#05

25 7 0
                                    

♡Happy Reading♡

*****

FLASHBACK ON

"Besok,"

"Mau ke tempat mama?" Dylan menatap Vendra dengan tatapan sendu nya. Lalu Vendra tersenyum tipis.

"Apa gue boleh?"

"Boleh aja, kata siapa ga boleh. Kalo mau, besok jam 8 malem kita kesana."

Vendra menggeleng, membuat Dylan mengerutkan dahinya. "Sorry bang, bukannya gue gamau. Tapi gue takut mama gamau ngelihat gue lagi." balasnya.

Dylan menghela nafas pelan. Lalu menepuk pelan bahu adiknya itu.

"Itu masa lalu, biarin aja. Sekarang yang penting lo ketemu mama dulu. Jelasin semuanya."

"Ga bisa bang. Lo kalo mau ke tempat mama berangkat sendiri aja, gue mau ke kamar dulu," Vendra pun masuk ke dalam kamarnya. Meninggalkan Dylan yang tanpa sadar mengepalkan tangannya erat.

"GUE UDAH BERUSAHA MAAFIN LO TAPI LO SEKARANG TETEP KAYAK GINI! MAKSUD LO APA SI NDRA? LO MAU BIKIN KELUARGA GUE MAKIN HANCUR?! UDAH CUKUP GUE SABAR SAMA LO KALI INI. LO EGOIS!"

"MULAI SEKARANG JANGAN TAMPILIN WAJAH LO LAGI DI HADAPAN MAMA. MAMA UDAH BERHARAP SUPAYA DIA BISA KETEMU SAMA LO TAPI LO HANCURIN GITU AJA. INGET NDRA, DULU LO BUKAN APA APA WAKTU GAADA MAMA."

BLAM!!

Dylan pun membanting pintu nya kuat. Tak peduli jika pintu nya rusak atau bahkan patah sekalipun. Ia hanya perlu mengontrol emosi nya.

"Haaaaaah, ma sampe kapan kita gini terus? Apa mama gamau balik lagi ke kita?" Dylan menatap dirinya di cermin. Tiba tiba rahang nya mengeras.

"Gue bakal cari tahu siapa penyebab yang bikin keluarga gue kayak gini," tekadnya.

Dylan pun merebahkan dirinya di kasur. Lalu ia menatap foto yang berada di laci meja belajarnya. Tanpa sadar ia tersenyum dan mengambil foto itu.

Di usapnya lembut foto itu lalu ia memeluknya. "Lo dimana? Gue butuh lo sekarang..."

FLASHBACK OFF

Di sinilah ia sekarang. Di rumah sakit pondok indah, tempat mama Dylan di rawat. Mama Dylan mengidap penyakit Diabetes tipe 2.

Dengan berat hati, ia pun melangkahkan kakinya ke dalam rumah sakit. Lalu ia berjalan ke ruangan nomer 37A dan masuk ke dalam.

"Ma...."

Dylan pun mendekati mama nya yang sedang tertidur. Lalu ia menaruh buah yang ia beli di laci dan duduk di sebelah ranjang mamanya.

"Dylan? Akhirnya kamu dateng juga," ucap mama nya sambil tersenyum. Dylan pun ikut tersenyum dan mengenggam tangan mama nya.

"Mama baik baik aja kan? Gimana tadi udah makan?" Tanya nya. Mama mengangguk.

"Iya, sudah kok."

Dylan hanya mengangguk, lalu ia menghela nafas pelan. Sudah 2 bulan ia tidak mengunjungi mama nya selama dia di kampus. Akhir-akhir ini ia sibuk sehingga lupa untuk mengunjungi mama nya itu. Tiba tiba, rasa bersalah menghantuinya.

Tak seharusnya ia meninggalkan mama nya waktu SMA dulu, seharusnya ia nurut saja akan tinggal bersama mamanya. Tetapi rasa egois nya pun kembali saat ia mengingat kejadian itu.

"Dylan.." panggil sang mama. Dylan pun menolehkan pandangannya.

"Iya ma, kenapa?"

"Gimana kampus nya, lancar?" Dylan mengangguk.

My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang