22.

9.5K 611 17
                                    

Happy reading.
Maaf buat typonya.







Jaehyun tidak pernah menyangka jika sekarang, Haechan sedang berada dalam dekapannya. Dengan tubuh tanpa sehelai benangpun, keduanya asik memeluk satu sama lain dan mencari kehangatan dalam diri mereka.

Jika biasanya Haechan yang bangun lebih awal, kini Jaehyun yang pertama. Ia asik menatap istri sekaligus murid didiknya itu lembut. Ia mengelus rambut lembut itu perlahan.

Menatap Haechan seolah tidak akan ada hari esok. Haechannya sudah sepenuhnya menjadi miliknya, ia sudah memantapkan hatinya untuk terus mencintai pria manis ini.

Tidak akan ada penghianatan, ia janji akan hal itu. Si manis Haechan menggeliat dari tidurnya, membuka matanya karena merasa ia ditatap sangat lekat.

"Selamat pagi, sunshine!" Ujar Jaehyun sambil tersenyum. Haechan malu, ia mengeratkan selimutnya agar tubuh polosnya tidak terlihat, Jaehyun yang melihatnya terkekeh. "Aku sudah melihat semuanya, kamu sangat indah."

"Ish jangan bilang begitu. Aku malu Jae." Jaehyun menggeleng, ia mengecup pipi Haechan lalu memeluknya kembali.

"Kenapa di pipi saja?! Aku ingin morning kiss." Ey, sekarang Haechan menjadi sedikit lebih nakal. "Kamu nakal sayang." Jaehyun mengabulkan permintaan istrinya itu, mencium ah tidak, melumat bibir bentuk hati itu rakus. Jaehyun sudah sangat candu dengan bibir istrinya.

Karena Haechan kehabisan napas, ciuman itu berakhir. Terdapat benang Saliva, entah milik siapa. Namun Jaehyun segera menyekanya. "Sayang, ayo kita pulang saja. Aku ingin melanjutkannya dirumah."

Haechan mendelik. "Bagian bawahku sakit! Aku juga belum menyelesaikan skripsi ku, belum mempelajari nya. Jadi nanti saja ya jae sayang."

Jaehyun cemberut mendengarnya, tetapi ia mengangguk. Lalu mulai menggendong Haechan untuk ia bawa ke kamar mandi. "Mandi bersama ya." Ujarnya.

Haechan melotot. "Tidak mau! Nghhh jaehhh!" Haechan mendesah, ia baru tahu jika Jaehyun ini kelebihan hormon sekali!

Dan berakhir lah Haechan digempur kembali dikamar mandi. Mari tinggalkan saja sepasang suami istri itu. Sementara itu, dikediaman Lee ada keluarga Jung juga yang sedang duduk menikmati teh.

Sudah biasa sekali orang-orang kaya melakukan hal itu. Jangan tanya kenapa orang tua Jaehyun ada disana. Tentu saja untuk membicarakan apa yang terjadi kemarin malam.
"Aku tidak menyangka jika Jaehyun belum memutuskan Naeun, aku minta maaf Seo." Sesal nyonya Jung pada sahabatnya ini.

Nyonya Seo menggeleng. "Bukan salah anakmu. Salah kita juga yang tiba-tiba menjodohkan mereka." Tuan Jung menyaut. "Aku akan menyuruh Jaehyun langsung mengurus perusahaan setelah Haechan lulus, bagaimana?"

"Ide yang bagus. Lagipula anakku juga harus jadi sekretaris nya Jaehyun. Ah, soal Naeun dan tuan Park, aku harus ambil tindakan karena berani-beraninya menyakiti anakku." Kata tuan Seo.

Semua orang disana mengangguk setuju. "Jangan sampai Naeun diterima di perusahaan manapun. Aku tidak Sudi, Haechannie ku disebut jalang olehnya." Ujar nyonya Seo.

Ibu dari Jaehyun dan Jeno mengangguk. "Serahkan saja nanti pada Jaehyun. Dia pasti akan bertindak."

Tidak lama, seorang pelayan datang menghampiri orang-orang penting tersebut. "Nyonya, tuan. Tuan Haechan dan tuan Jaehyun ada didepan."

"Suruh mereka kesini!" Perintah tuan Seo, pelayan itu mengangguk lalu melenggang pergi untuk berbicara pada Haechan dan Jaehyun.

Haechan dan Jaehyun datang, si mungil mendengus karena ia nampak seperti orang asing dirumahnya sendiri. "Bagaimana? Mama bisa langsung menggendong cucu?"

"Cucu apanya?" Bingung Haechan, sementara Jaehyun sudah terkekeh lalu duduk dan menarik Haechan agar ikut duduk. "Kalian melakukannya, kan?" Haechan mengangguk, lalu beberapa detik kemudian melotot. "Ih, mama mesum."

Semua orang disana jadi terkekeh karena tingkah Haechan. "Sudah-sudah, kita makan saja. Aku merasa lapar sekarang." Kata tuan Seo, disetujui anggukan oleh semua.

Kedua keluarga kaya raya itupun memakan sarapan mereka, membahas banyak hal. Tentu saja tidak jauh tentang bisnis.

Setelah sarapan di rumah mertuanya, Jaehyun mengajak Haechan untuk pulang karena ia harus membuat istrinya mempelajari skripsi.

Dan disinilah mereka sekarang, diruang kerja Jaehyun dengan laptop masing-masing. Haechan asik fokus dengan skripsinya, tidak menyadari jika Jaehyun terus-menerus menatap dirinya.

"Ish kenapa tugas akhir harus skripsi, sih?!"

"Karena untuk mengukur kemampuanmu, sayang." Jawab Jaehyun pada gerutuan Haechan.

Yang dijawab mencibir. "Ih, tapi ini sangat menyusahkan. Aku tidak suka tugas yang membuatku pusing."

Jaehyun terkekeh, lalu dirinya berjalan menuju Haechan. "Tinggal beberapa bab lagi yang dipelajari, sayang. Sebentar lagi kamu akan sidang dan menjadi sekretaris ku."

Haechan mengangguk menyetujui. "Soal Naeun bagaimana jae? Aku merasa akan ada hal yang buruk terjadi." Tangan besar itu mengusak rambut Haechan. "Tidak akan, aku berjanji. Kau fokus saja membuat skripsi mu sayang."

"Aku mencintaimu, Jae." Pernyataan tiba-tiba itu membuat Haechan menghentikan usapannya. "Aku lebih mencintaimu, jangan meninggalkan ku. Percaya pada apapun itu Haechan."

Berakhir semuanya dengan pelukan hangat disofa ruangan Jaehyun. "Ish, aku ingin mengetik dulu Jae!"

"Baiklah-baiklah, lanjutkan sana." Jaehyun beranjak, lalu mulai bekerja kembali. Dirinya akan dinaikkan jabatannya menjadi pemilik perusahaan keluarga Jung dan Seo.

Dan itu membutuhkan banyak waktu dan tenaga, banyak sekali berkas yang harus ia periksa dan pelajari.

[D&SW]






Keesokan paginya, Haechan berangkat sendiri karena memang Jaehyun sudah berangkat pagi-pagi sekali. Alasannya karena akan ada rapat di kampus.

Tentu saja tentang tahun akhir para mahasiswa, Haechan gugup sekali jika mengingatnya. Seminggu lagi, ia akan sidang dan lulus. Semoga saja.

Jika ia harus mengulang lagi, ia lebih baik mengurus rumah dan menunggu Jaehyun pulang saja. Tapi, dirinya juga ingin jadi sekretaris suaminya.

"Haechan!!!" Teriak seseorang, siapa lagi kalau bukan Jaemin.

"Apa sih? Jangan berteriak seperti itu." Dengusnya, sementara yang berteriak terkekeh. "Aku terlalu senang, skripsi ku sudah diterima. Tinggal aku pelajari lalu sidang Minggu depan!"

"Cepat sekali?! Kamu memakai orang lain, ya?" Jaemin melotot. "Pikiranmu buruk sekali! Aku tidak melakukan hal itu, ya! Lagipula kamu juga harusnya selesai hari ini, kan?"

Haechan mengangguk. "Tinggal sedikit lagi, aku ke kampus karena ada materi yang harus aku cari di perpustakaan."

"Baiklah, ayo aku temani. Aku juga bosan sekali, sekalian aku pelajari skripsi ku." Jaemin menarik Haechan menuju perpustakaan.

Banyak pasang mata yang melihat Haechan dengan berbagai macam tatapan. Ada tatapan segan, sinis, menghakimi dan yang lainnya. Namun Haechan mengabaikannya, akan sangat lelah jika ia meladeni.

Kedua sahabat itu berjalan, namun tidak lama ada seorang wanita yang menghadang, itu Naeun. "Woah nyonya Jung. Selamat pagi." Haechan jijik mendengar perkataan itu.

"Selamat pagi juga, mantan kekasih suamiku. Bagaimana semalam? Masih kurang?"













Tbc.

Dosen And Secret Wife (Jaehyuck) END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang