♡Happy Reading♡
*****
Sudah seminggu sejak kejadian hari lalu. Kaki Danis sudah membaik, bisa berjalan dengan normal meskipun masih kurang lihai berlari. Vendra, ia sudah sadar dari koma nya beberapa hari lalu. Tinggal Dylan yang masih belum sadar.
Lusa lalu setelah Vendra sadar..
Semuanya berkumpul di ruangan keluarga Decta, termasuk Ken dan Raksa. Mereka, juga terlibat dalam hal ini, sebagai lelaki ia siap untuk menerima segala kensuekensi nya.
Keadaan di ruangan tersebut hening. Sudah 15 menit mereka disana dan tidak ada yang membuka suara. Tidak ada pula yang ingin meninggalkan tempat itu karna mereka penasaran apa yang akan Decta lakukan kepadanya,
"Om, jadi kita disuruh kesini karna apa?" Tanya Ryuna membuka pembicaraan, ia tidak suka suasana yang terlalu mencekam seperti ini.
Decta menghela nafasnya pelan, lalu menatap keempat lelaki di depannya. "Apa yang kalian rencanakan dari minggu kemarin?" Tanya nya to the point.
Ken, selaku yang paling tua diantara mereka pun mengangkat kepalanya dan menatap Decta.
"Om, maaf sebelumnya. Ini ide saya" ucapnya.
Decta menatap Ken tajam, ia mengepalkan tangannya erat dan mengeraskan rahangnya. "Jadi kamu yang mempengaruhi kedua anak saya sampai ikut tawuran ga jelas kayak gini? Iya?!" Tanya nya penuh amarah.
Ken menghela nafas nya pelan lalu mengangguk.
"Brengsek!"
Bugh!
Ken pun tersungkur di lantai, ia memegangi bibirnya yang sobek dan berdarah.
"Keluar kamu dari rumah saya! Sekarang!" Pinta Decta dingin.
Ryuna yang kebetulan dekat dengan Ken pun membantu nya untuk berdiri. Ryuna tau, kalau ini bukan hal yang sebenernya, ia tau bahwa semua orang orang itu -orang yang mereka lawan punya dendam pribadi ke keluarga Decta.
Vendra memang tidak menceritakannya kepada Decta karna ia tidak mau Decta membatasi pergaulannya dan Dylan. Vendra sudah berusaha untuk memperbaiki semuanya tapi.........
..........selalu ada rintangan disaat ia memperbaikinya.
"Om! Om jangan main kekerasan gitu dong!" Bentak Azura. Jika kalian tau, ia sedang mengarahkan tas nya untuk dilemparkan kepada Decta tetapi ditahan oleh Dhira yang berada di belakangnya.
"Jangan ikut campur kamu!"
"Gimana kita ga ikut campur kalau papa udah nonjok Ken tanpa alasan?"
Perkataan dingin Vendra membuat semua pasang mengarah ke arahnya. Vendra ingin berdiri dari duduknya tetapi di tahan oleh Raksa. "Punggung lo masih basah, jangan gegabah"
Vendra menghela nafasnya lalu kembali menatap Decta yang menatapnya tajam dan dingin.
"Apa maksud kamu?"
Vendra mengeluarkan smirk nya "semua ini kita semua yang mulai, bukan salah dia"
"Vendra! Sadar ga si karna kejadian ini kalian hampir mati? Bahkan Dylan aja belum sadarkan diri sampai sekarang. Dan sekarang kamu membela orang yang telah mengajak kamu untuk tawuran?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny
Short Story[Jadwal update : Rabu] • • • Ketika kamu tidak bisa berbuat sesuatu karna kehidupanmu bergantung dengan seseorang. Kebahagiaanmu, kesedihanmu, bahkan kehidupanmu semua ada di dirinya. Dan ketika takdir mempertemukan mereka, tidak ada yang bisa merek...