#19

8 3 0
                                    

Oh iya, di part ini akan nyeritain tentang Danis dan keluarga nya ya.. Jadi disini khusus buat Dhira Danis okeii

♡Happy reading

*****

7 minggu sebelum mereka ke danau..

Hari ini adalah hari yang cocok untuk bermanja dengan kasur. Suara hujan yang terdengar di seluruh kamar dan bau tanah yang dapat membuat kita melepaskan penat di kepala.

Tepat pukul 7 pagi, Dhira masih betah di kasurnya, tak ingin bergerak sedikit pun.

"Hujan-hujan gini tuh enaknya di rumah, nonton drakor sama nyemil, baru mantap," monolognya.

Baru saja Dhira hendak menutup matanya kembali, tiba-tiba Tirna -mama Dhira mengetok pintu kamar.

"Dhira, sudah bangun sayang?" Tanya Tirna dari luar.

"Sudah, mi! Kenapa?"

"Di luar ada tamu, kamu cepat mandi terus ganti baju. 15 menit mami tunggu di dapur," pintanya.

Dhira memanyunkan bibirnya, "ini masih jam 7 mi, Dhira mau tiduran aja."

"Gaada tidur-tiduran. Kasian itu temen kamu udah nungguin dari tadi. Gaada babibu mami hitung dari sekarang!"

Dhira pun segera berlari dari kasurnya menuju kamar mandi. Mandi dengan kekuatan supernya yaitu 10 menit. Lalu, ia keluar kamarnya dengan perasaan jengkel.

'Siapa si yang dateng? Azura? Ryuna? Sekarang sabtu plis deh astaga' -batinnya.

Dhira pun telah sampai di meja makan, seketika matanya membulat lebar begitu melihat seseorang yang sedang mengobrol dengan kedua orangtua nya.

"Danis?"

Mereka telah berada di dalam mobil, tentu saja mobil milik seorang Daniswara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Mereka telah berada di dalam mobil, tentu saja mobil milik seorang Daniswara. Danis menggelengkan kepalanya ketika melihat Dhira yang menekuk wajahnya.

"Sudah, jangan di tekuk begitu," ucapnya.

Dhira menghela nafas pelan,"ya habis Mami ga kasih tau siapa yang dateng, gue kira si Zura sama Ryuna," ujarnya kesal.

Memang, tadi Dhira hanya menggenakan kaos oblong berlengan pendek warna putih, dengan celana pendek berwarna hitam sepaha dan rambut yang di cepol hingga memperlihatkan lehernya yang jenjang itu.

Danis hanya tertawa, "ya sudah kalau begitu. Ayo turun, kita udah sampai di apartemen saya," ucapnya sambil memakai tas ransel nya.

Dhira hanya mengangguk, lalu mengikuti Danis dari belakang. Dhira sempat terpukau selama berada di sana, karna semua nya di penuhi oleh lukisan yang begitu menakjubkan.

Brak!

Sontak, keduanya pun menoleh ke sumber suara. Di lihat nya bahwa ada dua orang yang menatap Dhira dengan pandangan yang tidak bersahabat.

My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang