[ 36 ]

788 93 15
                                    

快乐阅读!

Tok tok tok. Berkali-kali Kita mengetuk pintu apartemen (name), namun tetap saja nihil; tak ada yang membalas, membukakan, dan menjawab.

Berkali-kali Kita mengirim pesan kepada (name), menelfonnya juga namun tetap saja. Tidak ada jawaban.

Akhirnya, karena terpaksa, ia meninggalkan bangunan itu dan berangkat ke sekolah sendirian karena tak ingin telat. Walau dengan hati yang khawatir terhadap nasib pujaan hatinya sekarang,

ia tetap menguatkan dirinya untuk belajar dengan baik. "Tak apa, mungkin (name) masih tertidur" batin Kita.

♡☆♡

"Bangsat ya lo Suna, sampai bikin nak orang gak datang ke sekolah." Kata Atsumu, sambil menunggu untuk dibukakan pintu oleh (name). "Ya maaf, tapi gue udah jelasin kan tadi.." Kata Suna, kalem.

Tadi, Kita memberitahu Atsumu bahwa (name) tak menjawab ketika pintu rumahnya diketuk. Jadi, Atsumu adalah Atsumu, ia langsung mengambil kesimpulan bahwa pasti ada yang terjadi diantara Suna dan (name).

Untung kali ini betul, bukan asal menuduh. 😊

Jadi akhirnya, Suna menjelaskan apa yang terjadi. Marah? Tentu saja Atsumu marah, namun menurut cerita Suna, (name) sepertinya sudah menyerah dengan hubungan mereka,

jadi yang membuat Atsumu sedikit tenang adalah Suna tidak memaksa ketika (name) keluar dari ruangan. Nanti Suna malah jadi yandere- Tapi tetap saja!

Jadi disinilah mereka sekarang, didepan pintu apatemen (name), mengetuk berulang kali sembari memanggil nama (name). "Masih belum juga?" Tanya Kita, yang tiba-tiba muncul dari belakang, berdiri disamping seseorang yang terlihat seperti pekerja.

"Permisi.." kata pria yang terlihat seperti pekerja itu, membuat Osamu, Atsumu, dan Suna membuka jalan untuk pria itu agar ia bisa membukakan pintu untuk mereka.

Tenang, pria itu sering melihat Kita berjalan bersama (name), makanya ia tak curiga.

Begitu pintu terbuka, langsung saja keempat pria itu masuk kedalam apartemen (name), sementara pria yang membukakan pintu pergi. Tapi nihil lagi. (name) tidak ada didalam.

"SUNA! KAU YAKIN KEMARIN DIA PULANG?" Osamu yang daritadi diam-diam saja langsung saja berapi-api, karena perempuan itu ternyata tak ada didalam.

Sekarang, Osamu dengan kasar menggenggam baju Suna, namun Suna tak melawan kembali. Osamu sudah siap meninju Suna, sebab tangannya yang sudah terkepal dan ia sudah dalam posisi untuk meninju Suna. "KAU.." Osamu terdiam sementara,

matanya mulai berkaca-kaca. Dengan perlahan-lahan, ia melepaskan genggamannya, merilekskan tangannya yang terkepal; ia menenangkan dirinya secara keseluruhan dan jatuh lemas di lantai.

"Seharusnya aku berbuat sesuatu untuknya disaat kau meninggalkannya. Kau bahkan tidak mencoba jika dia tidak mengirim pesan kepadamu terlebih dahulu." Osamu menutupi wajahnya dengan tangannya,

karena di titik ini- ia sudah menangis. Walau belum tahu jelas (name) dimana, ia tahu dengan jelas bahwa ada sesuatu yang sangat tidak benar terjadi disini.

"Woi." Semua berbalik kepada Atsumu, yang tadi mencari (name) diapartemennya, kini sudah duduk tenang di meja makan kecil (name) yang berbentuk bundar.

Atsumu mengangkat suatu kotak berbentuk hati, membuat semua penasaran dengan isi kotak tersebut. Akhirnya, semuanya duduk sekeliling meja makan, dan bersama, mereka membuka kotak itu.

"Surat..?" Kita sangat bingung, ia sungguh berharap apa yang sedang ia pikirkan tak benar-benar terjadi. Ia menyadari bahwa surat yang sedang ia pegang ada tulisan "Teruntuk Suna", jadi ia memberinya kepada Suna.

Everything | Inarizaki ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang