10.

11.1K 794 41
                                    

Happy reading.
Maaf buat typonya.














Kepingan masa lalu memang terkadang selalu menganggu kebahagiaan si pemilik saat sudah berdamai dengan semuanya. Tetapi Jaehyun tidak akan membiarkan semua itu terjadi padanya.

Baginya masa lalu sudah berlalu, dan dirinya tidak akan pernah menyesali semua itu. Ia anggap semua itu adalah sebuah pembelajaran.

Flashback on.

Baginya pura-pura mencintai Naeun adalah sebuah penyiksaan perlahan pada hatinya. Tapi lama-kelamaan hatinya juga terbiasa dan mulai menerima keadaan Naeun.

Saat masuk semester pertengahan, Naeun berubah. Jaehyun tau wanita itu sering pergi ke club, selalu menghambur-hamburkan uang hanya demi tampil modis. Mengambil sedikit asetnya serta berselingkuh.

Tetapi Jaehyun yang memang pada dasarnya berhati lembut pada orang yang ia sayang, ia membiarkan Naeun seperti itu. Hingga saat itu ia sadar bahwa semuanya tidak benar, Jaehyun menutup akses Naeun menggunakan uangnya.

Naeun merengek, itu membuatnya pusing kepala. Saat itu pula, ia menjadi sosok yang dingin kembali, ditambah Naeun melakukan making love dengan pria lain, Mingi.
*[Maafin ayang Mingi]

Ia sudah tidak perduli sebenarnya, tapi ayah Naeun memohon padanya pada saat ia sedang bekerja di perusahaan. "Tolong nak Jaehyun, Naeun terus-menerus meminta uang padaku. Aku tidak bisa memberinya, karena nominal yang dia minta sangat banyak. Aku juga khawatir pada pendidikan nya, dia anak yang bodoh."

Begitu kira-kira yang Jaehyun ingat soal perkataan ayah Naeun. Dan benar saja, saat ia membuka kembali kartu kredit, Naeun datang ke apartemennya dan menciumnya.

"Terimakasih terimakasih, aku mencintaimu." Dasarnya ia bodoh, ia membalasnya. "Aku juga."

Hingga Jaehyun memikirkan untuk bekerja sebagai dosen di kampus sang kekasih. Saat itu pula Jeno semakin benci padanya.

Flashback off.

Haechan tertawa mendengar itu semua, astaga ternyata Jaehyun ini sangat bodoh ya. Tetapi Naeun juga lebih bodoh karena menyia-nyiakan apa yang sudah Jaehyun beri. Wanita itu, cih benar-benar seperti iblis.

Jaehyun yang melihat sang istri tertawa merasa jengkel. "Jangan tertawa, aku tau aku bodoh. Salahkan gen appa yang mewarisi sifat seperti itu."

Tawa itu terhenti, Haechan langsung menatap dalam Jaehyun dan mengelus pipinya. "Aku juga ingin dicintai seperti itu. Tapi untuk selamanya."

Hati Jaehyun melebur, ia mana mungkin menolak. "Tentu saja sayang, aku selalu jatuh kedalam pesona mu beberapa jam belakangan ini."

"Omong kosong Jung!"

"Eyy, aku serius. Aku akan melakukan apapun lebih dari yang aku lakukan saat bersama wanita itu dulu."

"Baiklah aku percaya. Eum soal besok, apa kamu ingin memberitahu hubungan kita? Kuharap tidak." Cicit Haechan. Jaehyun langsung mendorong pelan Haechan agar berbaring lalu memeluk sang istri.

"Kita publikasi saat kamu sudah lulus, ya? Aku juga tidak ingin orang tau."

"Tapi orang akan tetap menganggap mu kekasih Naeun."

"Aku tidak akan berdekatan dengannya, mulai sekarang." Haechan mencium rahang Jaehyun lembut. "Tapi sayang, janji jangan dekat-dekat dengannya."

Haechan ternyata posesif juga, Jaehyun sangat menyukainya. "Astaga, jangan menggodaku sayang, atau kita akan melakukan malam pertama malam ini."

Namun Haechan sengaja, ia terus mengelus dada bidang Jaehyun dengan sensual, sambil menatap Jaehyun yang lebih tinggi posisinya.

Dengan nakal ia menggigit bibirnya sendiri. "Ayo lakukan, aku ingin cuti kuliah saja. Tidak mau membuat skripsi, suamiku sudah kaya. Aku ingin hamil saja."

Jaehyun memegang, ia mencegah tangan Haechan berbuat lebih lalu mencium bibir manis itu. "Sayang, besok aku ada jadwal pagi. Kamu harus membuat skripsi kamu dulu, sangat mudah karena aku yang jadi pembimbingnya."

Haechan cemberut. "Kamu seperti papa, kalau begitu selamat bermain sendiri. Aku mau tidur."

"Sayang, bantu aku sebentar saja. Cuaca sangat dingin, aku tidak mau bermain sendiri." Setidaknya memasukkan kedalam mulut (?)

"Tidak, nanti saja setelah skripsi." Haechan membalikkan ucapan Jaehyun.

Shit. Sepertinya Jaehyun akan bermain dan menyelesaikan sendiri.

[D&SW]

Haechan sudah berada di kampus, ia tidak berangkat bersama Jaehyun karena memang suaminya itu punya jadwal lebih pagi dari dirinya. Juga mereka harus tetap menjadikan ini sebuah rahasia.

"Haechan, kamu tau?! Katanya Naeun akan menikah dengan pak Jaehyun! Apa kamu bertengkar dengan suamimu?" Ucap Jaemin heboh tanpa tau situasi, untung saja ruang kelas sedang sepi.

"Jangan berisik Jaemin! Aku baik, bahkan hubunganku dengan pak Jae sangat baik."

Jaemin melotot. "Cepat ceritakan apa yang tidak aku tau!" Dan mengalirlah cerita yang Haechan alami bersama Jaehyun. Jaemin yang mendengarnya ikut senang.

"Woah, aku tidak menyangka pak Jaehyun manis seperti itu. Aku jadi ingin menikah dengan kak Mark." Haechan memukul bahu Jaemin pelan. "Aku sarankan jangan dulu, kamu ingat janji kita untuk bekerja di gedung yang sama?"

"Aku ingat, tapi nanti kita bekerja di perusahaan papahmu kan?"

Haechan menggeleng, ia tersenyum licik. "Kita bekerja di perusahaan suamiku." Jaemin menggeleng cepat. "Nanti aku jadi obat nyamuk!"

Haechan tertawa, temannya ini selalu berlebihan sejak dulu. Tetapi ia menatap sendu Jaemin, perasaan pria itu pada Jeno sudah hilang sejak lama, kan? Ia takut Jaemin masih mencintai Jeno, dan Jeno tidak mencintai Jaemin itu karena salahnya.

"Jaem, maafkan aku. Kesalahan apapun yang aku perbuat baik itu sengaja ataupun tidak, aku minta maaf."

"Eh, kenapa tiba-tiba? Apa kamu memikirkan perasaanku kembali? Jangan Haechan, harusnya aku yang minta maaf atas semua yang terjadi. Kamu ini jangan terlalu baik, aku yang salah."

"Tidak, kamu tidak salah. Harusnya aku bicara padamu soal hubungan ku dengan Jeno bukan?"

"Sudahlah Chan, atau aku akan benar-benar benci padamu. Dengar, kamu jangan terlalu baik pada orang lain, atau kamu akan terus dimanfaatkan. Ingat."

Haechan mengangguk lalu memeluk sahabat lamanya itu, andai saja Renjun ada, mungkin Haechan sudah kena pukul karena bersikap seperti malaikat.

Kelas pun dimulai, kelas hari ini begitu lama hingga Haechan dan semuanya tidak makan siang. Ia lupa jika punya maag, dan sekarang perutnya sangat perih.

"Dasar dosen Kim sialan! Padahal kita sedang fokus membuat skripsi, tetapi ia memberi materi tambahan dengan tidak masuk akalnya." Keluh Jaemin sambil membereskan barang-barang nya.

"Sudahlah Jaem, jangan mengeluh. Kurasa materi yang dosen Kim beri sangat penting."

"Untung saja dosen pembimbing ku bukan dia, jika iya. Aku akan menikah saja, menyeret kak Mark ke altar." Haechan terkekeh sambil menahan sakit perutnya, ia tidak mau membuat Jaemin yang notabene nya selalu berlebihan, khawatir.

"Nah, ayo Chan kita makan siang yang terlambat." Haechan mengangguk mengiyakan, namun baru beberapa langkah Naeun langsung menyeret Haechan dengan sangat kasar.

"Dasar pelakor! Kau mengatakan akan pergi jauh dari Jaehyun! Tapi kenapa kamu malah membuatnya jatuh cinta, hah?!" Teriak Naeun, tak lama Jaemin menyusul.

"Heh dasar wanita ular! Kamu yang pelakor disini, jangan menyalahkan Haechan!"

"Diam! Aku sedang bicara dengan pria lemah ini."

Haechan mengode Jaemin untuk diam, sambil menahan sakit ia membalas Naeun. "Aku dan Jaehyun bersatu itu takdir, kamu yang bermain dibelakang nya dan menghianati nya juga takdir. Jadi aku tidak akan menyalahkan siapapun, dan kamu harusnya juga seperti itu."

Naeun naik darah, ia langsung melayangkan tangannya pada pipi Haechan dengan sangat keras. Bahkan orang bisa mendengar bunyinya.

PLAK!

"Dasar pria sialan!"














Tbc.

Dosen And Secret Wife (Jaehyuck) END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang