KLANDESTIN

06. Dandelions

Rain membuka matanya tempat ini tidak asing ini adalah kamar Marvel, ia melihat sekeliling sudah pukul 04.50 pagi, tetapi dia tidak melihat keberadaan Marvel.

Segera ia beranjak dari tempat tidur, mencari-cari dimana ponsel nya berada, setelah beberapa menit ponsel di temukan di atas meja kerja Marvel. Dia melihat beberapa notif i-massage dari Marvel.

Kak Marvel

Dek maaf...

Buat?

Kakak gagal.

Iya emang, kan harta lebih penting bagi kakak daripada aku.

Btw, thanks.

Dek..

Iya kan? haha

*delivered

Entah kenapa dada Rain sangat sesak, air mata nya tiba-tiba keluar dengan sendirinya. Sakit sekali, kenapa Rain harus mengalami ini.

Rain meninggalkan kamar Marvel kemudian berjalan kearah kamar nya sendiri, langit masih terlalu gelap, Rain menunggu pagi dengan memandangi langit sambil mendengarkan musik favoritnya.

Dandelions - Ruth B

Bagi Rain lagu ini menggambarkan segala hal. Entah rasa sakit, bingung, harapan semuanya menyatu di dalam lagu ini. Walaupun dia tidak tau, apa yang dia harapkan dari dunia ini.

Rain menatap langit dengan tatapan teduh, ia sangat lelah, sampai kapan ia harus bertahan dengan semua ini, sudah muak ingin menyerah. Tetapi apabila dia menyerah apakah luka ini akan berakhir atau malah semakin parah, Rain takut jika Rain sudah tidak ada mamanya akan melampiaskan semua amarah kepada Marvel.

Triring...

Panggilan video from Raihan XI MIPA 3 (📞)

"Hehe halo cantik"

"kenapa sih han gak ada kerjaan banget masih pagi loh ini?"

"Hehe maaf maaf, tadi gue abis dari depan kebetulan lewat rumah lo, ngeliat lo lagi natep langit cantik banget"

"lebay!"

"Gue serius"

"Ya lo pikir gue lagi bercanda?"

"Sensi banget ya ampun, liat tuh mata lo sembab"

"Gak ada urusannya sama lo"

"Hadehhh iya deh iya, btw hari ini sibuk gak?"

"Sibuk pake banget"

"Gue mau ikutan sibuk lo dong gue gak ada kerjaan"

"Gak apaan sih"

"Please, ya ya ya?"

"Ish yaudah sekali ini aja, lain kali gak!"

"Hehe makasih cantik"

Tuut..

Rain mematikan sambungan panggilan video dari Raihan.