let's show begin

2.8K 251 12
                                    

"What the fuck? Dia ngalihin mukanya dari gue? Brengsek. Dia pikir siapa dia?"

Rosè memekik marah, sementara itu keenam sahabat laknatnya tertawa puas, dengan gerakan kasar Rosè membuka dompetnya dan mengeluarkan enam ratus ribu won yang dia letakkan dengan kasar diatas meja

Wendy yang merasa sebagai pemilik ide itu meraup semua orang dan menjadikannya layaknya kipas, dia tertawa paling keras melihat wajah kesal Rosè

"Gue kasih liat kalo dia sama gue"

Wendy mengambil dua ratus ribu won dan meletakkan sisa uang diatas meja, dengan perlahan Wendy mendekati meja di Nerd yang sekarang sibuk membaca novelnya tanp peduli pada sekitarnya lagi







*




Lisa POV

Namaku Lalisa Manoban, emmh
Aku tidak terkenal disini, bahkan mungkin didunia. Aku selalu risih dengan kehadiran banyak orang, apalagi orang asing. Aku tidak masalah meski tak punya teman dan dianggap aneh. Setidaknya aku tak perlu repot-repot mencari cara agar mereka menyingkir dariku kan? Toh aku punya seseorang di rumah yang akan menemaniku, iya aku hanya punya dia.

Apa yang harus aku ceritakan?
Aku tak memiliki keluarga sama sekali, kedua orangtuaku yang telah berceria meninggal. Ayahku meninggal karena kanker dan ibuku menjadi korban kecelakaan, sayangnya keduanya anak tunggal jadi aku tak memiliki paman bibi atau siapapun. Sebenarnya ada kakekku yang tinggal di Thailand, tapi hubungan kami tidak dekat.

DiKorea ini aku hanya menerima penghasilan dari perusahaan yang dimiliki oleh Ayahku, sebenarnya aku harus memimpin perusahaan itu hanya saja aku mempercayakan itu pada uncle Ten. Aku sangat sulit bergaul dengan orang baru, dan memimpin perusahaan itu dituntut memiliki kemampuan sosialisasi yang baik bukan? Aku tentu tak bisa

"Hai, lu suka baca Jeannien Frost ya?"

Aku mendongak, aku tau dia pasti akan menganggapku lebih aneh. Yeah ... penulis favoritku ini banyak sekali menulis cerita fantasi tentang Vampir dan makhluk imajiner lainnya

"I-iya"

Inilah kelemahanku, bicaraku gagap saat aku merasa kurang nyaman atau gugup. Tapi aku tau tidak sopan bicara tanpa menatap lawan bicaraku, jadi aku menatap gadis itu. Eh apa aku tidak salah? Dia Son Wendy kan?

"Gue boleh pinjem yang ini nggak?"

Tanpa permisi dia duduk didepanku dan menatapku penuh permohonan

"B-boleh"

"Half way to the grave, ini seri kan ya? 8 kalo nggak salah. Lu punya semuanya nggak?"

Jarang ada yang membaca novel terjemah ini, yeah aku kagum dia menyapaku dan bahkan mencoba bicara padaku

"P-punya s-semua"

Dia mulai menceritakan garis besar dua buku yang telah dia baca dengan sangat sempurna, aku tau semua yang dia bicarakan dan aku sekarang tau dia benar-benar menikmati novel itu

Aku membuka ranselku dan memberikannya dua novel lagi untuk dia baca, aku sudah membaca ketiganya jadi tak masalah meminjamkan padanya bukan? Aku masih sedikit kikuk tapi aku lebih lega karena dia membaca novel yang sama denganku

"Daebak! Gue boleh pinjem ini? Ah gue lupa nama gue Son Seungwan panggil aja Wendy, dan lu? Sorry keasyikan bahas novel gue lupa nanya nama lu"

Say Yes (Chaelisa fullstory)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang