendengar fakta itu, hm menarik. Jadi, semua akan berjalan mudah, bukan?











Tbc.

Dosen And Secret Wife (Jaehyuck) END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang