[ 11 ]

938 120 8
                                    

快乐阅读!

Setelah perjalanan lima jam, akhirnya. Bis berbaris dan memasuki lobi sebuah hotel yang besar dan mewah, kalau gak salah tadi ada yang bilang hotelnya itu hotel bintang lima. Tau darimana? Dari hasil nguping, haha.

Daritadi (name) memutuskan untuk tidak bermain HP dimobil, karena takut mabuk mobil. Semoga Kita tidak ngechat, soalnya dirinya tidak akan mendapat balasan dari (name) dan akhirnya jadi khawatir dan tidak tenang deh.

"Wih, tahun ini hotelnya glow up ye" Atsumu menginjak paha Suna, hanya untuk mengintip hotel yang akan mereka tinggali. Tentu saja, Suna tidak membiarkan hal itu lewat begitu saja. Suna, yang tadi sedang tidur,

mendorong Atsumu sehingga ia jatuh, kemudian diketawain satu bis. "Suna ah! Gitu amat, cuman mau liat lagi." Atsumu menggosok-gosok belakang kepalanya dan duduk kembali.

(name)'s pov
Seketika turun dari bis, ternyata Kita sudah berdiri didepan, tungguin apa atau siapa? Gua? Kita berdiri dengan tangannya yang disilang, membuatnya keliatan mekar. Ampun dah, (name), disini haluanmu terpenuhi setiap hari.

"(name) tadi kok gak bales chat?" Kita nyamperin gua yang lagi nungguin giliran buat ambil koper. "Tadi dia ga main HP" Jawab Suna, yang tiba-tiba muncul dari belakang, bikin kaget aja. "Lah? Bener (name)? Terus tadi ngapain?" Kita tampak sedikit terkejut?

"Takut mabuk mobil teh, soalnya kalau udah terlanjur mabuk udah ga bisa diapa-apain." Betul, biar obat pun gak bakal nyelesain sih, tapi tadi gak nolak obat dari Kita, untuk berjaga-jaga saja. "Oh, bagusan gitu sih. Jangan banyakan main HP." Hah malah dikasih saran :,)

"(name) ni koper mu. Angat, berat." Suna mendorong koperku ke arahku dan Kita. "Thanks ya" Balasku, sambil menerima koper itu. "Yaudah, Kita dipanggil sama ms tuh, jaga-jaga ya (name)", "Iya, Kita-san juga yaa." Bahagia sekali rasanya, rasa dipedulikan.

"Cih, lo pacaran sama Kita-san?" Suna muncul dengan koper ditangannya, dengan pertanyaan yang aneh. "Ya gak lah." Gua jawab, "Terus kok dia peduli banget sama lo?", "Lah kan emang Kita-san seperti itu?" Balasku.

Suna terdiam sementara sebelum mengangguk setuju, "Iya sih, tapi gak sampai segitunya, apalagi sama wanita.", "wajarlah, mungkin karena aku manager kalian."

"ANAK-ANAK TOLONG BARIS SESUAI KELAS. DAN JANGAN RIBUT, BAPAK MAU MEMBUAT PENGUMUMAN INI." Teriak guru killer, yang pasti langsung dipatuhi oleh semua murid. Akhirnya, gua baris disebelah Atsumu.

"Kamar tahun ini kalian boleh tentukan sendir. Sekamar empat orang, perempuan dengan perempuan, sedangkan laki-laki dengan laki-laki! Jangan sampai bapak dapet kalian main ke kamar lawan jenis! Langsung dikirim pulang! Ngerti?", "Ngerti pak!" Balas semuanya.

Buset, kan gua gak punya temen perempuan ini? Ya gimana dong? Langsung saja, ekspresiku yang awalnya ceria kini menjadi busuk dan khawatir. Suna, yang berdiri dibelakang Atsumu ternyata daritadi mencuri pandangan ke gua,

dan nyadar bilang ada yang salah. "Lo kenapa?" Tanyanya. "Gak papa." Bohongku, berpikir keras ini jadinya kayak apa nanti. "BINGO!" gua tepuk tangan, teringat akan seseorang.

♡☆♡

"Lo yakin tidur sama mereka?" Tanya Atsumu, yang terkejut dengan keputusanku, yang sudah mutlak tentunya. "Iya hehe", "Dia udah lupa ya sama kejadian dibuli sama mereka?" Atsumu bertanya, tapi lebih ke arah sarkastik sih.

"Setuju. Meningan lo sama guru aja sana." Suna mendukung Atsumu. "Tenang aja, udah gak gitu kok. Kalau ada apa apa, gua pasti call." Kataku, meyakinkan mereka sebelum langsung menutup pintu kamarku.

Everything | Inarizaki ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang