17.

8.2K 650 33
                                    

Happy reading.
Maaf buat typonya.


















Haechan pagi ini sudah berada di kampus, meskipun pihak kampus mengatakan jika mahasiswa tingkat akhir tidak perlu sering datang ke kampus, tetapi Haechan tetap datang.

Bukan untuk dirinya ia datang, tetapi Jaehyun. Ia cukup khawatir karena Jaehyun tidak pulang semalam. Apa Jaehyun sungguh-sungguh ingin bercerai dengannya? Tetapi ini yang ia inginkan, kan?

Mengungkit kembali perjanjian enam bulan kedepan. Waktunya sudah empat bulan semenjak ia menikah, dengan begitu tersisa dua bulan lagi untuk dirinya berpisah dengan Jaehyun.

Haechan sudah berada dihadapan ruangan Jaehyun, dengan ragu ia mengetuk pintu. Apa memang benar Jaehyun ada di ruangannya?

Karena ia sudah tidak sabar, ia membuka pintu itu. Nampak kursi yang selalu suaminya duduki menghadap kebelakang, dan sosok yang duduk di kursi itupun menoleh.

"Eoh, Jung Haechan. Untuk apa kamu kesini?" Itu Naeun, wanita itu seenaknya duduk di ruangan suaminya. Berlagak seperti ratu di kehidupan Jaehyun. Wanita inilah sebab dirinya dan Jaehyun bertengkar.

"Wajar aku kesini, ini ruangan suamiku. Harusnya aku yang bertanya, untuk apa kamu kesini?"

Wanita itu bangkit, menunjukkan raut wajah angkuh dan sombongnya, lalu menghampiri Haechan.

"Aku yang akan menjadi istrinya, aku sudah mendengar jika kamu akan bercerai dengan Jaehyun setelah enam bulan pernikahan kalian. Aku cukup sedih mendengar itu."

"Itu semua tidak akan terjadi asal kamu tau." Balas Haechan tajam. Kehidupan yang membuat dirinya bisa seberani ini sekarang.

"Terserah, tapi dia sudah berjanji pada ayahku untuk menikahi ku. Bahkan ia bertekuk lutut saat ayahku meminta dia membantuku membuat skripsi."

Haechan terkekeh. "Terserah, janji bodoh itu akan aku pastikan tidak pernah terjadi. Jaehyun suamiku, dia dosen pembimbing ku. Jadi berhenti mengkhayal, karena semua itu tidak akan pernah terjadi. Bangunlah Park Naeun!"

PLAK!!!

Naeun terpancing emosi atas perkataan Haechan, sementara Haechan menunduk sembari memegangi pipinya. Cih, ia sangat tidak sudi wanita ini menyentuhnya. Apalagi menamparnya seperti ini.

"Aku akan membuat kamu hancur, hari ini juga! Dengar itu Seo Haechan sialan!"

Bahu Haechan terdorong saat Naeun akan pergi, jujur saja Haechan juga merasakan sakit, bukan fisiknya melainkan hatinya.

Ia jadi penasaran Naeun akan menghancurkannya seperti apa, atau dia saja yang menghancurkan wanita itu duluan?

Sedangkan Jaehyun, sekarang sedang memasang jam tangan pada tangan kanannya, merapihkan penampilannya agar sedikit lebih rapi.

Ia akan ke kampus, ponselnya mati. Ingin mengabari Haechan, tapi ponselnya mati karena kehabisan daya. Jadi sekarang Jaehyun langsung membawa langkahnya menuju parkiran dan melajukan mobilnya menuju kampus.

Selama perjalanan ia sudah akan mengambil keputusan, keputusan yang seharusnya ia ambil sejak dulu. Mobil mahalnya terparkir di parkiran khusus dosen dan dekan.

Tungkai panjangnya ia langkahkan kembali menuju ruangannya, saat dibuka ia terkejut karena melihat sumber dari kecemasannya, Haechan.

Haechan yang menyadari ada seseorang yang masuk pun mendongak dengan pipi kiri memerah. "Jaehyun, kamu kemana saja?"

Haechan langsung menghampiri Jaehyun, ia memeluk suaminya itu erat. "Aku cemas."

Hati Jaehyun menghangat mendengar kata itu, ia menjatuhkan tas yang ia bawa lalu membalas pelukan Haechan, istrinya. "Aku merindukanmu, maafkan aku."

Ya harus seperti itu, mungkin maaf saja tidak cukup. Sudah banyak perlakuan dan perkataan yang membuat Haechan sakit, itu semua karena dirinya sendiri, yang seharusnya melindungi pria manis di dekapan nya, buka menyakitinya terus menerus.

Mengatakan egois tanpa sebab, membentak, bahkan mengubah marga yang harusnya tersemat.

Tidak lama, terdengar isakkan. Itu dari Haechan, pria manis itu semakin menenggelamkan wajahnya pada dada bidang si suami.

"Jangan menangis, ini semua salahku. Maaf karena aku tidak paham jika kamu hanya ingin diyakinkan sayang. Aku minta maaf, dengan sangat."

Haechan menggeleng, ini sepenuhnya bukan salah Jaehyun juga, Haechan mengakui itu. "Tidak, aku juga salah. Aku minta maaf juga."

Akhirnya, ego keduanya sudah lenyap. Hanya perlu pembahasan secara kepala dingin, tetapi sangat sulit dilakukan keduanya kemarin.

Jaehyun melepas pelukan itu, mengelus pipi sang submisif yang memerah. "Kenapa pipimu merah?"

"Naeun menamparku huweee" Haechan semakin terisak, sementara wajah Jaehyun jangan ditanya, wajah tampannya mengeras.

"Sialan, aku harus melakukan sesuatu." Geram Jaehyun sembari mengelus rambut lembut Haechan.

Jaehyun yang gemas dengan ekspresi Haechan pun membawa istrinya kedalam ciuman hangat yang panjang. Asik membelit dan bertukar saliva.

Haechan langsung mengalungkan tangannya pada leher sang suami, asik berciuman Jaehyun sampai tidak menyadari jika Naeun masuk, karena posisinya yang membelakangi pintu.

Haechan yang tahu ada pelakor disini langsung bertindak ganas, meskipun terlihat polos ia cukup lihai memanjakan. Salahkan Jaemin yang selalu mengajaknya menonton film dewasa.

"Dasar jalang sialan!" Mendengar Pekikkan itu, ciuman pun terlepas.

"Kenapa kamu kesini? Masih ada muka bertatapan denganku saat kamu sudah menampar istriku?!"

Naeun langsung menatap tajam Haechan, yang sekarang sedang menyeringai.

"Kamu harus ingat janjimu pada appa, Jae!"

Jaehyun membalas. "Aku tidak perduli, aku sudah membantumu dari semester satu, jadi secara tidak langsung aku sudah melaksanakan janji itu. Oh, soal kebahagiaan, mungkin kamu juga sudah bahagia karena menguras hartaku."

Naeun menangis, ia langsung keluar dan melancarkan aksinya. "Semuanya! Lihat jalang kecil disana! Dia merebut kekasihku!"

Dengan tidak tau malunya Naeun berteriak seperti itu, ini semua terjadi secara tiba-tiba. Haechan bersembunyi di punggung tegap Jaehyun.

"Jae, semuanya akan tahu."

Jaehyun pun langsung keluar dan menarik tubuh Naeun. "Apa yang kau katakan sialan!"

"Aku benar kan, kamu ingin putus denganku karena si bedebah Haechan itu!"

"Yang kamu sebut bedebah itu istriku, bitch!"

Jaehyun mengucap itu pelan, sementara tatapan semua orang sudah menghakimi Haechan. "Lihat semua! Bahkan pria itu sudah tidak punya malu! Menempel pada kekasih orang lain!"

Haechan terkesiap, ah jadi ini rencana wanita gila itu menghancurkan nya. Jadi semua, apa yang harus Haechan lakukan? Membalasnya bukan?














Tbc.

Dosen And Secret Wife (Jaehyuck) END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang