[ 15 ]

691 111 8
                                    

快乐阅读!

Hari ketiga. Pria berambut unik, sang middle blocker itu, sudah mulai tipis kesabarannya. Ia tak ingin didiami perempuan itu, rasanya sangat tidak enak.

Eh? Tipis kesabarannya? Padahal hanya semalaman saja. Begitulah perasaan dia, tak tenang semalaman karena berpikir keras tentang apa yang dilakukannya sampai perempuan itu menjadi dingin seketika dengannya.

Padahal, kalau dipikir-pikir malam sebelumnya mereka masih baik-baik saja. Tidak, (name) mulai dingin  setelah mereka turun dari bus. "Samu." Teman yang dipanggil Suna itu berbalik kearahnya.

Karena Osamu barusan selesai mandi, maka sekarang dirinya hanya memakai celana saja. Atasnya? Masih tidak terlapisi oleh kain apapun. Bisa bayanginkan abs nya menggoda kayak gimana?

"Menurut lo, gua ada salah apa sama (name)?" Seketika itu, Osamu langsung menunjukkan muka tak enak, dan aneh. "Maksud?" Osamu tak bisa berkata apapun, karena bingung saja.

"Gak tau, kemarin gue kan tanyain bilang gue salah apa, karena jelas bet, seharian kemarin dia kayak hindarin gue." Suna mencurahkan hatinya kepada sahabatnya, yang mendengarkan dengan seksama.

"Dia cuman nyuruh gue pikir sendiri, anjir.", "WOW SANTAI BRO JARANG SEKALI LO BERKATA KASAR." Osamu malah mancing. "Cih."

Suna hanya menatapi tajam temannya itu. Kemudian, senyuman menggoda kecil muncul di bibir Osamu, ia pun menarik tangan temannya dan akhirnya mereka berdua duduk diranjang bersebelahan.

"Jangan-jangan, lo suka sama (name)-chan?", "Ya." Suna jawab langsung, tanpa basa-basi. "ANJIRRRRRR SUNAAAAAAAAA MANTAP SEKALI!" Osamu langsung berdiri sambil loncat-loncat kesenangan.

"EHH- Tapi lo emangnya ada dekat sama cewe lain? Kok bisa dia marah?" Ekspresi Osamu langsung berubah 180 derajat setelah mengingat cerita Suna.

"Gak lah, lo emang pernah liat gua ngomong sama yang lain? Kecuali mantan, haha." Suna tertawa kecil saat mengatakan kalimat terakhirnya, namun ia berhenti tertawa saat melihat Osamu.

"LO SUKA (NAME) TAPI MASIH NGOMONG SAMA MANTAN? NGAWUR SEKALI YA-", "BUKAN, MAKSUDKU DULU GUA HANYA NGOMONG SAMA MANTAN GUE, SEKARANG HANYA SAMA (NAME). ITU PUN MANTAN PAS SMP KELAS 1 WOI, CUMAN CINTA MONYET TOLOL" Malah jadi ngegas kan si Suna sama Osamu.

"Astaga, kalau ngomong makanya yang jelas dong." Osamu duduk lemas disebelah temannya. "Terus apa ya?" Osamu berpikir keras, buktinya, sekarang tangannya sudah memegang dagunya dan dahinya berkerut.

"Tapi, lo gak ada perasaan sama (name) kan?" Tanya Suna kepada temannya itu, takut dirinya cerita kepada orang yang salah.

"Gak lah, pas awal-awal dia join jadi manager sempat kayak gimana gitu, tapi setelah lebih kenal dengan (name), gue rasa dia lebih kearah saudara sendiri.

Gue rasa gua udah terlalu dekat dengan dia, terus gue yakin dia anggap gua kayak saudara doang." Lah? Kan kalau dekat bukannya? Sudahlah, kalau itu perasaan Osamu, jangan kita pertanyakan.

"OSAMU KURANG AJAR! BAJUKU DIDUDUKIN!" Langsung saja, kamar Miya bersaudara dan Suna itu menjadi ribut lagi, hanya karena Osamu yang tidak sadar bahwa dirinya daritadi duduk diatas baju Atsumu.

Setelah semuanya tenang, walau tak yakin, Suna merasa belum tenang, karena belum mengetahui perasaan Miya kuning. "Oi, jujur aja. Lo suka sama (name) ya?" Tanya Suna blak-blakkan, membuat Atsumu terkesiap.

"YA IYA LAH! DIA ITU SAUDARA KEMBAR GUE, CUMAN CERITANYA KETUKAR SAMA OSAMU ENTAH GIMANA! SIFAT KITA KALAU DIPIKIR MIRIP MIRIP JUGA YA. TAPI EH?! KENAPA?! EMANG LO SUKA SAMA (NAME)?" Teriak Atsumu dalam satu nafas, hebat sekali emang.

Everything | Inarizaki ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang