[ 31 ]

440 75 5
                                    

快乐阅读!

"Lah, Suna kenapa pacarmu tidak hadir?" Tanya wali kelas, melihat bangku (name) disebelah Suna yang kosong.

"Maaf, saya kurang tau pak.." Tidak, Suna bahkan tidak mencoba untuk berbicara dengan (name) setelah kejadian kemarin malam. Atsumu dan Osamu tentunya sudah mencoba untuk menghubungi (name), tapi hasilnya nihil.

"Yasudah, kalau begitu kita mulai saja." Pelajaran dimulai tanpa kehadiran (name). Walau sudah menyakiti perasaan (name),

Suna tentunya merasa gelisah dan menyesal akan perkataannya. Apalagi, jamet Atsumu. Teman baiknya sampai tidak masuk sekolah karena sakit hati. Nanti Suna bakalan disempak!

"Tugasnya dikerja sama teman sebangku kalian. Suna sama Kairi saja, mumpung (name) tidak hadir dan Kairi duduk sendirian.", "T-tapi kan.." Atsumu langsung berdiri,

hendak mengajukan komplen ke guru namun tidak jadi. Tidak mungkin kan ia mengatakan kepada guru untuk memisahkan keduanya. Yang ada semuanya jadi tahu akan masalah (name).

"Gak jadi, hehe." Atsumu kembali duduk. Ya ampun, semoga saja (name) tidak tahu, nanti semakin besar masalahnya.

Atsumu hanya menonton Kairi dan Suna dari kursinya. "Tidak mungkin kan Suna ada kenapa napa sama si Kairi?" Batin Atsumu. Semoga saja.

"Rintarou-chan maunya bagaimana?" Tanya Kairi, menghadap ke Suna yang dari tadi terlihat malas. "Rintarou-chan ayo-",

"Bisakah kau berhenti memanggilku dengan Rintarou-chan, RIntarou-chan? Kita bahkan tidak dekat. Panggil dengan Suna saja".

Kairi merasa seolah-olah ia tertohok, tetapi harus tetap teguh. Entah mengapa (name) tidak hadir hari ini, jadi ini adalah kesempatannya untuk lebih dekat dengan Suna.

"Maaf, kalau begitu kita kerja sekarang?" Kairi mengikhlaskan saja, karena demi tugasnya. Tugasnya lebih penting :)

"Malas, kamu aja." Jawab Suna singkat, membuat Kairi tersenyum batin. Senyuman pasrah dan tertekan. Bisa-bisanya diajak kerja malah malas. Tapi, jadi teringat masa lalu.

Dulu, Suna dan Kairi juga pernah sekelompok, dan Suna dari dulu menjadi beban kelompok karena malas jika harus bekerjasama dengan orang lain. Tidak peduli "orang lain" itu siapa, ia malas.

"Oke deh, kalau begitu bukumu pinjam ya.." Suna hanya mengiyakan, intinya tugasnya jadi, semuanya selesai. Tambahan, hari ini bukan hanya malas.

Suna juga sedang merasa tertohok, karena kejadian kemarin malam. Apa jangan-jangan ia hanya asal berbicara? Mungkin ia benar-benar hanya ingin menunjukkan kepada Kairi bahwa ia sudah memiliki (name),

dan bukan menyukainya. Ah sudahlah, benar-benar merepotkan. Suna melipat tangan kemudian menyandarkan kepalanya, kemudian tidur.

♡☆♡

"Suna, bangun. Sudah jadi." Panggil Kairi lembut. Suna yang masih setengah sadar itu hanya menatap posternya sebentaran, kemudian mengangguk saja.

Semua mengerjakan poster kelompok masing-masing, sementara yang sudah selesai, sudah mulai latihan. Tapi, tidak termasuk Suna dan Kairi. Alasannya sudah bisa ditebak kan.

Tak lama kemudian, terdengar suara ketukan dari pintu kelas, membuat semua menjadi hening seketika. Hening, agar kalau guru ngegibah, bisa jadi bahan gosip (^O^)

"Masuk!", "Maaf pak saya telat, kebablasan tidur.." eh? Ternyata (name). Suna yang tadinya sudah bersiap-siap untuk mendengarkan gibah guru itu langsung berpura-pura tidur, karena ia tidak berani melihat (name).

"Ya gak apa apa, baru pertama kali kan? Hari ini kita kerja kelompok bersama teman sebangku, tapi karena Kairi sudah bapak pasangkan sama Suna, pikirnya kau tidak hadir hari ini–",

"Tidak apa apa pak, saya join kelompok Atsumu saja, boleh pak?" Tanya (name). Karena guru tidak memiliki masalah dengan itu, ia hanya mengiyakan. Untung saja,

walau "telat", bisa saja kan (name) malah disuruh tetap sama Suna. Sama Suna dengan Kairi maksudnya. Makin parah saja kalau begitu. Tapi, sebenarnya (name) bukan telat, emang niatnya bolos.

flashback, 07.34 AM. (name)'s pov
Kita : (name) kau tidak hadir kata samu?
Kita : ada apa? tumben sekali, kau malas tapi tidak mungkin membolos
Kita : (name)?
Kita : atau sakit kah?

Aku menatap ponsel dengan tatapan lelah dengan hidup, padahal hanya "diselingkuhi". Bahkan tidak sampai diselingkuhi tanpa tanda kutip. Tapi mirip-mirip saja bukan?

Aku tidak berpindah tempat dari malam, masih tetap didepan pintu apartemen, namun sekarang aku bebaring menatap langit-langit apartemen.

Dan tidak terasa, gua malahan tertidur.

Tapi.

Tok tok tok. "(name)? Kau tidak apa apa?" Tok tok tok. Ah, suara lembut dan hangat milik Kita-san. Tok tok tok tok tok. "Gue tungguin ya.. tau kok kamu didalam."

Dua menit menjadi lima menit, lima menit menjadi sepuluh. Dan Kita-san masih terdengar nafasnya dibalik pintu. Tentu saja, karena tidak enak, pintunya kubuka kan. Jangan sampai ia membolos hanya untukku.

Eh tunggu, ini sudah membolos. Kita langsung berdiri dan menatap wajahku yang kusam, mata ku yang bengkak. "Kacau sekali, ada apa?".

"Tidak ada apa apa.. Kita-san kenapa disini?" tanyaku, aneh sekali rasanya untuk melihat Kita-san di tempat yang bukan sekolah di jam sekolah..

"Oh, hari ini guru sub ku ada meeting, jadi kita diberi jam istirahat dulu. Sekarang ayo cerita (name).."

author's pov
Maaf saja, karena (name) memang keliatannya kacau sekali, biar orang sebodoh apapun tidak bisa dibodohi.

Kita akhirnya dibolehkan masuk kedalam apartemen (name), keduanya duduk di sofa dan (name) mulai bercerita mulai dari Kairi muncul. Sampai menangis-menangis. Untung saja ada Kita yang memberi pelukan hangat untuk (name).

Walau sebenarnya ia ingin bercerita tentang dirinya yang berasal dari "dunia yang lain", (name) sudah menahan karena tentu saja, hal itu terdengar gila.

"Maaf, aku tidak bisa mengatakan apapun, karena jika aku mengatakan sesuatu, itu tidak akan bisa menggantikan apa yang terjadi.." Kita mengelus rambut (name) pelan. "Tapi, kau mau membolos untuk bajingan yang memperlakukanmu seperti itu?" Tanyanya,

membuat (name) langsung otomatis duduk tegap,  mengusap air matanya, karena ia tak percaya dengan telinganya. "Kita-san, apa kau barusan m-mengatakan bajingan..? Ya ampun Kita-san,

kalau begitu kita harus ke sekolah sekarang. Ayo!" (name) berjalan kearah pintu depan, mengangkat tasnya, namun ia diberhentikan oleh Kita yang sedang ketawa.

"Kau ini, coba mandi cepat dulu sana. Tidak mungkin kan kau ke sekolah dengan tampang seperti itu?", "Hm?" (name) melepaskan tasnya, berjalan kearah kamar mandi dan begitu shock ketika melihat dirinya di cermin.

"Astaga, memalukan...!" Batin (name). Tidak apa-apa kok, menurut Kita-san sebenarnya (name) masih cantik walau kacau seperti itu. (^O^)/

tehee
oke aku wawancara dulu 💀🤚🏻
maaf telat up, sibuk banget :(

Everything | Inarizaki ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang