#09

17 4 0
                                    

♡Happy Reading♡

*****

Vendra memasuki mobilnya yang berada di parkiran. Setelah acara kampus selesai, ia langsung meninggalkan kampus karna sudah berjanji bertemu seseorang.

"Woe ndra!" Panggil seseorang. Vendra segera turun dari mobilnya dan menghampiri seseorang yang memangilnya tadi.

"Dah lama?" Tanya nya.

"Kaga, baru aja. Masuk masuk"

Mereka pun masuk ke dalam suatu ruangan. Sebenarnya itu adalah bangunan yang tidak terpakai, memang dari luarnya saja yang tidak terurus, tapi di dalamnya berbeda 360°.

Memang, Vendra dan temannya sudah menjadikan tempat itu sebagai markas mereka. Di tempat terpencil dan sepi. Sangat cocok untuk kegiatan mereka.

"Jadi gimana? Katanya kemaren lo ketemu sama mereka?" Tanya ken -teman dekat Vendra. Vendra hanya tersenyum simpul.

"Iya, ya seperti biasa. Tembak sana tembak sini. Beruntung gue ga kenapa napa, cuman lecetin mobil orang doang" jawabnya.

"Serius lu? Terus gimana? Yang punya mobil marah?"

"Ga, udah gue ganti pake roti bakar" Ken menatap Vendra tak percaya. Yang di tatap hanya mengangguk.

"Wah gila si lo. Ya kali mobil lecet diganti sama roti bakar doang"

"Tp lo keren si bisa hindarin serangan mereka" puji nya. Vendra hanya tersenyum.

"Sante aja, dah biasa gue"

"Ye tapi sama aja" cibir Ken.

Lalu hening, tak ada yang memulai pembicaraan lagi. Tiba tiba ken mendapat tlp. Vendra pun hanya menatap sekilas lalu sibuk dengan ponselnya.

"Eh, ndra"

"Hm?"

"Lo mau tau ga, gimana caranya ngalahin mereka?" Pertanyaan Ken membuat Vendra berhenti dari aktifitasnya.

"Caranya?"

Ken menarik smirk nya, lalu ia memainkan hp nya. "Jam 5 nanti, gue jemput di tempat biasa" ucapnya.

 "Jam 5 nanti, gue jemput di tempat biasa" ucapnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dylan sedang berada di kamar Vendra. Ia emang sengaja masuk ke kamar adiknya itu karna ia penasaran dengan kamar nya.

Dylan pun mengamati seluruh kamar Vendra. Hampir sama dengan kamarnya sebenernya. 1 kasur king size, 2 lemari, kamar mandi, 2 laci, dan sofa kecil di sebelah kasur.

Dylan pun melangkahkan kakinya ke kasur, lalu ia duduk di sana. Tiba tiba, ia menemukan secarik surat yang berada di bawah bantal.

Ia mengerutkan keningnya. Lalu ia mengambil dan membuka surat tersebut.

Bandung, 27 mei 2025

Gue bingung. Pengen marah, pengen nangis, pengen ngeluarin semuanya. Tapi gue gabisa. Gue harus nahan demi bunda -ralat, mama.
Gue pengen bilang ke mereka kalo gue nolak kejadian ini. Tapi mereka tetep bersikukuh sama keinginan mereka dan ga minta persetujuan dari gue maupun dia.
Seandainya mama tau kalo gue ga sengaja ngelakuin itu semua, seandainya aja kejadian ini ga terjadi, seandainya aja gue ga punya sodara tiri. Mungkin gue bisa bahagia sekarang.

My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang