[ 18 ]

585 66 7
                                    

快乐阅读!

"SEMANGAT NULISNYA!" Kata guru bahasa yang menyemangati murid-muridnya dalam mengerjakan esai studi tur.

Tiga hari yang lalu, mereka sudah balik sekolah lagi, dan langsung saja– tugas yang sudah menumpuk menyerang.

(name) serasa ingin menangis dan teriak, merasa gila karena tugas-tugas ini. "Ya kali, masa gue tulis senang karena ditembak crush.." kata (name), menjambak rambut sendiri.

Suna hanya tertawa mendengar hal itu, "Gue sih bakalan nulis tentang itu.", "CKK, APAAN? GILA?" (name) langsung menepuk pelan pundak Suna, karena ngomong ga pake mikir dulu.. ya kan ga mungkin tulis "perasaan kalian" yang seperti itu.

Sudahlah, tanpa berpikir panjang, (name) memutuskan untuk mengerjakan tugasnya dengan asal-asalan saja, intinya jadi. Dirinya sudah puas dengan itu.

"KALIAN KERJA SUDAH SAMPAI DIMANA? BERTIGA KE PERPUS AJA YUK." Tawar Atsumu, yang tiba-tiba menghampiri meja (name) dan Suna. Mereka mengangguk setuju, dan akhirnya mereka bertiga ke perpus buat nugas.

Dan karena keadaan kelas sedang ribut, jadi mungkin ke perpus lebih baik ya?

Tidak, ternyata tidak. Jika Atsumu bisa terpikir untuk nugas di perpus, maka pasti banyak murid dari kelas-kelas lain juga yang terpikir.

Perpustakaan sekolah sudah dipenuhi semua mejanya, sehingga ada yang bahkan duduk di sofa membaca, dan ada juga yang melantai saja.

Karena mereka sudah malas untuk jalan kembali ke kelas, jika harus balik lagi maka mereka harus turun kembali ke lantai tiga, sedangkan sekarang mereka di lantai lima.

Akhirnya, mereka melantai juga. Di ujung ruangan perpustakaan itu, sambil nyandar ke dinding. Dan lebih parahnya lagi, awalnya mereka niatnya mau nugas, malah jadi gibah bareng. (Based on a ✨true✨ story)

"Eh?" Tak lama kemudian, sesi ngegibah mereka terpotong karena tiba-tiba saja seseorang mendatangi mereka. Seseorang itu adalah Kita Shinsuke.

"Esainya sudah selesai?" Tanya Kita, membuat ketiga murid kelas 11 itu menggeleng kepala. "Kan baru mulai, masih juga sesi pertama" jawab Atsumu.

"Ya, tapi kalau misalnya kalian kerja dengan semaksimal mungkin, esainya sudah selesai. Seperti saya." Tak boleh gitu Kita-san, jangan membandingkan dirimu yang jenius dengan mereka yang tolol. 😇🙏🏻

"E-eh iya, ini kita kerjain sekarang.." trio kelas sebelas itu akhirnya duduk tenang dan diam, sembari mengerjakan esai masing-masing.

♡☆♡

"Ga mau pulang ni?" Tanya Suna yang menghampiri (name) yang sudah daritadi mengetik esainya. "Belum selesai...", "Emang udah berapa kata?" Tanya Suna lagi.

(name) mengecek dan oh, "Baru 600 kata.." jawab (name) yang ditemani dengan senyuman pasrah. Padahal sudah mengerjakan daritadi, sampai sekarang, jam 4 sore.

Terlebih lagi, di dua hari yang akan mendatang, ada ujian matematika yang menunggu~ Sungguh melelahkan, padahal ujiannya bisa nunggu, tapi gurunya pengen cepat karena kalau tidak materi barunya akan terus terundur.

"Gausah sakit pala, punya gue aja baru 200-an kata mah.." kata Suna, dan masih bisa meminum susu yang baru dibelinya dengan santai. "Ya ampun Suna! Gak takut telat?" (name) agak bingung sama pacarnya, soalnya kan agak gimana gitu toh.

"Biasa aja sih, tapi buat alasan inspirasi esai gue udah ada ide." Kata Suna, sembari mengambil satu kotak susu dari tasnya, kemudian diberinya kepada (name). "Apa?" Tanya si perempuan.

"Rencananya sih, mau nulis kayak 'yang menjadi inspirasiku untuk mengerjakan esai ini adalah deadlinenya' ya gitu lah kira kira" Ya ampun, bisa-bisanya untuk sesaat (name) mengharapkan jawaban yang serius dari Suna.

"Ngaco ya lo" (name) berbalik ke arah laptopnya lagi, melanjutkan mengetikkan esainya. "Ayolah~ Besok aja itu mah, pasti selesai. Deadline juga masih akhir minggu.." pinta Suna yang sudah gatal untuk ngedate sehabis sekolah dengan (name).

"Mau selesaiin dulu ini, biar ga usah dipikirin nantinya.." Jawab (name) yang tak melepaskan pandangan dari laptop, membuat sang pacar cemberut.

Walau ingin dihiraukan, tetap saja tatapan Suna sangat tajam dan seketika membuat (name) tak bisa fokus. "Jangan liat-liat dong!", "Abis, kamu terlalu cantik" SUNA JANGAN BIKIN HATI OLAHRAGA..

"Pergi aja lo! Pergi!!" Usir (name), walau ia baper tapi ia benar-benar ingin menyelesaikan tugas esainya hari ini. "Ngusir ya? Padahal ini bukan perpus mu loh".

(name) menarik nafas yang dalam. Meskipun sekarang mereka sudah berpacaran, Suna masih tetap saja hobi membuat (name) kesal.

"Yaudah, intinya jangan liat-liatin dong plis deh.." (name) sudah benar-benar pasrah. Untung saja, Suna yang peka sudah mendengar intonasi frustrasi dari sang kekasih, jadi ia tak menganggunya lagi.

Sementara, (name) mengetik dan mengetik terus, tanpa henti sehingga akhirnya jadi, esai 1000 kata itu. Entah kenapa, otaknya langsung lancar setelah tak diganggu Suna. Eh ralat, semakin lebih lancar daripada jam-jam sebelumnya, biar disaat Suna belum ke perpus untuk menemaninya.

(name) berbalik kearah pacarnya, sedikit bingung karena parah sih, gak kayak biasanya. Biar disuruh mingkem biasa tetap saja berkomentar, ini kok– oh, tidur ya dia?

(name) menjauhkan laptopnya sedikit, kemudian menyandarkan kepala diatas tangan dia, sambil berhadapan dengan Suna.

Walau sudah sering dikatakan, wajahnya begitu indah, apalagi saat sedang kalem. Mata sipitnya tertutup, sementara mulutnya sedikit terbuka. (name) mengusap rambut Suna perlahan,

tapi ternyata tindakannya itu membangunkan Suna. "Udah?" Tanya Suna, membuat (name) mengangguk. "Nice~ sekarang kita-" Suna memotong pembicaraan sendiri ketika melihat keluar jendela dan ternyata sudah mulai gelap.

"Ini jam berapa?", "Jam setengah tujuh." Jawab (name). "Ya ampun! Gue belum ngabarin nyokap pula!" Katanya, panik dan sesegera mungkin mengambil HP dari tas, untuk mengabari emaknya.

"Gue bermalam ya dirumahmu..", "HAH??" (name) yang terkejut hingga rasanya seperti ingin kejang-kejang itu secara reflek mengeluarkan yang cukup keras untuk modelan perpustakaan.

"Katanya mama papaku mereka gabakal pulang nanti, jadi gue bermalam dirumah mu ya. Bisa have fun sekalian~" 🌚

tehee
mengcape karena punya pacar
kek suna.

Everything | Inarizaki ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang